iklan banner

Tentang Teori Uses And Gratifications

Perilaku
Perilaku dalam kamus bahasa indonesia yakni tingkah laris atau perbuatan individu atau tanggapan individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap (Walgito, 2003). Setiap insan pastilah mempunyai sikap berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Perilaku atau acara yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai jawaban dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun demikian sebagian terbesar dari sikap organisme itu sebagi respon terhadap stimulus eksternal. Bagaiman kaitan antara stimulus dan sikap sebagai respon terdapat sudut pandang yang belum menyatu antara para ahli. Ada hebat yang memandang bahwa sikap sebagai respon terhadap stimulus, akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, dan individu atau organisme seolah-olah tidak mempunyai kemampuan untuk memilih perilakunya, hubungan stimulus dan respon seolah-olah bersifat mekanistis. Pandangan semacam ini pada umumnya merupakan pandangan yang bersifat behavioristis.


Berbeda dengan pandangan kaum behavioristis yakni pandangan dari ajaran kognitif, yaitu yang memandang sikap individu merupakan respon dari stimulus, namun dalam diri individu itu ada kemampuan untuk memilih sikap yang diambilnya. Ini berarti individu dalam kedaan aktif dalam memilih sikap yang diambilnya (Walgito, 2003: 13).

Menurut lewin (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2007 : 27), sikap individu diartikan sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan. Perilaku insan tidak sanggup lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu berada. Perilaku insan didorong oleh motif tertentu sehingga insan itu berperilaku.

Menurut Skiner (dalam Walgito, 2003:17) membedakan jenis-jenis sikap menjadi (a) sikap yang alami (innate behavior), (b) sikap operan (operant behavior). Perilaku alami yaitu sikap yang dibawa semenjak organisme dilahirkan, yaitu yang berupa refleks-refleks dan insting-insting, sedangkan sikap operan yaitu sikap yang dibuat melalui proses belajar.

Proses Pembentukan Perilaku
            Perilaku insan sebagian besar ialah berupa sikap yang dibentuk, sikap yang dipelajari. Berkaitan dengan hal tersebut ada tiga cara yang dipakai dalam  membentuk sikap sesuai dengan yang dibutuhkan (Walgito, 2003: 18 – 19).
1. Cara pembentukan sikap dengan kondisioning (kebiasaan).
Salah satu cara pembentukan sikap sanggup ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku menyerupai yang diharapkan, jadinya akan terbentuklah sikap tersebut. Cara ini didasarkan atas teori berguru kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner.
2. Pembentukan sikap dengan pengertian (insight).
Pembentukan sikap sanggup ditempuh dengan pengertian atau insight. Misal tiba kuliah jangan hingga terlambat, lantaran hal tersebut sanggup mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik motor harus pakai helm, lantaran helm tersebut untuk keamanan diri. Cara ini menurut atas teori berguru kognitif, yaitu berguru dengan disertai adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam berguru yang dipentingkan yakni soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam berguru yang penting yakni pengertian atau insight. Kohler yakni salah seorang tokoh dalam psikologi Gestalt dan termasuk dalam ajaran kognitif.
3. Pembentukan sikap dengan memakai model.
Di samping cara-cara pembentukan sikap menyerupai tersebut di atas, pembentukan sikap masih sanggup ditempuh dengan memakai model atau contoh. Kalau orang bicara bahwa orang renta sebagai teladan anak-anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menawarkan pembentukan sikap dengan memakai model. Pemimpin dijadikan model atau teladan oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas teori berguru sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).

Faktor yang mempengaruhi Perilaku Manusia
Perilaku insan di pengaruhi oleh aneka macam faktor. Rakhmat (2007: 32-47) menjelaskan ada dua faktor yang mempengaruhi sikap seseorang yaitu : faktor personal dan faktor situasional.
1. Faktor personal 
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri insan terdiri dari :

a. Faktor Biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis insan memilih perilakunya, sanggup diawali hingga struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orangtuanya.

b. Faktor –faktor Sosiopsikologis
Manusia sebagai makhluk sosial memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya diantaranya :
  1. Motif sosiogenis disebut juga sebagai motif sekunder. Abraham Maslow mengklasifikasikan motif ini menjadi empat yaitu: Safety needs,belongingness and love needs, esteem neds, self-actualization.
  2. Sikap yakni kecenderungan bertindak, persepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.
  3. Emosi menawarkan kegoncangan organisme yang disertai gejala-gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis.
  4. Kebiasaan yakni aspek sikap insan yang menetap, berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan.

2. Faktor Situasional
  • Faktor Ekologis. Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku
  • Suasana Perilaku (Behavioural setting). Berdasarkan penelitian Roger barker menemukan bahwa sikap seseorang diubahsuaikan terhadap suasana yang dialaminya.
  • Faktor-faktor sosial terdiri dari struktur organisasi, sistem peranan, struktur kelompok dan karakteristik populasi.
  • Lingkungan Psikososial. Persepsi sesorang wacana sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan, akan besar lengan berkuasa pada sikap individu dalam lingkungannya.

Perilaku Menonton Televisi
Perilaku menonton menawarkan sikap penggunaan media televisi. Menurut Lowery dan De Fleur (1993) dalam Nando dkk (2012) menyebutkan ada tiga hal yang sanggup dijadikan sebagai alat ukur sikap menonton yaitu total waktu menonton (durasi), seringnya menonton (frekuensi), dan pilihan acara acara yang ditonton. Total waktu menonton yakni jumlah waktu yang dihabiskan seseorang untuk menonton acara komedi, sedangkan frekuensi menonton yakni berapa kali seseorang menonton acara komedi dalam jangka waktu tertentu. Pilihan acara acara yang ditonton sanggup dilihat dari pilihan nama acara acara komedi yang dipilih untuk ditonton.
Keinginan khalayak untuk menonton televisi didasari oleh beberapa hal, salah satunya yakni motivasi. Motivasi merupakan perjuangan yang dilakukan insan untuk mengakibatkan dorongan untuk berbuat/ melaksanakan kegiatan. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri insan yang mengakibatkan insan berbuat sesuatu Gerungan (Ardianto, dkk 2009:93). 

Khalayak
Menurut Fajar (2009:155) Khalayak dalam komunikasi massa sanggup terdiri dari pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton film dan televisi serta pendengar pidato (rhetorika). Khalayak yakni salah satu pemain film dari proses komunikasi, lantaran itu unsur khalayak dihentikan diabaikan, alasannya yakni berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. (Cangara, 2010:157) Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok  dan masyarakat.

Komunikasi Massa
Komunikasi massa yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Rakhmat (Ardianto, dkk 2009:3) Definisi dari rakhmat diatas wacana komunikasi massa termaksuk sederhana, namun sanggup diketahui bahwa komunikasi massa itu harus memakai media massa. Kaprikornus sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, menyerupai rapat akbar dilapangan luas yang dihadiri banyak orang tetapi kalau tidak memakai media massa, itu bukan komunikasi massa. Komunikasi massa berarti suatu kegiatan memberikan pesan melalui media dan media yang dipakai harus dapat  dijangkau khalayak yang kedudukannya tersebar luas, jumlahnya banyak atau bersifat massal, serta dalam waktu bersamaan Rakhmat (2007:189). 

Menurut Gebner (Rakhmat, 2007:188) komunikasi massa yakni produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan forum dari arus  pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi Gebner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk  berupa pesan-pesan  komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, contohnya harian, mingguan, dua mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak sanggup dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.

Sumber http://dominique122.blogspot.com

0 Response to "Tentang Teori Uses And Gratifications"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel