iklan banner

Hilang Sudah Huruf Bangsaku

Pernahkah kita dengar kata “Merdeka!” beberapa tahun belakangan ini? Adakah orang yang selalu dengan bersemangat untuk melakukan Upacara Bendera? Pernahkah Petani, Pedagang, Pemulung, Mahasiswa, dll ikut serta dalam Upacara-upacara kenegaraan?

Penulis acap kali melantangkan “Merdeka!” pada kegiatan-kegiatan tertentu di Kepramukaan dan di kegiatan-kegiatan lain, namun respon pendengar sangat beraneka ragam. Ada celoteh ringan yang menganggap bahwa penulis sedang terjebak dengan masa kemudian bangsa Indonesia, terlalu terbawa dengan kekejaman penjajah  dan tidak sanggup menyesuaikan dengan kemajuan zaman, bahkan penulis pernah dibilang GILA oleh anak siswa Sekolah Dasar, tapi penulis menyadari bahwa usia anak SD belum cukup untuk tahu akan pentingnya bela negara. Dalam semboyan Merdeka terdapat nilai-nilai semangat patriotisme yang sudah sangat usang tidak terdengar lagi di indera pendengaran kita dan tidak terlihat oleh mata kita. Yang ada hanya semangat egoisme dan individualisme yang selalu muncul untuk kepentingan pribadi. Lalu, apakah Negara Indonesia sanggup bertahan kokoh jikalau dinding-dinding yang berbahan patriotisme mulai lapuk dimakan zaman? Siapa yang akan membela negeri ini kalau kata Merdeka sudah terasa kaku untuk diucapkan? Kenapa kita masih juga belum bisa berguru dari Negara Jepang yang selalu mengimbangi kemajuan teknologi dengan kesederhanaan?

Sisa-sisa bibit pengabdi masih ada di sana-sini yang akibatnya menjadi golongan  minoritas yang sering kali gagasan-gagasan gila-nya benar-benar dianggap asing oleh masyarakat. Pelajaran-pelajaran di sekolah hanya terpaku pada ilmu yang bersifat menguntungkan untuk masa depan, bukan terpaku pada susila dan tabiat siswanya, bagaimana sifat-sifat aktual berbangsa dan bernegara sanggup muncul jikalau kondisi menyerupai ini tetap dipertahankan?

Harusnya, perilaku Patriotisme itu ada di setiap jiwa bangsa Indonesia, tidak hanya pada Tentara Nasional Indonesia & POLRI saja yang notabene itu ialah sudah menjadi kiprah mereka. Lalu dari mana kita harus memulainya, sedangkan sekolah pun sudah tak bisa untuk mencetak siswa yang berwatak, mental dan susila yang kokoh? 

Mari kita abdikan diri benar-benar untuk bangsa dan Negara, tidak peduli menyerupai apa bentuknya. Asalkan itu baik dan bermanfaat untuk orang lain, lakukan! Latih bawah umur kita untuk selalu bersikap jujur dan sopan dalam pergaulan, jadikan bawah umur kita bibit-bibit unggul yang anti korupsi di masa yang akan datang. Jadikan bawah umur kita rela mati untuk kemerdekaan. Mari kita mulai dari kita sendiri.

Penulis mengutarakan maksud hati ini sesuai dengan keadaan di kawasan penulis tinggal, segala daya dan upaya tengah penulis kerahkan, walau usia masih terlalu muda dan tunjangan yang muncul hanya perkataan saja.

Dari tanahmu kami mengabdi padamu Ibu Pertiwi. Salam Pramuka!!!


Pramuka Indonesia

Sumber http://pasukan-kusumayudha.blogspot.com

0 Response to "Hilang Sudah Huruf Bangsaku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel