✔ Wsd (Water Seal Drainage)
Dalam suatu kasus yang menimbulkan rongga pleura, thoraks dan mediasternum berisi udara atau cairan menumpuk yang menimbulkan penderita mengalami sesak hebat, dan bila dibiarkan berpotensi lebih parah. Disinilah biasanya petugas medis akan melaksanakan suatu tindakan invasif yang disebut dengan WSD (Water seal drainage).
Untuk lebih jelas, silahkan simak uraian singkat kami dibawah ini ihwal WSD, mulai dari pengertian, indikasi, tujuan, prinsip kerja, jenis, tempat pemasangan, SOP WSD hingga perawatan.
WSD (Water Seal Drainage)
Pengertian
WSD ( Water Seal Drainage ) ialah tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan memakai pipa penghubung.
Indikasi dan tujuan pemasangan WSD
1. Indikasi :
- Pneumotoraks, hemotoraks, empyema
- Bedah paru : sebab ruptur pleura udara sanggup masuk ke dalam rongga pleura, reseci segmental msalnya pada tumor, TBC dan lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC
2. Tujuan pemasangan WSD
- Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura
- Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
- Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang sanggup menimbulkan pneumotoraks
- Mempertahankan semoga paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif pada intra pleura.
Prinsip kerja WSD
- Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah.
- Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg )
- Suction
Jenis WSD
1. WSD Satu botol
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan epilog segel. Penutup memiliki dua lobang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol.
Keuntungannya ialah :
- Penyusunannya sederhana
- Mudah untuk pasien yang berjalan
Kerugiannya ialah :
- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
- Untuk terjadinya ajaran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
- Campuran darah dan drainase menjadikan busa dalam botol yang membatasi garis pengukuran drainase
2. WSD Dua botol
Pada sistem dua botol, botol pertama ialah sebagai botol penampung dan yang kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan sanggup dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.
Keuntungan :
- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan
- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik
Kerugian :
- Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area pleura.
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas ajaran udara pada kebocoran udara.
3. WSD Tiga botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol ketiga disusun seolah-olah dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting ialah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk membuat putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung bergairah menimbulkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk menyidik patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus dilepaskan ketika itu juga.
Keuntungan :
- sistem paling kondusif untuk mengatur pengisapan.
Kerugian :
- Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan.
- Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi
4. Unit drainage sekali pakai
a. Pompa penghisap Pleural Emerson
Merupakan pompa penghisap yang umum dipakai sebagai pengganti penghisap di dinding. Pompa Penghisap Emerson ini sanggup dirangkai memakai sistem dua atau tiga botol.
Keuntungan :
- Plastik dan tidak gampang pecah
Kerugian :
- Mahal
- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.
b. Fluther valve
Keuntungan :
- Ideal untuk transport sebab segel air dipertahankan bila unit terbalik
- Kurang satu ruang untuk mengisi
- Tidak ada dilema dengan penguapan air
- Penurunan kadar kebisingan
Kerugian :
- Mahal
- Katup berkipas tidak memperlihatkan informasi visual pada tekanan intra pleural sebab tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
c. Calibrated spring mechanism
Keuntungan :
- Idem
- Mampu mengatasi volume yang besar
Kerugian
- Mahal
Tempat pemasangan WSD
- Bagian apeks paru ( apikal )
- Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara penggalan basal
- Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ).
SOP Pemasangan WSD (Water seal drainage)
Persiapan pemasangan
a. Persiapan alat
- Sistem drainase tertutup
- Motor suction
- Selang penghubung steril
- Cairan steril : NaCl, Aquades
- Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter
- Kassa steril
- Pisau jaringan
- Trocart
- Benang catgut dan jarumnya
- Sarung tangan
- Duk bolong
- Spuit 10 cc dan 50 cc
- Obat anestesi : lidocain, xylocain
- Masker
Prosedur Pemasangan WSD
- Kaji airway,breathing dan circulation klien
- Lakukan tindakan untuk melindungi airway,dengan membebaskan jalan napas
- Lakukan tindakan pemasangan O2 sesuai yang dibutuhkan’
- Pasang intravena line untuk menjaga sirkulasi
- Kaji klien terhadap kemungkinan adanya cidera pada dada
- Kaji adanya gejala komplikasi pernapasan
- Periksa nilai Analisa gas darah ( AGD )
- Hadirkan jago terapi pernapasan jikalau diperlukan
- Kaji apakah klien ada allergi dengan obat-obatan atau betadine
- Jelaskan mekanisme tindakan kepada klien dan keluarga
- Posisikan klien dengan posisi fowler atau supinasi atau miring dengan sisi yang sehat mengarah ketempat tidur dan posisi tangan diangkat keatas kepala.
- Tentukan lokasi insisi tempat pemasangan selang,cuci tangan.
1. Apikal : Letak selang pada intercosta III midclavicula, masukan selang secara anterolateral. berfungsi Untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
2. Basal : Letak selang pada intercosta V-VI atau intercosta VIII-IX midaksilaler berfungsi untuk mengeluarkan cairan dan rongga pleura
- Lakukan tindakan asepsis dan anti sepsis pada kawasan pemasangan WSD dengan betadine
- Berikan anastesi local dengan lidokain 1 % tanpa epineprin 20 ml
- Lakukan sayatan/ insisi pada kulit yang telah ditentukan hingga batas subcutis
- Buatlah terowongan/lubang dengan spuit 110 ml diatas tepi iga/intercosta hingga menembus pleura,dengan tanda cairan akan menyemprot keluar
- Masukkan selang berukuran 28-36 french untuk mengeluarkan darah / nanah. Bila mengeluarkan udara maka ukuran selang akan lebih kecil
- Hubungkan selang WSD dengan sistem botol yang sudah diberi cairan antiseptik sebanyak ± 20 cm
- Lakukan penjahitan atau heating pada tempat insisi dan lakukan disinfeksi dengan betadin,fiksasi selang kekulit dengan kasa steril kemudian plester.
- Rapikan klien dan rapikan alat-alat
- Cuci tangan dengan teknik aseptic.
Perawatan pra bedah
- Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur.
- Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa dada, posisi badan pada ketika tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan hingga selang tertarik oleh pasien dengan catatan jangan hingga rata/ miring yang akan mensugesti tekanan.
- Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan.
- Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menandakan batuk serta pernafasan dalam yang rutin pasca bedah.
- Mengajari pasien latihan lengan dan menandakan hasil yang diharapkan pada pasca bedah sehabis melaksanakan latihan lengan.
Perawatan pasca bedah
Perawatan sehabis mekanisme pemasangan WSD antara lain :
- Perhatikan undulasi pada selang WSD
- Observasi gejala vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama
- Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi
- Anjurkan pasien untuk menentukan posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan hingga selang terlipat
- Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi
- Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
- Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang dibuang
- Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran
- Observasi dengan ketat gejala kesulitan bernafas, cynosis, empisema.
- Anjurkan pasiuen untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif
- Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
Bila undulasi tidak ada, ini memiliki makna yang sangat penting sebab beberapa kondisi sanggup terjadi antara lain :
- Motor suction tidak jalan
- Selang tersumbat atau terlipat
- Paru-paru telah mengembang
Oleh sebab itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainase, amati gejala kesulitan bernafas.
Cara mengganti botol WSD
- Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.
- Selang WSD diklem dulu
- Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
- Amati undulasi dalam selang WSD.
Indikasi pengangkatan WSD
1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :
- Tidak ada undulasi
- Tidak ada cairan yang keluar
- Tidak ada gelembung udara yang keluar
- Tidak ada kesulitan bernafas
- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara
2. Selang WSD tersumbat dan tidak sanggup diatasi dengan spooling atau pengurutan pada selang.
Demikian klarifikasi singkat kami ihwal WSD (water seal drainage) mulai dari pengertian, tujuan, indikasi, mekanisme pemasangan hingga perawatannya. Semoga sanggup menjadi refferensi sobat - sobat sekalian. Terima Kasih. Untuk mend0wnl0ad konsep askep WSD silahkan DISINI.
Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com
0 Response to "✔ Wsd (Water Seal Drainage)"
Posting Komentar