✔ 4 Momen Dahsyat Persatuan Nusantara Yang Harus Diketahui Rakyat Indonesia
Jika anda mencar ilmu sejarah, anda akan tahu bahwa Indonesia ialah bangsa yang besar.
700 tahun kemudian kerajaan-kerajaan di Indonesia begitu ditakuti. Sebelum bangsa Barat datang...
Dan bangsa Barat itu akibatnya dihancurkan oleh persatuan rakyat Indonesia atas satu tujuan yang sama : kemerdekaan! Kuncinya ada di PERSATUAN.
Tapi jangan kira persatuan Indonesia gres lahir semenjak era 20. Jauh sebelum itu sudah ada insiden penyatuan Nusantara. Sampai era kemerdekaan, sedikitnya sudah saya temukan 5 insiden dahsyat bersatunya Nusantara.
Kelimanya lahir dari 3 era yang berbeda. Ide-nya tak selalu sama, eksekusi-nya pun tidak. Tapi kelima insiden tersebut saling berkaitan dan saling mendukung untuk membentuk kemerdekaan hingga ketika ini.
Satu persamaannya : persatuan itu selalu jadi jalan dalam kejayaan masing-masing.
Inilah kelima insiden tersebut...
1. Sumpah Palapa dan Invasi Majapahit
Sumpah Palapa ialah sumpah yang diucapkan Gadjah Mada ketika pengangkatannya sebagai Patih Majapahit. Terjadi sekitar tahun 1336 Masehi.
Isinya diketahui dari kitab Pararaton. Yaitu :
Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang (Malaysia), Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik (Singapura), demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.
Masih menjadi perdebatan apakah Majapahit benar-benar menguasai Nusantara, wilayah Nusantara yang dikuasai Majapahit-pun masih jadi perdebatan mahir sejarah. Ada 2 pendapat besar yang dikemukakan mengenai hal ini :
Pertama, Majapahit berusaha menguasai Nusantara dengan invasi-invasi. Untuk mengakibatkan semua tempat yang diinvasi itu sebagai wilayah Majapahit, jadi dibawah kekuasaan Majapahit. Hal ini tentunya tak ada bedanya dengan penjahan Belanda di Indonesia selama ratusan tahun.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, tempat kekuasaan Majapahit mencakup Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. (Diambil dari Wikipedia)
Kedua, relasi Majapahit dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara bukanlah antara yang menjajah dan dijajah. Akan tetapi sebagai bentuk kolaborasi dalam satu kesatuan - dalam bentuk persahabatan. (Diambil dari National Geographic Indonesia)
Kedua hal tersebut masih jadi kontroversi berkepanjangan. Dan keduanya tentulah memperlihatkan hal yang sangat bertolak-belakang. Antara Majapahit sebagai penjajah untuk menyatukan Nusantara, atau Majapahit sebagai penggagas kesatuan Nusantara.
Meski begitu, jikalau mengacu pada Sumpah Palapa, terang sekali ada semangat untuk melaksanakan invasi (penjajahan) oleh Gadjah Mada. Dan didalam kitab Pararaton pun sempat disinggung serangan Majapahit ke Sunda.
Jadi, kalau kita ambil nilai tengah, maka sanggup disimpulkan jikalau Majapahit mungkin terus melaksanakan invasi ke daerah-daerah Nusantara namun dengan berbagai cara selain penaklukkan. Seperti kolaborasi politik dan persekutuan.
Mungkin ada beberapa wilayah yang sepenuhnya dibawah kendali Majapahit, ada pula yang hanya melaksanakan sebatas kerja sama. Karena saling rebut kekuasaan ialah hal yang masuk akal pada masa kerajaan tersebut.
Jadi, semua masih diselubungi misteri. Belum ada kepastian...
Meski begitu, invasi atau tidak, persatuan Nusantara memang sudah ada semenjak 700 tahun yang lalu.
Dan kalau anda masih penasaran. Inilah wilayah Majapahit berdasarkan kitab Negarakertagama yang masih jadi perdebatan :
2. Aliansi Tiga untuk Menumpas Portugis
Peristiwa kedua yang dihentikan dilupakan ialah aliansi tiga. Pernah mendengarnya?
Intinya, aliansi tiga ialah istilah yang dipakai untuk menyebut perjanjian komplotan antara tiga negara untuk tujuan politik.
Beda dengan insiden Majapahit yang masih terselubung misteri, insiden ini penuh dengan kejelasan.
Sayangnya, insiden ini justru kurang diekspos. Entah apa alasannya. Beda dengan insiden Sumpah Palapa yang sudah anda dengar berkali-kali, insiden ini mungkin gres pertama kali anda dengar.
Oke, jadi insiden atau momen aliansi tiga terjadi sekitar era ke-14 dan 15. Yang dibuat oleh 3 pilar utama kerajaan Islam di Nusantara pada masa itu, yaitu Aceh di Barat, Demak di Tengah, dan Ternate di Timur. Dan pada periode aliansi tiga ini, ketiga kerajaan tersebut sedang mengalami masa kejayaan.
Jadi, kekuatan mereka sangat dahsyat dan mewakili setiap kekuatan Nusantara disetiap wilayahnya. Pada masa itu juga, Islam ialah poros utama kekuatan Nusantara.
Apa hanya itu, bukti bahwa persatuan nusantara ada?
Tidak hanya itu! Mereka tidak hanya sekedar bekerja sama. TAPI juga mempunyai satu tujuan yang sama dan penting, yaitu : MEMBENDUNG SEPAK TERJANG PORTUGIS. (Pada masa itu Belanda belum ada)
Sepak terjang Portugis pada masa itu
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Portugis selalu berusaha untuk memonopoli perdagangan di Indonesia.
Terutama di Aceh, Demak, dan Ternate yang maju ekonominya. Mulanya, Portugis bersikap baik tanpa gelagat memonopoli perdagangan. Perjanjian-perjanjian dibuat untuk itu. Tapi perlahan-lahan justru Portugis melanggar perjanjian.
Maka pecahlah perlawanan-perlawanan dari Aceh, Demak, dan Ternate. Dan atas tujuan yang sama, dibentuklah aliansi tiga.
Bagaimanakah dampaknya?
Melalui peperangan-peperangan, kekuasaan Portugis berhasil ditumpas. Kemenangan terbesar ada pada kesultanan Ternate yang berhasil meraih kemenangan 100% terhadap Portugis melalui aliansi tiga.
Portugis pun terusir dari bumi Nusantara dan pergi ke Timor dan sebagian lagi ke Malaka...
Kemenangan rakyat Ternate tersebut merupakan kemenangan pertama putra-putra Nusantara atas kekuatan Barat. Kemenangan tersebut dipuji Buya Hamka sebab bisa menunda kedatangan bangsa Barat ke Indonesia selama 100 tahun!
Tidak ada sumber yang niscaya mengenai kapan bermula dan berakhirnya aliansi ini. Tapi kemungkinan besar terhenti sesudah kejatuhan Demak pada 1548.
Sayang sekali jikalau insiden sejarah ini kurang diekspos. Padahal sangat besar pengaruhnya terhadap bangsa.
3. Kebangkitan Nasional dan Tumbuhnya Intelektual Indonesia
Setelah masa kebesaran Majapahit dan kerajaan Islam, Indonesia terkubur.
Datangnya Belanda pada tahun 1602 lama-kelamaan malah mengakibatkan Indonesia tempat jajahan.
Ratusan tahun lamanya rakyat menderita. Sangat menderita...
Pajak tanah, kerja rodi, tanam paksa, penindasan-penindasan, perampasan hak, pembodohan rakyat, dst. ialah penyiksaan Belanda di Indonesia.
Bagaimana mau melawan kalau rakyat Indonesia terbelakang semua dan tak ada kesadaran untuk lepas dari belenggu? Tapi ternyata masih ada jalan. Ada celah-celah bagi pertumbuhan intelektual (kaum terpelajar) Indonesia. Dan dari intelektual inilah kemerdekaan bisa diraih.
Mereka mempunyai semangat tinggi. Pikiran terbuka, dan wawasan yang luas. Masa keemasan Indonesia sebelum penjajahan-lah yang jadi wangsit mereka. Juga pergerakan nasional lain dari negara yang terkena belenggu penjajahan.
Maka, kita harus mulai dari intelektual. Darimana mereka lahir?
Mereka lahir dari pendidikan Barat! Dari Belanda sendiri! Awalnya, Belanda butuh pegawai dan mandor yang bisa membaca dari kalangan pribumi. Maka dibuatlah sekolah untuk pribumi.
Darisinilah golongan intelektual lahir. Sumber saya tidak banyak, tapi dari buku 'Tan Malaka : Pergulatan Menuju Republik' saya bisa tahu kalau waktu itu pendidikan Barat untuk kalangan pribumi cukup maju.
Terlebih lagi, ada orang-orang Barat yang simpati terhadap Indonesia. Sebut saja Douwes Dekker alias Multatuli. Mereka memunculkan ide untuk menyekolahkan putera Indonesia ke Belanda.
Dalam masalah G.H Horensma, guru Tan Malaka berkebangsaan Belanda, ia menyekolahkan Tan Malaka ke Belanda. Di Belanda-lah Tan Malaka bersekolah dan kemauan untuk merdeka makin mantap dalam dirinya melalui imbas partai-partai waktu itu.
Di Belanda sendiri, Partai Komunis-nya mendukung kemerdekaan Indonesia.
Jadi, darisitulah muncul intelektual Indonesia. Rata-rata mereka memang bersekolah di Belanda, sebut saja Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Sjahrir, atau intelektual lain ibarat Ki Hadjar Dewantara dan Muhammad Yamin.
Pendirian Sekolah-Sekolah
Abad 20 ialah era-nya kebangkitan nasional Indonesia.
Setelah muncul intelektual-intelektual, tiba lagi pendirian sekolah-sekolah dari orang Indonesia asli. Tujuannya, tentulah memerdekakan Indonesia dan menanamkan nasionalisme. Ada juga sekolah-sekolah Islam.
Jumlahnya masih sedikit dan dibawah pengawasan pemerintah Belanda. Misalnya sekolah Ki Hadjar Deantara dan sekolah SI dibawah Tan Malaka. Akhirnya, keduanya ditangkap dan diasingkan oleh Pemerintah Belanda.
Munculnya gerakan organisasi politik
Organisasi pribumi pertama di Indonesia ialah Budi Utomo. Organisasi ini tidaklah bergerak dalam politik.
Baru sesudah itu mulai muncul organisasi-organisasi yang bergerak dalam politik. Seperti Sarekat Islam (1911) dan Indische Partij (1912). Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Belanda juga menciptakan organisasi Partai Nasional Indonesia.
Pada masa itu pula Sarekat Islam begitu mengakar. Dengan bergabungnya PKI dengan Sarekat Islam, memunculkan rasa nasionalisme tinggi meskipun banyak pemimpin mereka dibuang dan dipenjara.
Dalam pembuangannya pun, ada juga tokoh yang menerima simpati. Seperti Tan Malaka yang setiap pidato-nya ketika pembuangan di Belanda selalu dihadiahi tepuk tangan. Tujuannya satu : memerdekakan Indonesia.
Rasa nasionalisme mulai muncul dimana-mana.
Dan insiden yang tak boleh dilupakan ialah Sumpah Pemuda tahun 1928...
Menghasilkan ikrar yang dahsyat :
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
4. Akhirnya Puncak Persatuan : Kemerdekaan!
Pada akhirnya, Belanda mengalah pada 1940. Posisi penjajah diteruskan pada Jepang.
Tapi, Jepang menciptakan bermacam-macam tipu muslihat. Berusaha menipu Indonesia dengan janji-janji memperlihatkan kemerdekaan. Padahal rasa nasionalisme sudah melambung tinggi.
Tokoh-tokoh ibarat Soekarno dan Hatta menentukan mengikuti Jepang. Tapi tokoh-tokoh muda mendesak supaya terjadi kemerdekaan. Maka, terjadilah insiden Rengasdengklok (anda niscaya tahu).
Dan proklamasi dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka.
Puncak persatuan terjadi. Banyak insiden mempertahankan kemerdekaan setelahnya. Tapi hingga kini NKRI tetap utuh.
Buku-Buku pada Masa Itu yang Mesti Dibaca
Ada banyak karya yang dihasilkan pada masa pergerakan nasional. Berdasarkan Goodreads, ada beberapa buku manis untuk dibaca dan dipelajari. Kesemuanya tentu saja sanggup memberi citra akan keadaan masa itu dan kita sanggup menangkap pedoman hebat para founding father bangsa Indonesia :
- Perjuangan Kita - Sutan Sjahrir
- Dibawah Bendera Revolusi - Sukarno
- Indonesia Menggugat - Sukarno
- Demokrasi Kita - Mohammad Hatta
- Madilog - Tan Malaka
- Dari Penjara ke Penjara - Tan Malaka
- Aksi Massa - Tan Malaka
(klik link untuk melihat review)
Dari kesemua buku tersebut, hanya 2 yang saya temui di toko buku : Madilog dan Dari Penjara ke Penjara. Saya gres beli Madilog - maklum, bocah ibarat saya mana bisa beli buku banyak-banyak. Hahaha.
Sekian...
Akhirnya, selesai juga artikel ini...
Saya harap sanggup menyadarkan mata kita semua akan usaha bangsa kita. Menunjukkan jikalau persatuan bisa meraih kejayaan bangsa ini.
Sekarang, sisanya ialah bagaimana kita memajukan pikiran kita untuk 'menaklukkan' bangsa lain. Banyak baca buku, banyak mencar ilmu dan mengajar. Dan jujur.
Itu semua akan membawa kita menuju bangsa yang besar. Bangsa yang hebat! Perubahan akan tiba dari kita sendiri.
Terakhir, jikalau berdasarkan anda artikel ini cukup manis untuk menambah wawasan : share-lah ke social media. Like, tweet, dan +1 artikel ini (ada tombolnya dibawah).
Atau kalau anda blogger, kasih link di blog anda menuju artikel saya kalau berdasarkan anda artikel ini cukup bagus. Okay?
Terima kasih! Sumber http://kulisastra.blogspot.com
0 Response to "✔ 4 Momen Dahsyat Persatuan Nusantara Yang Harus Diketahui Rakyat Indonesia"
Posting Komentar