Sejarah Kwartir Kawasan Lampung
Tahun 1961 Lampung masih menjadi karesidenan dan merupakan bab dari propinsi Sumatera Selatan, dengan Residen Raden Muhamad ( ayah dari Letjen Himawan Sutanto / mantan Ka.Kwarnas ).
Kelahiran Gerakan Pramuka di kawasan Lampung, sanggup dikatakan besamaan dengan kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia yaitu tanggal 14 Agutsus 1961. Hal ini sanggup ditinjau dari penuturan salah seorang pelaku sejarah yaitu kak Hadi Suratman seorang instruktur senior yang ketika ini masih hidup dan masih eksis serta aktif dalam kepramukaan yang mengalami dan menjalani eksklusif tahap dan peristiwa-peristiwa awal keberadaan dan perkembangan Gerakan Pramuka di kawasan Lampung. Saat awal kelahiran Gerakan Pramuka kak Hadi Suratman menjadi pemimpin yang membina kepanduan PKS di tempat ia bertugas sebagai guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tanjungkarang. Sayang dokumentasi secara administratif maupun foto yang memperlihatkan bukti keabsahan insiden tersebut tidak bisa didapat lagi alasannya yakni pada ketika itu semuanya masih serba terbatas.tetapi info dari kak Hadi Suratman ini sanggup diakui kebenarnnya alasannya yakni selain ia masih ada pelaku sejarah yang hidup yaitu kak Muchtar Seman Truna Irawan , yang meskipun ia tidak sanggup aktif dalam Gerakan Pramuka tetapi masih memperlihatkan perhatian dan sumbangan terhadap Gerakan Pramuka.
Sebagai kelanjutan dari peleburan kepanduan menjadi Gerakan Pramuka pada tanggal 9 Maret 1961, dan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 Tahun 1961 pada bulan Mei 1961, tokoh-tokoh kepanduan di kawasan Lampung mendapatkan Keppres Nomor. 238/1961 perihal peleburan Pandu menjadi satu wadah satu organisasi kepanduan yang disebut Pramuka ( Praja Muda Karana ) , beberapa tokoh kepanduan yang ada di Tanjungkarang antara lain Kakak Suwardi dari Pandu Rakyat, kak Usman Amin dari dari Pandu HW, Kak Raden Syarih Jufri dari Pandu N.A, Kak Sujas dari Pandu Katolik, Kak Aswar dari Pandu Islam ( S.I.A.P ), Kak Muhtar Seman dari Pandu Udara, Kak Hadi Suratman dari Pandu PKS dan beberapa orang lainnya berkumpul di rumah kak Suwardi, dan bermusyawarah menyikapi Keppres 238 tersebut.
Pertemuan tersebut menyepakati bagi pandu yang oke meleburkan diri menjadi Pramuka tidak dihalangi dan bagi yang tidak oke tidak ada permasalahan dan tidak perlu dimusuhi. Dari beberapa tokoh yang berkumpul tersebut disepakati kak Hadi Suratman , Kak Usman Amin , Kak Syarih Jufri, untuk segera menghadap Bapak Walikotapraja Tanjungkarang-Telukbetung yang ketika itu yang dijabat oleh Bapak Zainal Abidin Pagar Alam untuk memberikan beberapa hal antara lain melaporkan adanya Keppres 238/1961, perihal Gerakan Pramuka dan mohon restu akan dibentuknya Gerakan Pramuka di kawasan Lampung. Dalam pertemuan dengan bapak Walikota itu dilaporkan juga rencana akan dilaksanakan pawai sosialisai Gerakan Pramuka Lampung bersamaam dengan kirab Gerakan Pramuka di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1961.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, bersamaan dengan kirab sosialisasi Gerakan Pramuka di Jakarta, sebagaimana yang telah dilaporkan kepada walikota diadakanlah pawai Gerakan Pramuka berkeliling kota Tanjungkarang dengan rute dari lapangan Enggal ( ketika ini Saburai ) menuju Durian Payung ( Jalan. Kartini ) terus kearah Bambu Kuning melalui Jalan Pemuda ( simpang empat kantor CPM, kini depan Pos Polsekta Tanjungkarang Pusat ), terus melalui Jln. Raden Intan dan kembali ke lapangan Enggal melalui pertigaan toko Gramedia ( kini jalan Tulangbawang ). Dalam pawai tersebut penerima masih mengenakan seragam pandu usang dengan peci nasional tetapi belum memakai setangan leher pramuka menyerupai setangan leher sekarang. dalam pawai tersebut juga tidak digunakan setangan leher pandu dan segala atributnya. Sesampainya di lapangan Enggal, beberapa tokoh berkumpul kembali untuk menindaklanjuti pembentukan Gerakan Pramuka di kawasan Lampung. Perkembangan selanjutnya terbentuklah Kwartir Cabang Tanjungkarang/Telukbetung ( nama sebelum Bandar Lampung ) dengan Ka. Kwarcab yang pertama Kak Syoekri Koharurizal, Sekretaris kak Muhtar Seman Truna Irawan dan Kak Hadi Suratman, Andalan cabang uurusan lat latihan kak Suparto RS., Andalan urusan Rohani Islam kak M. Yasin dan kak Urip, Urusan Rohani Kristen kak Sujas dan beberapa pengurus lainnya yang ditunjuk.
Setelah karesidenan Lampung terpisah dari propinsi Sumatera Selatan pada tahun 1964 dan menjadi Propinsi Lampung dengan ibukota Tanjungkarang/Telukbetung maka dibentuklah Kwartir Daerah Lampung pada tahun itu dan yang menjabat sebagai Ketua Kwarda yang pertama yakni Kak Yunada SH, dengan sekretaris Letnan Salim, Andulat Kak Suparto RS., Anduperkap kak Hadi Suratman , Andukeb Kak.M.Basir dan pengurus lainnya.
II. Masa pertumbuhan dan berperan
Seiring dengan perjalanan waktu terbentuklah empat kwartir cabang Gerakan Pramuka yaitu Kotapraja Tanjungkarang-Telukbetung, Lampung Utara, pada tahun 1962 yang ditandai dengan peresmian pengurus Kwartir Cabang dengan Ketua Kwartir Cabang pertama kak Saleh Achmad ( mantan tokoh pandu SIAP ) selanjutnya berdiri dan dilantik Kwartir Cabang Lampung Tengah, dan Kwartir Cabang Lampung Selatan sesuai dengan jumlah kabupaten dan kotapraja di provinsi Lampung ketika itu. Secara sedikit demi sedikit masing-masing kwartir cabang melaksanakan penyempurnaan organisasi dan personil pengurusnya, dan melaksanakan pembinaan bagi anggota dan penerima didiknya. Pembinaan ini diwujudkan dalam bentuk latihan para anggotanya, dengan mengadakan kegiatan ditingkat satuan-satuan gugusdepan, maupun menyelenggarakan kegiatan tingkat kwartir cabang dan tingkat kwartir daerah, bahkan tingkat nasional.
Sejalan dengan kebijakan kwartir nasional para pengurus dan Pembina aktif mengikuti pertemuan-pertemuan tingkat nasional antara lain pada bulan April 1962 di Bogor Jawa Barat, mengikuti Muker Anpuda I /Andalan Pusat dan Daerah nama musyawarah Gerakan Pramuka sebelum berganti nama dengan Munas, dan mengikuti Muker Anpuda II di Senayan Jakarta pada tanggal 7 s.d 13 Agustus 1963. Dan Muker Anpuda III tahun 1966 di Pasar Minggu. Untuk memenuhi tuntutan perkembangan Gerakan Pramuka dan kebutuhan tenagapembina pramuka maka Kwartir Nasiolan Gerakan Pramuka menyelenggarakanKursus Pembina pada tanggal 8 s.d 24 November 1964 di Senayan dan Pasar Minggu Jakarta yang diselenggarakan oleh satu lembaga pendidikan yang bernama PUSDIKA (Pusat pendidikan kader Gerakan Pramuka ) Candradimuka. Kursus ini dilanjutkan dengan Kursus Aplikasi instruktur pada tanggal 12 s.d 15 Desember 1964. Pada kesempatan tersebut kawasan Lampung mengikutsertrakan 12 ( duabelas) orang pembinanya yang terdiri dari pembina satuan siaga, penggalang dan penegak yang mewakili empat kwartir cabang Gerakan Pramuka kawasan Lampung masing-masing Kwartir Cabang Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung ( nama Bandar Lampung ketika itu ) , Kwartir Cabang Lampung Selatan, Kwartir Cabang Lampung Utara, dan Kwartir Cabang Lampung Tengah. Dua belas orang Pembina ini merupakan Pembina mahir pertama, juga sekaligus sebagai instruktur Pembina Pramuka di Kwarda Lampung .
Tindak lanjut dari kursus aplikasi instruktur ini ini para pembina lulusan Kursus yang telah berpredikat instruktur tersebut melaksanakan kurus yang sama bagi pembina pramuka di kawasan Lampung pada tanggal 1 Mei hingga dengan 25 Mei 1965 bertempat di komplek Lembaga Malaria ( kini Dinas kesehatan ) propinsi Lampung, Jl.dr.Susilo Pahoman Bandar Lampung. Kursus pembina pramuka yang pertama ini dilaksanakan oleh DADIKA (Daerah Pendidikan kader Gerakan Pramuka) Intan Pura. dipimpin oleh kak Soeparto Rusman, dengan anggota 11 orang instruktur yang mengikuti kursus pembina dan Aplikasi instruktur di Jakarta. Secara sedikit demi sedikit Gerakan Pramuka di Lampung memperkuat keberadaan dan pengembangan organisasinya dengan meningkatkan segala upaya untuk mendukung laju jalannya organisasi dengan banyak sekali kegiatan baik bagi pengurus kwartir, pembina maupun penerima didik.
III. Masa pengembangan dan meningkatkan kemampuan
Sejalan dengan perkembangan dan pemekaran kawasan di propinsi Lampung maka kwarda Lampung juga melaksanakan pengembangan kwartir cabang pada tahun 1984 kwartir cabang di kwarda Lampung yang semula hanya mempunyai 4 kwartir cabang bermetamorfosis 5 kwartir cabang ,kemudian bermetamorfosis 7 kemudian bermetamorfosis 10 kwartir cabang. Perkembangan terakhir hingga dengan 50 tahun usia Gerakan Pramuka pada tahun 2010 kwartir kawasan Lampung mempunyai 14 Kwartir cabang sejalan dengan pemekaran Daerah Otonomi di provinsi Lampung yaitu 2 kota dan 12 kabupaten. Keberadaan kwarda Lampung diwujudkan dalam aktifitas pembinaan organissi dan anggotanya yaitu penerima didik dan anggota cukup umur sebagai pelaksana dan fasilitator sesuai dengan kapasitas, fungsi dan kiprah masing-masing.
Dalam bidang pngembangan Satuan Kaya Kwarda Lampung menyesuaikan dengan pembentukan dan pengembangan Satuan Karya tingkat nasional. Dimulai dengan pembentukan Kompi Taruna Bumi ( nama sebelum Saka Tarunabumi ) pada tahun 1966, Komandan Kompi Taruna Bumi yang pertama yakni Kak Jauhari ( Denca seorang pandega yang membina regu LT IV tahun 1964, dan Pramuka Samudra ( nama sebelum Saka Bahari ) dipimpin oleh kak Harjulian Suwardi. Kwarda Lampun menjadi kawasan yang mencetuskan Saka Bhakti Husada dan menguatkan keberadaannya melalui penyelenggaraan dan keikutsertaan dalam banyak sekali kegiatan baik ditingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Pada tahun 1977, Kwarda Lampung menjadi salah satu unit sentra pengembangan Apiari Nasional di Natar Lampung Selatan. Dalam dasa warsa pertama ini kwarda Lampung juga tidak tertinggal menikuti banyak sekali kgiatan tingkat nasional dan internasional antara lain.
a. Kegiatan penerima didik.
Kegiatan penerima didik tingkat nasional yang pertama diikuti oleh kwartir kawasan Lampung yakni Lomba Tingkat Nasional yang ketika itu dikenal dengan istilah Lomba Tingkat IV ( LT IV ) pada tanggal 1 s.d 14 Agustus di 1964 di Cijantung Jakarta. Dalam LT IV ini Kwarda Lampung mengikutsertakan 2 regu penggalang putera – puteri pemenang lomba ( LT III) tingkat daerah. Kegiatan LT tingkat nasional yang kemudian menjadi LT V dikuti oleh Kwarda Lampung hingga yang terakhir tahun 2006 di Jakarta dan berhasil menjadi regu berprestasi tertinggi.
Pada tanggal 5 s.d 30 Agutsus 1968 Kwartir Daerah Lampung mengikutsertakan penegak dan pandeganya dalam kegiatan perkemahan Wirakarya I ( PW ) nasional di Cihideung Bogor Jawa Barat. Diakhir dasa warsa pertama kwarda Lampung dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan Perkemahan Wirakarya II ( PW ) nasional di Gisting atas, Lampung Selatan pada tanggal 17 Juli s.d 28 Agustus 1971. Kegiatan yang diawali dengan Perkemahan tingkat kawasan ini diikuti oleh seluruh kwartir kawasan se Indonesia. Berbarengan dengan pelaksanaan Perkemahan Wirakarya itu pada tanggal 4 s.d 14 Agustus 1971 kwarda Lampung juga mengikutsertakan 4 orang penggalang dan 1 orang pembina dalam Jambore dunia di Asagiri Hight Jepang. Kegiatan perkemahan Wirakarya tingkat nasional ini juga dilaksanakan kembali di desa Gisting atas pada tahun 1983 dengan proyek pembangunan instalasi air bersih.
Kwarda Lampung juga selalu mengikutsertakan penerima didik dalam setiap kegiatan Jambore nasional semenjak yang pertama tahun 1973, hingga dengan yang terakhir tahun 2006 di Jatinangor Sukabumi Jawa Barat. Dalam Jambore nasional yang pertama di Cibubur, Kwarda Lampung diberi kiprah pada upacara pembukaan yaitu prosesi penyambutan masyarakat Lampung (diwakili oleh sepasang muli meranai / bujang dan gadis Lampung yang berpakaian tabiat Lampung ) mendapatkan obor Transmigrasi yang meneyeberangi bahari ( disimbolkan dengan menyeberangi danau Situ Baru) sebagai simbol bahwa Lampung siap mendapatkan saudara-saudaranya para transmigran dari seberang.
Pada tahun 1972 Kwarda Lampung mendapatkan transmigrasi pramuka (transpram) kegiatan Kwartir Nasional pertama yang ditempatkan di Way Abung Lampung Utara ( kini kabupaten Tulang Bawang Barat ), dan yang kedua di Rajabasa Lama Lampung Tengah ( Sekarang kabupaten Lampung Timur ) pada tahun 1973. Kwarda Lampung juga tidak pernah bolos mengikutsertakan anggotanya dalam kegiatan Perppanitra ( nama sebelum Raimuna ) sesudah Perppanitra yang pertama pada tanggal 21 s.d 26 Agustus 1969 di Cimanggis Bogor hingga dengan Raimuna yang terakhir tahun 2008 di Jakarta. Kegiatan Perti Saka juga diikuti Kwarda Lampung semenjak yang pertama hingga yang taerakhir tahun 2008 di Jakarta, demikian juga kegiatan Peran Saka yang terakhir diikuti tahun 2010 di Batam. Peserta didik juga turut berperan dalam kepengurusan tingkat nasional antara lain Ridho Ficardo, Tri Indah Noviana, Titi Maryanti, Eko Andriyanto dan Ella Novrianti sebagai pengurus Dewan Kerja Penegak Pandega Nasional.
b. Kegiatan anggota dewasa.
Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi anggota cukup umur untuk membina penerima didik dan pelaksana organisasi Kwarda Lampung selalu mengikuti dan menyelenggaraan pendidikan dan training bagi anggota cukup umur baik dalam bentuk kursus pembina, instruktur maupun pertemuan-pertemuan lain semenjak Kursus Pembina Mahir yang pertama tahun 1964, hingga dengan yang terakhir tahun 2010.
Kwarda Lampung juga berkali-kali diberi kepercayaan dan menjadi pelaksana kegiatan bagi anggota cukup umur tingkat nasional yang diselenggarakan kan di Kwarda Lampung. Andalan Kwarda Lampung juga pernah berperan dalam kepengurusan tingkat nasional antara lain : Kak.Subki E.Harun, kak H.Mursyid Arsyad, sebagai andalan Nasional, Kak Faried Djahidin sebagai anggota tim Verifikasi nasional, Kak Joko Mursitho sebagai Kepala Pusdiklatnas, serta Kak M. Afif Anshori dan Kak M.Syarief Hidayat sebagai anggota Tim Pelatih Pusdiklatnas.
IV. Kepengurusan Kwartir
Kepengurusan kwartir kawasan Lampung silih berganti sejalan dengan masa baktinya. Sejak tahun 1961 hingga dengan 50 tahun Gerakan Pramuka kwartir kawasan Lampung telah melaksanakan 13 kali musyawarah kawasan termasuk Musyawarah kerja Andacab sebelum ada istilah Munas, dan Musda, telah 9 kali berganti Majelis Pembimbing Daerah, dan 11 kali pergantian Ketua Kwartir Daerah dalam beberapa kali periode kepengurusan. Dibidang pembinaan dan pengembangan kepemimpinan melalui forum Dewan Kerja Penegak-pandega, kwartir kawasan Lampung juga membentuk dan memfungsikan Dewan Kerja Penegak – Pandega Kawarda Lampung. Sejak tahun 1969 DKD Lampung telah mengalami 15 kali pergantian ketua dalam beberapa peride kepangurusan.
Secara periodisasi Majelis Pembimbing kawasan dan Ketua kwartir Daerah serta Dewan Kerja kawasan yakni sebagai berikut:
DAFTAR NAMA KETUA. MABIDA, KETUA. KWARDA DAN KETUA DKD
KWARTIR DAERAH LAMPUNG PERIODE 1961 – 2011
No. | Ketua.Mabida | Ketua.Kwarda | Ketua.DKD |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. | Raden Muhamad ( Residen) Koesno Danupojo Zainal Abidin Pagar Alam Sutiyoso Yasir Hadi Broto Poedjono Pranyoto Drs. Oemarsono Sjachroedin ZP | R. Yunada, SH. May ( L ) Abdul Moeloek May ( L ) Siswo Suwarno Drs. Thabrani Daud Letkol. Pol (Pur) R. Suhardini Drs. H. Subki E.Harun Drs. Suwardi Ramli H. Mursyid Arsyad,SH. Ir. Rachmat Abdullah Hi. Sjacrazad ZP., SH | Upik Suprihati, Masduki Hermawati. CA. YP Surachmat Joko. SS. Hartono Andri Wida yanti Catur Agus Dewanto Sunarti Mubasit, SA. Eko Setiawan Afrianta Roni Gustian Dian Kusuma Sailendra Jaka Wijaya. |
0 Response to "Sejarah Kwartir Kawasan Lampung"
Posting Komentar