iklan banner

Tips / Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Dan Karakteristik Siswa

Sebuah perencanaan didasarkan atas kebutuhan (need), apakah kebutuhan itu? Salah satu indikator adanya kebutuhan lantaran didalamnya terdapat kesenjangan (gap). Kesenjangan yaitu adanya ketidak sesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.

Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan yaitu adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan,dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.

Jika yang kita inginkan siswa menguasai 1500 kosa kata bahasa inggris, sedangkan siswa hanya menguasai 800 kata, maka terjadi kesenjangan 700 kata lagi. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah pembelajaran bagaimana meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata sehingga hingga pada sasaran 1500 kata.

Contoh lain contohnya pada siswa SD, mereka diharapkan mempunyai keterampilan dalam membaca, menulis, dan berhitung. Ternyata dalam kenyataannya mereka gres sanggup membaca saja, sehingga kebutuhannya yaitu bagaimana biar mereka bisa menulis dan berhitung. Begitu halnya jikalau siswa diharapkan mempunyai kemampuan untuk menjumlahkan, mengalikan dan membagi, namun ternyata mereka gres saja bisa menjumlahkan saja.

Dengan demikian kebutuhannya yaitu meningkatkan kemampuan mengalikan dan membagikan. Tidak hanya kemampuan dan keterampilan, pada aspek sikap juga sering terjadi kesenjangan yang mendorong kebutuhan.

Misalnya siswa SD diharapkan sudah bisa berperilaku hidup sehat dengan rajin menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, mandi dua kali sehari, selalu berpakaian rapi dan tidak jajan sembarangan. Namun dalam kenyataannya tidak sesuai dengan harapan, dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan sikap siswa untuk hidup bersih.

Adanya kebutuhan, seyogyanya menjadi dasar dan pijakan dalam membuat media pembelajaran, lantaran dengan dorongan kebutuhan inilah media sanggup berfungsi dengan baik. Misalnya dalam pembelajaran bahasa inggris pada umumnya siswa merasa kesulitan untuk membuat kalimat bahasa inggris ditambah perasaan aib dan takut untuk berbicara. Guru yang kreatif sanggup membuat sebuah media.

Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, lantaran hampir tidak ada satu media yang sanggup memenuhi semua tingkatan usia, dalam hal ini Barbara B. Seeles (1994:98) menyampaikan bahwa diharapkan informasi ihwal gaya berguru siswa atau learning style. Beberapa learning style yang sanggup diidentifikasi dari siswa adalah:

a.  Tactile/Kines thetic. Para siswa memperoleh hasil berguru optimal apabila disibukkan dengan suatu aktivitas. Mereka tidak ingin hanya membaca tetapi ikut terlibat eksklusif melaksanakan sendiri.
b.  Visual/perceptual. Para siswa memperoleh hasil berguru yang optimal dengan penglihatan. Demonstrasi ini dari papan tulis, diagram, grafik, dan tabel, yaitu semua alat yang berharga untuk mereka pelajar tipe visual selalu ingin melihat gambar, diagram, flow chart, time line, film, dan demonstrasi.
c.  Auditory. Pelajar menyukai informasi dengan format bahasa lisan. Hasil berguru diperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan mengambil bab pada diskusi kelompok.
d.   Aktif Versus Reflektif Aktif: pelajar cenderung untuk mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik apa dengan melaksanakan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan pada orang lain.
e.  Reflektif: pelajar suka memikirkan sesuatu dengan damai “Mari kita fikirkan terlebih dulu” yaitu jawaban pelajar yang reflektif.
f.    Seqwential Versus Global Seqwential: Pelajar menyukai untuk berproses step-by-step, terhadap suatu cara dan hasil final yang sempurna.
g.  Global: Pelajar menyukai suatu ikhtisar atau “gambaran besar” dari apa yang mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang kompleks.

Kebutuhan akan media sanggup didasarkan atas tuntutan kurikulum. Siswa kelas enam SD pada final tahun diharapkan mempunyai sejumlah kemampuan, keterampilan dan sikap yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Pada awal tahun aliran tentulah guru menghadapi kesenjangan untuk mencapai sasaran kurikulum sehingga pada final tahun kemampuan itu sudah sanggup dimiliki siswa.

Media yang dipakai siswa, haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Misalnya seorang siswa yang ingin berguru ucapan dan percakapan dalam bahasa inggris melalui kaset audio, hanya akan sanggup mengikutinya jikalau siswa tersebut telah mempunyai kemampuan awal berupa penguasaan kosa kata dan sanggup menyusun kalimat sederhana. Jika itu tidak memperhatikan kemampuan tersebut saat diberikan media tersebut siswa akan mengalami kesulitan.

Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa acara yang terlalu gampang akan membosankan bagi siswa dan sedikit sekali keuntungannya bagi siswa lantaran siswa tidak memperoleh perhiasan kemampuan yang sebenarnya. Sebaliknya acara media yang terlalu sulit akan membuat siswa frustasi.

Kemampuan dan keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa tidak sanggup terpenuhi dan terserap dengan baik, sehingga tidak terjadi perubahan sikap pada siswa.Inilah yang harus dihindari dalam perancangan media pembelajaran.




Sumber http://pintubelajarcerdas.blogspot.com

0 Response to "Tips / Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Dan Karakteristik Siswa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel