✔ Pembuatan Film
Dalam pembuatan film-film, Produksi film berjalan dalam tiga tahap:
Pra-produksi—Persiapan perekaman
dilakukan, yaitu ketika pemeran dan kru film
dipekerjakan, lokasi dipilih, dan latar
dibangun. Ini juga tahapan ketika ide film
diciptakan, hak buku/naskah dibeli, dll.
Produksi—Elemen mentah untuk film akhir
direkam.
Pasca-produksi—Film disuntingl; suara
(dialog) produksi sekaligus disunting (namun
terpisah), runut musik (dan lagu) digubah,
dipentaskan dan direkam, kalau film tersebut
butuh musik; efek bunyi dirancang dan
direkam; efek 'visual' grafis komputer lainnya
ditambahkan secara digital, semua elemen
bunyi dicampurkan menjadi 'stem', kemudian
stem dicampurkan dan disejajarkan dengan
gambar dan film tersebut alhasil selesai
("terkunci").
TAHAP PRA PRODUKSI
A. ANALISIS IDE CERITA
Sebelum menciptakan dongeng film, kita harus
memilih tujuan pembuatan film. Hanya
sebagai hiburan, mengangkat fenomena,
pembelajaran/pendidikan, dokumenter,
ataukah memberikan pesan moral tertentu.
Hal ini sangat perlu supaya pembuatan film lebih
terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah
ditentukan maka semua detail dongeng dan
pembuatan film akan terlihat dan lebih
mudah. Jika perlu diadakan observasi dan
pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan
membaca buku, artikel atau bertanya langsung
kepada sumbernya. Ide film sanggup diperoleh
dari aneka macam macam sumber antara lain:
Pengalaman pribadi penulis yang
menghebohkan.
Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang
menarik untuk difilmkan.
Cerita rakyat atau dongeng.
Biografi seorang populer atau berjasa.
Adaptasi dari dongeng di komik, cerpen, atau
novel.
Dari kajian musik, dll
B. MENYIAPKAN NASKAH SKENARIO
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu
cerita, maka sanggup mengambil dongeng dari
cerpen, novel ataupun film yang sudah ada
dengan diberi pembiasaan yang lain. Setelah
naskah disusun maka perlu diadakan
Breakdown naskah. Breakdown naskah
dilakukan untuk mempelajari rincian cerita
yang akan dibentuk film.
C. MEREKRUT PEKERJA FILM ( CREW )
Menyeleksi kru dari tiap departemen.
Menentukan kru dari hasil show reel ( report
produksi).
Menetapkan komposisi kru berdasarkan
anggaran.
Menyusun tim produksi.
a. Tim Non Artistik yang meliputi :
Producer
Executive Producer
Line Producer
Production Manager dan Unit Manager
b. Tim Artistik yang meliputi
Sutradara, Asisten Sutradara dan Pencatat
Skrip
Penata Kamera, Asisten Kamera dan Still
Photo
Penata Artistik, Penata Rias dan Busana
Penata Lampu
Penata Suara da Penata Musik
Penata Editing
D. MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secara
rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan
peralatan apa saja yang diperlukan, dimana
serta batas waktunya. Termasuk jadwal
pengambilan gambar juga, scene dan shot
keberapa yang harus diambil kapan dan
dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat
memilih kegiatan pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
menyusun alokasi biaya:
Penggandaan naskah skenario film untuk kru
dan pemain.
Penyediaan kaset video.
Penyediaan CD blank sejumlah yang
diinginkan.
Penyediaan property, kostum, make-up.
Honor untuk pemain, konsumsi.
Akomodasi dan transportasi.
Menyewa alat kalau tidak tersedia.
E. HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting
pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk
pengambilan gambar di daerah umum
biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan
sangat mengganggu jalannya shooting jika
tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan
gambar alasannya yakni tidak mempunyai ijin.
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan
aneka macam resiko mirip akomodasi,
transportasi, keamanan ketika shooting,
tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang
telah ditentukan skenario harus betul-betul
layak dan tidak menyulitkan pada saat
produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak
perlu daerah yang jauh dan memakan banyak
biaya.
F. MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY
Memilih dan mencari pakaian yang akan
dikenakan tokoh dongeng beserta propertinya.
Kostum sanggup diperoleh dengan
mendatangkan desainer khusus ataupun cukup
membeli atau menyewa namun disesuaikan
dengan dongeng skenario. Kelengkapan produksi
menjadi tanggung jawab tim property dan
artistik.
G. MENYIAPKAN PERALATAN
Untuk mendapat hasil film/video yang baik
maka diharapkan peralatan yang lengkap dan
berkualitas. Peralatan yang diharapkan (dalam
film minimalis) :
Clipboard.
Proyektor.
Lampu.
Kabel Roll.
TV Monitor.
Kamera video S-VHS atau Handycam.
Pita/Tape.
Mikrophone clip-on wireless.
Tripod Kamera.
Tripod Lampu.
H. CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang
memerankan tokoh dalam dongeng film. Dapat
dipilih pribadi ataupun dicasting terlebih
dahulu. Casting sanggup diumumkan secara luas
atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja.
Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi
kemampuannya juga dari segi budget/
pembiayaan yang dimiliki.
TAHAP PRODUKSI
Produksi yakni proses yang paling
memilih keberhasilan penciptaan sebuah
karya film. proses yang dalam kata lain bisa
disebut dengan shooting (pengambilan
gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara,
orang yang paling bertanggung jawab dalam
proses ini. orang yang ikut dalam proses ini
antara lain kameraman atau DOP (Director Of
Photography) yang mengatur cahaya, warna,
dan merekam gambar. Artistik yang mengatur
set, make up, wardrobe dan lain sebagainya.
dan Soundman yang merekam suara.
Tahapan ini dimana hampir seluruh team work
mulai bekerja. Seorang sutradara, produser
atau line produser sangat dituntut
kehandalannya untuk mengatasi kru dalam
tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang
perlu diperhatikan yakni :
A. MANAJEMEN LAPANGAN
Manajemen lapangan meliputi beberapa hal,
yaitu:
• Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan,
keselamatan )
• Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make
up dll )
• Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi,
kecepatan kerja, penyediaan alat )
• Crew koordinasi ( koordinasi para kru )
Attitude dalam bekerja merupakan hal yang
sangat penting. Kesabaran, pengertian dan
kerjasama merupakan attitude yang
diharapkan untuk mencapai sukses. Berdoa
sebelum bekerja dan briefing sebelum
memulai merupakan hal yang baik untuk
menyatukan semangat, visi dan attitude yang
diinginkan. Jangan pernah kehilangan control
emosi pada ketika syuting. Apalagi semua
bekerja dengan keterbatasan waktu.
B. KEGIATAN SHOOTING
Tahap ini yakni tahap dimana kepiawaian
sutradara, DOP, dan kru sangat menentukan.
Kualitas gambar yakni selalu ingin kita capai.
Oleh alasannya yakni itu penguasaan kamera dan
ligthing sangatlah penting. Untuk mencapai
hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan,
ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
1. Shooting Outdoor
Shooting outdoor biasa menekan budget,
namun harus berhati-hati melakukannya
alasannya yakni sangat bergantung dari keadaan cuaca
ketika syuting dilakukan. Beberapa yang harus
dipersiapkan ketika syuting outdoor yakni :
cahaya matahari ( hard, soft )
reflector ( silver, gold )
hujan buatan
camera setting ( irish, speed, white balance,
focus)
crowd control ( working with ekstras )
2. Shooting Indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol
daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan
peralatan yang cukup lengkap. Antara lain :
penggunaan lighting sederhana
penggunaan filter
make up
pemilihan back ground
monitor
3. Visual Efek
Beberapa trik gampang untuk dilakukan untuk
menciptakan video kelihatan lebih menarik antara
lain dengan :
reserve motion
fast motion ( normal lipsync )
slow motion (normal lipsync )
crhoma key ( blue screen )
Beberapa hal lain pada ketika produksi yang
juga perlu untuk diperhatikan yaitu :
• makan/ logistik
• sewa peralatan
• film
• transportasi
• akomodasi
• telekomunikasi
• dokumentasi
• medis
C. TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar
belakang untuk keperluan pengambilan
gambar. Setting tidak selalu berbentuk
bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan
bagaimana menciptakan suasana ruang
mendukung dan mempertegas latar peristiwa
sehingga mengantarkan alur dongeng secara
menarik.
D. TATA SUARA
Untuk menghasilkan bunyi yang baik maka
diharapkan jenis mikrofon yang sempurna dan
berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan
yakni yang gampang dibawa, peka terhadap
sumber suara, dan bisa meredam noise
(gangguan suara) di dalam dan di luar
ruangan.
E. TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat
memilih manis tidaknya keualitas teknik
film tersebut. Seperti fotografi, film juga
sanggup diibaratkan melukis dengan
memakai cahaya. Jika tidak ada cahaya
sedikitpun maka kamera tidak akan dapat
merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan
kamera video cukup memperhatikan
perbandingan Hi light (bagian ruang yang
paling terang) dan shade (bagian yang
tergelap) supaya tidak terlalu tinggi atau biasa
disebut hight contrast. Sebagai pola jika
pengambilan gambar dengan latar belakang
lebih terperinci dibandingkan dengan artist yang
sedang melaksanakan acting, kita sanggup gunakan
reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor sanggup dibentuk sendiri dengan
memakai styrofoam atau aluminium foil
yang ditempelkan di karton tebal atau triplek. Sumber http://fahmiilhamardiansyah.blogspot.com
Pra-produksi—Persiapan perekaman
dilakukan, yaitu ketika pemeran dan kru film
dipekerjakan, lokasi dipilih, dan latar
dibangun. Ini juga tahapan ketika ide film
diciptakan, hak buku/naskah dibeli, dll.
Produksi—Elemen mentah untuk film akhir
direkam.
Pasca-produksi—Film disuntingl; suara
(dialog) produksi sekaligus disunting (namun
terpisah), runut musik (dan lagu) digubah,
dipentaskan dan direkam, kalau film tersebut
butuh musik; efek bunyi dirancang dan
direkam; efek 'visual' grafis komputer lainnya
ditambahkan secara digital, semua elemen
bunyi dicampurkan menjadi 'stem', kemudian
stem dicampurkan dan disejajarkan dengan
gambar dan film tersebut alhasil selesai
("terkunci").
TAHAP PRA PRODUKSI
A. ANALISIS IDE CERITA
Sebelum menciptakan dongeng film, kita harus
memilih tujuan pembuatan film. Hanya
sebagai hiburan, mengangkat fenomena,
pembelajaran/pendidikan, dokumenter,
ataukah memberikan pesan moral tertentu.
Hal ini sangat perlu supaya pembuatan film lebih
terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah
ditentukan maka semua detail dongeng dan
pembuatan film akan terlihat dan lebih
mudah. Jika perlu diadakan observasi dan
pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan
membaca buku, artikel atau bertanya langsung
kepada sumbernya. Ide film sanggup diperoleh
dari aneka macam macam sumber antara lain:
Pengalaman pribadi penulis yang
menghebohkan.
Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang
menarik untuk difilmkan.
Cerita rakyat atau dongeng.
Biografi seorang populer atau berjasa.
Adaptasi dari dongeng di komik, cerpen, atau
novel.
Dari kajian musik, dll
B. MENYIAPKAN NASKAH SKENARIO
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu
cerita, maka sanggup mengambil dongeng dari
cerpen, novel ataupun film yang sudah ada
dengan diberi pembiasaan yang lain. Setelah
naskah disusun maka perlu diadakan
Breakdown naskah. Breakdown naskah
dilakukan untuk mempelajari rincian cerita
yang akan dibentuk film.
C. MEREKRUT PEKERJA FILM ( CREW )
Menyeleksi kru dari tiap departemen.
Menentukan kru dari hasil show reel ( report
produksi).
Menetapkan komposisi kru berdasarkan
anggaran.
Menyusun tim produksi.
a. Tim Non Artistik yang meliputi :
Producer
Executive Producer
Line Producer
Production Manager dan Unit Manager
b. Tim Artistik yang meliputi
Sutradara, Asisten Sutradara dan Pencatat
Skrip
Penata Kamera, Asisten Kamera dan Still
Photo
Penata Artistik, Penata Rias dan Busana
Penata Lampu
Penata Suara da Penata Musik
Penata Editing
D. MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secara
rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan
peralatan apa saja yang diperlukan, dimana
serta batas waktunya. Termasuk jadwal
pengambilan gambar juga, scene dan shot
keberapa yang harus diambil kapan dan
dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat
memilih kegiatan pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
menyusun alokasi biaya:
Penggandaan naskah skenario film untuk kru
dan pemain.
Penyediaan kaset video.
Penyediaan CD blank sejumlah yang
diinginkan.
Penyediaan property, kostum, make-up.
Honor untuk pemain, konsumsi.
Akomodasi dan transportasi.
Menyewa alat kalau tidak tersedia.
E. HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting
pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk
pengambilan gambar di daerah umum
biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan
sangat mengganggu jalannya shooting jika
tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan
gambar alasannya yakni tidak mempunyai ijin.
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan
aneka macam resiko mirip akomodasi,
transportasi, keamanan ketika shooting,
tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang
telah ditentukan skenario harus betul-betul
layak dan tidak menyulitkan pada saat
produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak
perlu daerah yang jauh dan memakan banyak
biaya.
F. MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY
Memilih dan mencari pakaian yang akan
dikenakan tokoh dongeng beserta propertinya.
Kostum sanggup diperoleh dengan
mendatangkan desainer khusus ataupun cukup
membeli atau menyewa namun disesuaikan
dengan dongeng skenario. Kelengkapan produksi
menjadi tanggung jawab tim property dan
artistik.
G. MENYIAPKAN PERALATAN
Untuk mendapat hasil film/video yang baik
maka diharapkan peralatan yang lengkap dan
berkualitas. Peralatan yang diharapkan (dalam
film minimalis) :
Clipboard.
Proyektor.
Lampu.
Kabel Roll.
TV Monitor.
Kamera video S-VHS atau Handycam.
Pita/Tape.
Mikrophone clip-on wireless.
Tripod Kamera.
Tripod Lampu.
H. CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang
memerankan tokoh dalam dongeng film. Dapat
dipilih pribadi ataupun dicasting terlebih
dahulu. Casting sanggup diumumkan secara luas
atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja.
Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi
kemampuannya juga dari segi budget/
pembiayaan yang dimiliki.
TAHAP PRODUKSI
Produksi yakni proses yang paling
memilih keberhasilan penciptaan sebuah
karya film. proses yang dalam kata lain bisa
disebut dengan shooting (pengambilan
gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara,
orang yang paling bertanggung jawab dalam
proses ini. orang yang ikut dalam proses ini
antara lain kameraman atau DOP (Director Of
Photography) yang mengatur cahaya, warna,
dan merekam gambar. Artistik yang mengatur
set, make up, wardrobe dan lain sebagainya.
dan Soundman yang merekam suara.
Tahapan ini dimana hampir seluruh team work
mulai bekerja. Seorang sutradara, produser
atau line produser sangat dituntut
kehandalannya untuk mengatasi kru dalam
tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang
perlu diperhatikan yakni :
A. MANAJEMEN LAPANGAN
Manajemen lapangan meliputi beberapa hal,
yaitu:
• Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan,
keselamatan )
• Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make
up dll )
• Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi,
kecepatan kerja, penyediaan alat )
• Crew koordinasi ( koordinasi para kru )
Attitude dalam bekerja merupakan hal yang
sangat penting. Kesabaran, pengertian dan
kerjasama merupakan attitude yang
diharapkan untuk mencapai sukses. Berdoa
sebelum bekerja dan briefing sebelum
memulai merupakan hal yang baik untuk
menyatukan semangat, visi dan attitude yang
diinginkan. Jangan pernah kehilangan control
emosi pada ketika syuting. Apalagi semua
bekerja dengan keterbatasan waktu.
B. KEGIATAN SHOOTING
Tahap ini yakni tahap dimana kepiawaian
sutradara, DOP, dan kru sangat menentukan.
Kualitas gambar yakni selalu ingin kita capai.
Oleh alasannya yakni itu penguasaan kamera dan
ligthing sangatlah penting. Untuk mencapai
hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan,
ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
1. Shooting Outdoor
Shooting outdoor biasa menekan budget,
namun harus berhati-hati melakukannya
alasannya yakni sangat bergantung dari keadaan cuaca
ketika syuting dilakukan. Beberapa yang harus
dipersiapkan ketika syuting outdoor yakni :
cahaya matahari ( hard, soft )
reflector ( silver, gold )
hujan buatan
camera setting ( irish, speed, white balance,
focus)
crowd control ( working with ekstras )
2. Shooting Indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol
daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan
peralatan yang cukup lengkap. Antara lain :
penggunaan lighting sederhana
penggunaan filter
make up
pemilihan back ground
monitor
3. Visual Efek
Beberapa trik gampang untuk dilakukan untuk
menciptakan video kelihatan lebih menarik antara
lain dengan :
reserve motion
fast motion ( normal lipsync )
slow motion (normal lipsync )
crhoma key ( blue screen )
Beberapa hal lain pada ketika produksi yang
juga perlu untuk diperhatikan yaitu :
• makan/ logistik
• sewa peralatan
• film
• transportasi
• akomodasi
• telekomunikasi
• dokumentasi
• medis
C. TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar
belakang untuk keperluan pengambilan
gambar. Setting tidak selalu berbentuk
bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan
bagaimana menciptakan suasana ruang
mendukung dan mempertegas latar peristiwa
sehingga mengantarkan alur dongeng secara
menarik.
D. TATA SUARA
Untuk menghasilkan bunyi yang baik maka
diharapkan jenis mikrofon yang sempurna dan
berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan
yakni yang gampang dibawa, peka terhadap
sumber suara, dan bisa meredam noise
(gangguan suara) di dalam dan di luar
ruangan.
E. TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat
memilih manis tidaknya keualitas teknik
film tersebut. Seperti fotografi, film juga
sanggup diibaratkan melukis dengan
memakai cahaya. Jika tidak ada cahaya
sedikitpun maka kamera tidak akan dapat
merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan
kamera video cukup memperhatikan
perbandingan Hi light (bagian ruang yang
paling terang) dan shade (bagian yang
tergelap) supaya tidak terlalu tinggi atau biasa
disebut hight contrast. Sebagai pola jika
pengambilan gambar dengan latar belakang
lebih terperinci dibandingkan dengan artist yang
sedang melaksanakan acting, kita sanggup gunakan
reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor sanggup dibentuk sendiri dengan
memakai styrofoam atau aluminium foil
yang ditempelkan di karton tebal atau triplek. Sumber http://fahmiilhamardiansyah.blogspot.com
0 Response to "✔ Pembuatan Film"
Posting Komentar