iklan banner

✔ Sistem Gerak Serangga

(Artikel Sistem Gerak Serangga ini yaitu bab dari makalah dengan judul Kajian Fisiologi Serangga. Bila anda memerlukannya sebagai materi referensi, makalah Fisiologi Serangga  tersebut bisa anda DOWNLOAD DISINI)

Otot Dan Pergerakan Serangga
Keberhasilan serangga dalam survivalnya terutama berkaitan dengan kemampuannya untuk mengindera, menafsirkan dan bergerak dalam lingkungannya. Sekitar tujuh puluh persen dari spesies di dalam biosfer yaitu serangga yang tersebar di banyak sekali lingkungan. Kemampuan terbang serangga yang diperkirakan berkembang semenjak paling sedikit 300 juta tahun yang kemudian merupakan penemuan dalam kemampuan pergerakan. Selain pergerakan terestrial dan akuatik yang berkembang dengan baik. Kekuatan untuk pergerakan berasal dari otot, yang bekerja dengan bertumpu pada sistem skeleton baik berupa eksoskeleton yang kokoh maupun skeleton hidrostatik.

1). Otot Serangga
Tidak menyerupai vertebrata dan invertebrata non-serangga yang memiliki baik otot lurik (striated) maupun otot polos (smooth), serangga hanya memiliki otot lurik yang masing-masing serabutnya terdiri dari dari beberapa sel dengan:

- suatu plasma membran bersama

- sarcolemma: lapisan luar. Sarcolemma memiliki lekukan ke dalam (inv@gin@si), di mana tracheole yang mencatu oksigen berafiliasi dengan serabut otot.

- contractile myofibrils: tersusun sepanjang serabut otot dalam lembaran yang terdiri dari silinder-silinder.

2). Perlekaan Otot Serangga
Pada vertebrata, otot-otot bertumpu pada skeleton internal, tetapi sebaliknya pada serangga otot-otot menempel dan bertumpu pada permukaan dalam dari skeleton luar. Otot bersambung dengan adanya tonofibrillae. Skeleton luar tonofibrillae merupakan serabut-serabut penghubung yang halus berfungsi untuk:

- Menghubungkan ujung otot ke lapisan epidermal.

- Terbuang bersama kutikula usang pada setiap moulting sehingga harus ada pembentukan tonofibrilae gres kembali.

- Pada daerah perlekatan, tonofibrillae melintas epidermis dari otot ke kutikula. Kadang-kadang, perlekatan ini diperkuat dengan tonjolan multiselular yang disebut apodeme dan apabila struktur ini berbentuk memanjang disebut apophysis.

3). Pergerakan Serangga
- Larvae dengan badan lunak bergerak dengan cara merayap. Pergerakan ini dimungkinkan alasannya yaitu adanya skeleton hidrostatik untuk perlekatan otot. Otot turgor berkontraksi dan relaksasi secara berurutan dari kepala ke ekor sehingga membentuk gelombang. Tumpuan pada substrat terjadi alasannya yaitu adanya kait lisan (mouth hook, misalnya pada larva diptera) dan kaki lengket (adhesive foot). Beberapa serangga air bergerak dengan menggeliat menyerupai ular. Sedangkan pada larvae yang memiliki kaki-kaki dada (thoracic legs), gelombang kontraksi dan relaksasi dari otot-otot turgor dari posterior ke anterior mengakibatkan terangkatnya kaki dari substrat secara berurutan dan mengakibatkan gerakan maju.

- Pada serangga dengan eksoskeleton luar yang kokoh bergerak dengan cara berjalan atau berlari, pergerakan diperoleh dari kontraksi dan relaksasi dari pasangan otot-otot antogonistik dan agonistic yang menempel pada kutikula. Pergerakan dengan jalan atau berlari memakai enam kaki dada. Dibanding crustacea dan myriapoda, serangga memiliki lebih sedikit kaki yang terletak lebih ke ventral dan berdekatan satu sama lain pada dada memungkinkan konsentrasi otot-otot pergerakan baik untuk berjalan maupun terbang. Hal ini menghasilkan pergerakan yang lebih efisien dan lebih gampang terkontrol. Ketika serangga berjalan, pergantian pertumpuan tripod dari kaki depan dan kaki belakang pada satu sisi dan kaki tengah pada sisi yang lain mendorong ke belakang sedangkan kaki-kaki yang lain diangkat ke depan sehingga menghasilkan gerakan maju. Dengan tripod, pergerakan menjadi stabil alasannya yaitu titik berat badan berada di antara tiga kaki.Tungkai Cursorial berfungsi untuk berlari yang dicirikan dengan ruas-ruas tungkai yang ramping. Contohnya tungkai kecoak, kumbang.

- Meloncat
Gerakan meloncat dimungkinkan alasannya yaitu adanya kaki belakang yang termodifikasi (femur belakang yang membesar, contohnya pada orthoptera dan kutu) dengan otot-otot yang besar di mana kontraksi secara perlahan menghasilkan energi yang tersimpan dengan salah satu cara berikut yaitu distorsi dari sendi femoro-tibial, sklerotisasi berbentuk pegas (spring-like sclerotization, contohnya perpanjangan jaringan pengikat pada metatibia) dan  tekanan pada elastic resilin pad pada coxa. Tungkai Saltatorial berfungsi untuk meloncat yang dicirikan dengan pembesaran femur bab belakang. Misalnya pada tungkai belalang dan jangkrik.

- Mendayung
Gerakan mendayung pada lapisan permukaan air dimungkinkan alasannya yaitu adanya tegangan permukaan air dan pada telapak kaki serangga terdapat kutikula atau rambut-rambut yang bersifat menolak air. Tungkai Natatorial berfungsi untuk berenang yang dicirikan bentuk tungkai yang pipih serta adanya “rambut-rambut renang” yang panjang. Misalnya tungkai kumbang air, kepinding kapal.

- Terbang
Kemampuan terbang memungkinkan serangga untuk memiliki mobilitas lebih tinggi yang membantu dalam memperoleh pakan, pasangan kawin, penyebaran dan mengeksploitasi lingkungannya. Kemampuan terbang hanya dimiliki oleh serangga dewasa. Terbang berarti harus melawan dua gaya yaitu gravitasi dan goresan dengan udara. Penerbangan bisa dilakukan secara aktif menggerakkan otot-otot terbang atau secara pasif atau melayang relatif terhadap angin. Naik dan turun dalam gerakan melayang dilakukan dengan mengatur sudut sisi depan sayap yaitu antara 30° dan 50°. Kemampuan manuver serangga ini lebih baik dari pada pesawat terbang yang hanya kurang dari 20°. Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari spesies ke spesies, contohnya pada kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik) sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok, serangga merubah amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap.

Ditinjau dari hubungannya dengan sayap, otot terbang ada dua macam yaitu otot pribadi dan otot tidak langsung. Otot pribadi memiliki perlekatan dengan sayap dan bekerja secara pribadi menggerakkan sayap. Otot tidak pribadi menempel pada dinding thorax bab dalam dan kontraksinya mengakibatkan perubahan bentuk dada dan secara tidak pribadi menggerakkan sayap.

(DOWNLOAD makalah lengkapnnya, untuk melihat klarifikasi dilengkapi gambar)


Sumber http://zonabawah.blogspot.com

0 Response to "✔ Sistem Gerak Serangga"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel