iklan banner

✔ Prinsip Dasar Penelitian Sejarah Lisan

Penelitian sejarah lisan membutuhkan suatu metode pengumpulan data atau materi penulisan sejarah yang dilakukan oleh peneliti sejarah melalui wawancara secara verbal terhadap pelaku atau saksi peristiwa. Metode ini sudah dipergunakan semenjak masa kemudian yang semula dipergunakan di Amerika Serikat.

Langkah yang harus ditempuh bagi penelitian sejarah verbal ialah menemukan sumber pendukung yang berasal dari para pelaku atau saksi-saksi eksklusif serta daerah terjadinya insiden untuk mencari latar belakang dan pemahaman akhir dari insiden yang ditimbulkan sehingga akan mendekati kebenaran menyerupai yang diharapkan.

Oleh lantaran itu, untuk melaksanakan penelitian sejarah verbal perlu adanya sumber dari para pelaku maupun para saksi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap pelaku atau saksi peristiwa. Namun, terkadang keterangan para pelaku bersifat subjektif sehingga perlu dilakukan penyeleksian atau analisis secara cermat (misalnya, yang menguntungkan pelaku dikatakan, sedangkan yang dianggap negatif atau merugikan pelaku disembunyikan).Kritik terhadap sumber verbal ialah dengan melaksanakan cross check atau mengecek dengan sumber verbal lainnya.

Berikut teknik-teknik pengumpulan data sumber lisan.

1.Sumber informasi dari pelaku sejarah

Pelaku merupakan unsur utama yang berperan dalam insiden alasannya para pelaku tahu persis latar belakang insiden tersebut, apa yang terjadi, sasaran dan tujuannya, serta mengapa terjadi dan siapa saja pelakunya.
Metode wawancara kepada pelaku merupakan metode yang paling sempurna untuk mengungkapkan dan memaparkan suatu peristiwa.

Ada beberapa cara dalam pengumpulan informasi verbal melalui teknik wawancara, yaitu
  • Adanya seleksi individu untuk diwawancarai guna memperoleh informasi yang akurat (maksudnya kedudukan orang tersebut dalam suatu peristiwa, sebagai pelaku utama, informan, atau saksi).
  • Harus ada pendekatan kepada orang yang diwawancarai.
  • Mengembangkan suasana lancar dalam wawancara dengan pertanyaan yang jelas, tidak berbelit dan menghindari pertanyaan yang menyinggung perasaan.
  • Persiapkan pokok-pokok dilema yang akan ditanyakan dengan sebaik-baiknya semoga memperoleh data yang lengkap dan akurat.

Wawancara eksklusif sanggup dilakukan dengan metode-metode berikut.

a.Wawancara dilakukan dengan pertanyaan acak dan tanggapan tidak ditentukan (pertanyaan terbuka).

b.Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan tanggapan yang telah ditentukan (pertanyaan tertutup).

c.Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lebih dahulu gres kemudian responden menjawab satu per satu.

d.Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan suatu pertanyaan, kemudian responden eksklusif menjawabnya. Setelah selesai, pewawancara mengajukan pertanyaan selanjutnya.

e.Wawancara dilakukan dengan memakai tape recorder yang sanggup menyimpan kesaksian pelaku atau saksi verbal tersebut.

2.Sumber informasi dari saksi sejarah

Orang yang pernah melihat atau menyaksikan suatu peristiwa, tetapi bukan pelaku, disebut saksi. Berita juga sering disampaikan oleh para saksi peristiwa, sanggup berupa informasi kebenaran, informasi sepihak, atau hanya sekadar informasi dari suatu peristiwa.

Para saksi juga tidak melihat secara utuh dan detail suatu insiden alasannya ia hanya sekadar mengetahui suatu peristiwa, itu saja tidak seluruhnya. Oleh lantaran itu, keterangan dari para saksi perlu didukung oleh data lain yang memperkuat bukti insiden sejarah.

3.Sumber informasi dari daerah insiden insiden sejarah

Masalah daerah sering memiliki kaitan dalam sebuah peristiwa, misalnya, insiden Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan daerah proklamasi. Tempat tersebut menjadi saksi sejarah yang bisa menjadi sumber lisan.


Sumber http://sejarah10-jt.blogspot.com

0 Response to "✔ Prinsip Dasar Penelitian Sejarah Lisan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel