iklan banner

✔ Periodisasi Dan Kronologi Dalam Ilmu Sejarah

1.Periodisasi

Pengertian periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang dipergunakan untuk banyak sekali peristiwa. Kompleksnya insiden yang terjadi dalam kehidupan insan pada setiap masa memerlukan suatu pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis insiden tersebut. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

Rentang waktu atau masa semenjak insan ada hingga kini merupakan rentang yang sangat panjang, sehingga para hebat sejarah sering mengalami kesulitan untuk memahami dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para hebat menyusun periodisasi sejarah.

Periodisasi dipakai untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah kehidupan manusia. Periodisasi yang dibentuk oleh banyak peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi subjek permasalahan serta eksklusif penelitinya. 

Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah.

a. Zaman praaksara, yaitu zaman sebelum insan mengenal tulisan. Sejarah sanggup dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs. Artefak ialah semua benda yang terang memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia.Fitur ialah artefak yang tidak sanggup dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak ialah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs ialah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.

b. Zaman sejarah, yaitu zaman di mana insan sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah dibagi tiga sebagai berikut.

1) Zaman Kuno, yang membicarakan semenjak kerajaan tertua hingga masa ke-14. Pada zaman ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.

2) Zaman Indonesia Baru, mulai masa ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam hingga masa ke-18.

3) Zaman Indonesia Modern, semenjak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka hingga kini atau masa kontemporer.
Ada beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan periode-periode sejarah, salah satunya ialah unsur geografi, lantaran adanya perubahan tapal batas, perubahan fatwa sungai, gedung kuno direhab, bahkan adanya perubahan tumbuhan dan fauna sanggup mengaburkan jejak-jejak sejarah. 
Konsep teoritik ihwal periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957, yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut.

a.Konsep periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto

Menurut pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang berdasarkan kenyataan-kenyataan sedapat mungkin harus eksak serta praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara kronologis sebagai berikut.

1)Masa pangkal sejarah..............................................–0
2)Masa Kutai-Tarumanegara.....................................0–600
3)Masa Sriwijaya-Medang-Singosari.........................600–1300
4)Masa Majapahit.................................................1300–1500
5)Masa Kerajaan Islam..........................................1500–1600
6)Masa Aceh, Mataram, Makassar............................1600–1700
7)Masa pemerintah asing.......................................1700–1945
  a)Zaman Kompeni(1800 – 1808)
  b)Zaman Daendels(1808 – 1811)
  c)Zaman British Government(1811 – 1816)
  d)Zaman Nederlands – India(1816 – 1942)
  e)Zaman Nippon(1942 – 1945)
8)Masa Republik Indonesia........................................1945–sekarang

b. Periodisasi berdasarkan Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo

Menurut pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa (periodisasi) ialah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada  masa lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, dan kultur di Indonesia. Faktor ekonomi memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan efek kebudayaan luar, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta budaya barat baik dari Eropa atau negara-negara lainnya.

Maka ada kemungkinan untuk membedakan dua periode besar, yaitu efek Hindu dan efek Islam. Sebutan dari periode itu menggunakan nama kerajaan lantaran sifat masyarakat pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja (istana sentris). Adapun periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono ialah sebagai berikut.

1) Prasejarah

2) Zaman Kuno
    a) Masa kerajaan-kerajaan tertua
    b) Masa Sriwijaya (dari masa VII – XIII atau XIV).
    c) Masa Majapahit (dari masa XIV – XV).

3) Zaman Baru
   a) Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak masa XVI).
   b) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
   c) Masa pergerakan nasional (abad XX).

4) Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945).
Untuk mengetahui kronologi sejarah Indonesia, kita perlu mengetahui perkembangan kehidupan dan budaya masa lampau hingga Indonesia di masa sekarang.

a.Indonesia masa praaksara

Pada masa praaksara Indonesia, kehidupan masyarakatnya masih sederhana. Hal ini sanggup kita ketahui dari peninggalan alat-alat kehidupannya yang terbuat dari watu maka disebut zaman batu. Melalui benda-benda budaya yang ditinggalkannya kita sanggup merangkai kembali sejarah ihwal kehidupan masa lampau.

Berdasarkan materi dasarnya, perkembangan budaya terbagi dua.
1) Zaman batu, dibedakan menjadi zaman watu tua, watu tengah, watu gres dan watu besar.
2) Zaman logam, dibedakan menjadi zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Di Indonesia, zaman logam dimulai semenjak ditemukannya alat-alat dari perunggu

b.Indonesia memasuki zaman sejarah

Sejarah Indonesia dimulai dengan ditemukannya sumber tertulis yang pertama, yakni prasasti Kutai sekitar masa ke-5. Hal ini memperlihatkan adanya perkembangan kehidupan masyarakat dari belum mengenal goresan pena hingga bisa menulis sebuah prasasti.

Berarti, ada efek tertentu yang bisa memajukan budaya Nusantara. Pengaruh tersebut tidak lain ialah efek Hindu-Buddha. Pengaruh ini terkait dengan agama Hindu dan Buddha. Pengaruh ini memunculkan sistem pemerintahan baru, yakni bentuk kerajaan yang menjiplak model India. Raja ialah turun temurun, bukan pilihan rakyat dan dikelilingi para bangsawan. Perkembangan hidup dan interaksi insan selanjutnya memunculkan kekerabatan Indonesia dengan pedagang Gujarat. Di kemudian hari, hal ini berdampak pada masuknya efek Islam ke Nusantara melalui pelayaran dan perdagangan.

Perkembangan efek Islam yang pesat kesudahannya membentuk kerajaan Islam yang pertama di Nusantara, yakni Samudra Pasai, kemudian diikuti kerajaan-kerajaan Islam lain di Jawa maupun di luar Jawa. Kemajuan Islam ini membawa kemajuan budaya Nusantara dengan munculnya bangunan-bangunan bercirikan Islam menyerupai masjid.

Perkembangan interaksi antar-bangsa menciptakan bangsa Indonesia tidak sanggup menolak kedatangan bangsa barat yang kesudahannya menjajah Nusantara, menyerupai kedatangan bangsa Belanda, Portugis, dan Inggris. Penjajah Belanda membawa efek sosial budaya serta politik bagi bangsa Indonesia, bahkan penindasan yang dilakukan pihak Belanda melahirkan gerakan tempat yang berkembang menjadi gerakan nasional dengan ditandai lahirnya Budi Utomo. Puncak dari gerakan nasional ini ialah Proklamasi 17 Agustus 1945 yang melahirkan negara

Indonesia dengan contoh gres berbentuk republik. Namun sebelumnya, Indonesia jatuh ketangan Jepang (1942 – 1945). Pada masa pendudukan Jepang penuh dengan kesengsaraan, menyerupai adanya  romusha. Penjajahan Jepang berakhir seiring dengan berakhirnya PD II.

Jepang mengalah kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945 yang berarti juga Indonesia menerima angin baik untuk segera bertindak dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Indonesia memasuki era gres dalam situasi kemerdekaan, yakni situasi yang mendorong untuk mewujudkan bangsa yang adil dan makmur. Bangsa Indonesia mengalami pasang surut akhir situasi dan perkembangan zaman, salah satunya adanya peristiwa nasional G-30-S/PKI (1965), yakni perjuangan PKI untuk mendirikan negara komunis di Indonesia, tetapi gagal. Hal inilah yang menjadi salah satu lantaran jatuhnya kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno ke tangan Presiden Soeharto yang otomatis mengakhiri masa Orde Lama dan bermetamorfosis Orde Baru. Pada perkembangannya, masa Orde Baru dinodai dengan tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang semakin merajalela. Akibatnya, banyak sekali tuntutan dan demonstrasi marak di mana-mana. Puncaknya terjadi pada tanggal 16, 17, dan 18 Mei 1998 ketika amuk massa terjadi di banyak sekali kota di Indonesia.

Situasi ini mereda sehabis Presiden Soeharto meletakkan jabatan pada tanggal 21 Mei 1998. Sejak dikala itu masa Orde Baru berakhir, sehabis +32 tahun mendominasi sistem pemerintahan. Sejak dikala itu pula bangsa kita memasuki era reformasi, di mana tatanan kehidupan diupayakan tercapai masyarakat madani yang adil dan makmur sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.

Perkembangan sejarah Indonesia hendaknya disusun berdasarkan urutan-urutan insiden dari masa lampau hingga sekarang, sehingga kronologi sejarah Indonesia akan sanggup diketahui dengan jelas. Kronologi merupakan satu-satunya norma objektif yang harus diperhatikan dalam menyusun kronologi sejarah.

3.Kronik dalam ilmu sejarah

     Kronik merupakan fakta kronologis yang memperlihatkan materi kepada para peneliti untuk menerima penafsiran yang saling berhubungan. Kronik dalam hal ini ialah daftar angka tahun dengan pernyataan peristiwa. Sejarawan akan menerima sumber sejarah, menyerupai prasasti, naskah,  rekaman, fosil, artefak, alat batu, patung yang akan diteliti secara ilmiah  dengan menggunakan alat dan materi kimia tertentu untuk memilih keasliannya.

       Dari data tersebut akan menjadi sejarah sehabis dirangkai secara baik menjadi suatu kisah. Kronik sanggup dijadikan sumber sejarah dari suatu bangsa yang pernah dilalui oleh musafir atau para pendeta. Hal ini dikarenakan biasanya para musafir atau pendeta tersebut mencatat segala insiden yang pernah terjadi dan dilihat atau dialaminya pada daerah/negara yang dilalui atau disinggahinya.


Menetapnya para musafir atau para pendeta di suatu daerah/negara yang dilalui mempunyai tujuan yang berbeda-beda, ada yang tinggal beberapa saat, ada yang tinggal begitu lama, sehingga mereka yang tinggal lebih usang sanggup menuangkan dalam catatan kejadian-kejadian dan kehidupan masyarakat nusantara pada waktu itu, oleh lantaran itu kronik sanggup menjadi salah satu sumber tertulis di Indonesia, namun perlu diingat bahwa bahan-bahan yang dimaksud dalam kronik tersebut merupakan bahan-bahan yang lepas, yang masih perlu dirangkai secara selaras menjadi suatu dongeng sejarah. Itulah sebabnya banyak kronik-kronik Cina yang menulis keberadaan kerajaan Indonesia dalam banyak sekali segi, sosial, ekonomi, politik dan kepercayaan, bahkan agama yang dianut oleh rakyat Indonesia, contohnya agama yang dianut oleh rakyat Tarumanegara dan agama Buddha yang dianut di Sriwijaya.



Sumber http://sejarah10-jt.blogspot.com

0 Response to "✔ Periodisasi Dan Kronologi Dalam Ilmu Sejarah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel