iklan banner

✔ Semangat Preservasi Alami, Dan Irit Sumber Daya

Gaung lingkungan di negara-negara maju semenjak beberapa tahun terakhir merasuki perusahaan besar. Berkaca dari pengalaman go green melaksanakan “penghijauan” perusahaan, dan beberapa perjuangan yang dirintis di Indonesia, barangkali sanggup menciptakan banyak perusahaan tergerak mengikuti jejek mereka.

Amatilah bermacam-macam kertas yang dijual mulai dari tisu, kertas surat, hingga kertas memo. Beberapa di antaranya menyebutkan kertasnya sebagai hasil daur ulang. Hal yang sama, juga sanggup dijumpai pada beberapa produk lain menyerupai kaleng minuman, kosmetika, dan bahkan juga sumpit. Intinya, produk itu dekat dengan lingkungan.

Gaya hidup dunia dikala ini, terutama di negara maju, memang didominasi warta lingkungan. Setiap percakapan dan laporan media massa, banyak dibumbui keterangan mengenai planet bumi yang ringkih dan terancam. Tidak usahlah dirinci lebih lanjut, diskusi itu sekadar ikut-ikutan atau benar-benar tahu. Tidak heran bila segala perjuangan kemudian mulai dari dukungan dana, transaksi jual beli, hingga ke gambaran perusahaan, selalu ditumpangi atribut lingkungan. Beberapa perusahaan di negara maju yang semenjak awal membawa bendera lingkungan, ternyata sukses diserbu konsumen. Disadari atau tidak, sepertinya fenomena gres ini mengatakan semua yang berbau lingkungan akan menaikkan pula gengsi konsumen maupun produsennya. Lingkungan sudah menjadi komiditi ekonomi.

SEBUTLAH Body Shop, suatu produsen yang sekaligus juga mempunyai jaringan toko kosmetika yang berpusat di Inggris tegas-tegas menyebutkan hanya memakai materi baku alami yang sama sekali tidak membahayakan binatang, manusia, dan planet bumi, dengan memenfaatkan khasiat segala jenis tumbuhan yang sudah dikenal insan ribuan tahun.

Toko kosmetika yang sudah tersebar pada lebih dari 37 negara sangat dikenal dengan motonya yang tidak melaksanakan uji coba kosmetiknya pada binatang. Di tengah riuhnya tekanan kelompok lingkungan pada masyarakat Eropa yang anggotanya paling banyak memproduksi kosmetik untuk menghentikan penyiksaan pada hewan dengan uji coba kosmetik, Body Shop memang membawa angin segar.

Tentang uji coba kosmetik pada hewan ini, jika dilihat memeng mengerikan. Mata- mata kelinci diolesi krim mata untuk melihat efeknya, menjadikan iritasi atau tidak. Bibir kera diolesi lipstik dan tikus bermandi parfum. Tidak heran bila di laboratorium kosmetik banyak dijumpai hewan yang bermata dan berbibir bengkak, rontok bulunya, atau tengah terkapar kesakitan gara-gara tubuhnya ditempeli bermacam-macam kosmetik.

Di Jerman, barang-barang yang berlabel blue angel juga diserbu pembeli. Label yang hanya sanggup diperoleh perusahaan dengan susah payah alasannya yaitu pengujiannya yang ketat itu, membuktikan priduk itu dibentuk tanpa merusak alam dan sesudah dipakai juga tidak menambah timbunan limbah di bumi. Pokoknya harus bersifat 3R, reduce, reuse, recycle atau mengurangi materi baku, sanggup dipakai kembali, dan sanggup didaur ulang.

Semboyan 3R ini pula yang sekarang banyak diterapkan di banyak sekali perusahaan di Amerika Serikat. Fenomena perusahaan go green di AS ini, bahkan pernah diberi peringkat secara khusus oleh majalah Fortune yang mengklasifikasi 10 perusahaan dalam kategori terbaik, 10 lainnya mengalami kemajuan paling pesat, dan 10 lainnya sebagai paling buruk.

Beberapa perusahaan bermarkas di Amerika. Sejak memproklamirkan dirinya sebagai perusahaan “hijau” semua materi baku yang memakai CFC ditinggalkan. Bahan kimia akronim dari chlorofluorocarbon ini merupakan perusak ozon terbesar dikala ini. Produk-produknya berupa kertas memo kuning kecil-kecil berperekat, juga dibentuk dari kertas daur ulang dan tidak memakai chlorine yang sangat mencemari air. Perusahaan kimia Dow Chermical di AS dan termasuk 10 terbaik versi Fortune, memperbaiki sistem pengelolaan lateks dan salah satu pabriknya dengan cara mengubah pipa-pipa dan peralatan produksinya. Hasilnya, perusahaan ini berhasil mengurangi limbahnya hingga 60 % dan ekonomis biaya 325.000 dollar AS pertahun.

Namun yang menarik, perusahaan-perusahaan yang menyatakan dirinya go green ini ternyata tidak sekedar menjual “lingkungan”. Selain ke luar membantu segala kegiatan yang berbau lingkungan, menyerupai Green peace dan aktif mendukung urusan humaniora menyerupai Amnesti Internasional yang memang tidak lepas dari gambaran perusahaan, ternyata ke dalampun mereka dodrong para karyawannya cinta lingkungan.

Perusahaan Telekomunikasi AT&T, menerapkan kegiatan Total Quality Management (TQM). Tugas pertama tim TQM yaitu mengendalikan limbah kantor yang paling universal, kertas. Maka yang dilakukan yaitu kampanye besar-besaran untuk tidak memakai kertas untuk surat menyurat dan mengganti dengan pesan elektronik lewat komputer(internet). Ternyata konsumsi kertas sanggup dihemat 22 %. Ini juga dilakukan devisi jarak jauh. Ketika proses mengirim dan mendapatkan surat sebanyak mungkin dialihkan pada media internet dan sanggup juga pakai modem karenanya sekitar 6 juta lembar kertas dihemat per tahun. Total penghematan dari kegiatan TQM ini yaitu sekitar 5,5 juta dollar AS pertahun.

Di Body Shop, selain penghematan kertas dan melarang penggunaan piring dan gelas styrofoam di kantin, para karyawannya disarankan naik sepeda. Mereka menerima kredit dari kantor dan dengan harga khusus pula untuk membeli sepeda. Untuk itu, Body Shop bekerja sama dengan industri sepeda bergengsi Raleigh. Untuk pekerjaan ke luar yang membutuhkan mobil, para karyawan sanggup memakai kendaraan beroda empat kantor. Perlindungan gajah, badak, paus, dan penyu hijau bahkan masuk kegiatan Body Shop.

Merekalah yang secara aktif yang mengkampanyekan perlunya proteksi bagi binatang-binatang yang terancam punah itu, selain juga menjadi penyandang dananya. Terutama paus dan penyu, ironisnya memang dibunuh untuk dipakai sebagai materi baku kecantikan. Sesuai dengan komitmen, maka minyak paus dan bulus ini diganti dengan materi baku sintetis pada produk Body Shop.

Sayangnya fenomena ini gaungnya belum begitu kencang di Indonesia. Betul beberapa perusahaan mempunyai pengolah limbah sesuai dengan rekomendasi AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) terutama yang ikut kegiatan kali higienis , tetapi ini hanya beberapa, itupun jika kita mau jujur, lebih banyak alasannya yaitu tekanan pemerintah.

Perusahaan air kemasan Aqua misalnya, mulai melaksanakan kegiatan daur ulang untuk botol ukuran 600 ml dan 1500 ml. Sayangnya, kegiatan ini masih terbatas pada toko- toko tertentu sebagai daerah penukaran botol-botol bekas. Masayarakat pun tidak banyak tahu.

Program go green yang sama, juga pernah digaungkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, tahun 2001 – 2004 melalui Direktorat jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan yaitu proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH), dengan kegiatan Training Of Trainer (TOT) Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup yang diikuti oleh guru-guru SD, SMP, Sekolah Menengan Atas dan Sekolah Menengah kejuruan , seluruh Indonesia termasuk Widyaiswara dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) seluruh Indonesia yang materinya antara lain penghematan sumber daya, kepedulian lingkungan, pemeliharaan lingkungan (sekolah hijau), dan kegiatan 3R. Demikian juga di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung melalui Proyek Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) untuk para Widyaiswara LPMP dan pengimbasan ke sekolah- sekolah, khusus guru-guru SD dan Taman Kanak-kanak dengan materi yang sama. Kegiatan ini dimaksudkan biar guru-guru yang mengajar di sekolah biar mengintegrasikan mata pelajaran yang diajarkan dengan lingkungan hidup. Tapi beberapa tahun terakhir ini tidak terdengar lagi gaungnya, menyerupai itu adanya alasannya yaitu kegiatan ini lepas sama sekali alasannya yaitu tidak ada pemantauan.


Usaha mengkampanyekan go green tentu tidak praktis alasannya yaitu harus dimulai dari diri sendiri bersama keluarga dan lingkungan terdekat. Tetapi dengan janji dan kolaborasi antar komunitas (karyawan/masyarakat), dan tentu saja pemerintah, tidak ada yang tidak mungkin dikerjakan. Makara kenapa tidak dicoba (lagi ? ).

Sumber http://biologi-indonesia.blogspot.com

0 Response to "✔ Semangat Preservasi Alami, Dan Irit Sumber Daya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel