iklan banner

Materi Kimia Kelas X: Perhitungan Kimia

Materi hukum-hukum dasar kimia yang telah dibahas sebelumnya akan diterapkan dalam perhitungan kimia berikut. Untuk lebih mendalami perhitungan kimia, berikut akan dibahas wacana mol dan hubungannya dengan massa, volume dan jumlah partikel, lalu dilanjutkan kadar zat, rumus empiris, rumus molekul, garam hidrat dan pereaksi pembatas.



PERHITUNGAN KIMIA

A. Hipotesis Avogadro
Tahun 1811 Amadeo Avogadro menjelaskan Hukum Gay-Lussac  dengan hipotesis yang lalu dikenal sebagai teori Avogadro. Dalam teorinya, Avogadro menjelaskan bahwa:
Gas-gas yang memiliki volume sama pada suhu dan
tekanan yang sama memiliki jumlah molekul sama.
Contoh
1 Volume H2 (g) + 1 Volume Cl2 (g) --> 2 Volume HCl (g)
misalkan setiap 1 bab volume gas mempunya x molekul gas tersebut, maka:
x molekul H2 (g) + x molekul Cl2 (g) --> 2x molekul HCl (g)
persamaan reaksi diatas sanggup ditulis:
 H2 (g) + Cl2 (g) --> 2 HCl (g)
perbandingan volume H2 (g) : Cl2 (g) : 2 HCl (g) = 1 volume : 1 volume : 2 volume = 1: 1: 2

Jadi, sanggup disimpulkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama:
perbandingan volume = perbandingan molekul = perbandingan koefisien

B. Mol
Kamu tentu pernah mendengar satuan dosin, gros, rim, atau kodi untuk menyatakan jumlah benda. Banyaknya partikel dinyatakan dalam satuan mol.

Satuan mol kini dinyatakan sebagai jumlah partikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu zat. Para jago setuju bahwa satu mol zat mengandung jumlah partikel  yang sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni 6,02 x 10^23 partikel. Jumlah partikel ini disebut Bilangan Avogadro (NA = Number Avogadro) atau dalam bahasa Jerman Bilangan Loschmidt (L). Jadi, definisi satu mol ialah sebagai berikut.
Satu mol zat menyatakan banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram isotop C-12.
  • Hubungan mol dengan jumlah partikel
Hubungan mol dengan jumlah partikel sanggup dirumuskan: kuantitas (dalam mol) = Jumlah Partikel/NA atau  jumlah partikel = mol x NA
  • Hubungan mol dengan massa
Sebelum membahas kekerabatan mol dengan massa terlebih dahulu akan diperkenalkan Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif.
a. Massa Atom Relatif (Ar)
IUPAC telah tetapkan 1 sma = 1/12 massa satu atom C-12 isotop Atom H memiliki kerapatan 8,400% dari kerapatan  C-12. Jadi, massa atom H = 0,08400  12,00 sma = 1,008 sma. Dari perhitungan yang sama kita sanggup mengetahui massa atom O = 16,00 sma. Demikian juga massa atom unsur-unsur yang lain.

Massa Atom Relatif (Ar) ialah perbandingan massa rata-rata suatu atom unsur terhadap 1/12 massa satu atom isotop C-12.

Di alam umumnya unsur terdiri atas adonan isotop, sehingga massa atomnya diambil rata-rata dari adonan isotopnya.

b. Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa Molekul Relatif (Mr) ialah perbandingan massa rata-rata satu molekul suatu senyawa terhadap massa 1 atom isotop C-12. Berdasarkan pengertian molekul yang menyatakan bahwa molekul merupakan gabungan dari atomatomnya, maka Mr  merupakan jumlah A  atom-atom penyusunnya.

c. Massa Molar
Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat, yang besarnya sama dengan Ar atau Mr Untuk unsur: 1 mol unsur = Ar ram, maka sanggup dirumuskan:


Untuk senyawa:
1 mol senyawa = Mr gram, maka sanggup dirumuskan:

  • Hubungan mol dengan volume
a. Gas pada keadaan standar
Pengukuran kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas. Jika gas diukur pada keadaan standar, maka volumenya disebut volume molar. dengan persamaan gas ideal: 

P = tekanan = 1 atm
n = mol = 1 mol gas
T = suhu dalam Kelvin = 273 K
R = tetapan gas = 0,082 liter atm/mol K

Maka:
P V = nRT
1  V =1  0,082  273
V = 22,389
V = 22,4 liter
Jadi, volume standar = Vstp = 22,4 liter.
Dapat dirumuskan:          

n =  jumlah mol
Vm = Vstp volume molar

b. Gas pada keadaan nonstandar
Jika volume gas diukur pada keadaan ATP (Ambient Temperature and Pressure) atau lebih dikenal keadaan non–STP maka memakai rumus:
PV = nRT
P = tekanan, satuan P ialah atmosfer (atm)
V = volume, satuan V ialah liter
n = mol, satuan n ialah mol
R = tetapan gas = 0,082 liter atm mol^-1 K^-1
T = suhu, satuan T ialah Kelvin (K)
  • Perhitungan kimia dalam reaksi kimia
Pada bahan sebelumnya telah dijelaskan bahwa perbandingan koefisien menyatakan perbandingan jumlah partikel dan perbandingan volume, sedangkan mol merupakan jumlah partikel dibagi bilangan Avogadro. Perbandingan koefisien menyatakan perbandingan jumlah partikel, maka perbandingan koefisien juga merupakan perbandingan mol. Jadi, sanggup disimpulkan bahwa:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume
               = perbandingan jumlah partikel
               = perbandingan mol
  • Pereaksi pembatas
Jika di dalam sebuah kotak tersedia 6 mur dan 10 baut, maka kita sanggup menciptakan 6 pasang mur-baut. Baut tersisa 4 buah, sedangkan mur telah habis.

Dalam reaksi kimia, kalau perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak sama dengan perbandingan koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis terlebih dulu. Pereaksi menyerupai ini disebut pereaksi pembatas.

C. Kadar Zat
Pada ketika adikmu sakit panas, ibumu menyuruh membeli alkohol 70% di apotik. Apakah kau tahu apa artinya alkohol 70%? Maksudnya dalam 100 mL larutan mengandung 70 mL alkohol dan 30 mL air. Begitu pula kalau kau membeli suatu produk masakan kemasan yang mengandung vitamin C 1%. Maksudnya dalam 100 gram masakan mengandung 1 gram vitamin C.

Kadar zat umumnya dinyatakan dalam persen massa (% massa). Untuk mendapat persen massa sanggup memakai rumus:


D. Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus kimia dibagi dua, yaitu rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris ialah rumus kimia yang menggambarkan perbandingan mol terkecil dari atom-atom penyusun senyawa. Salah satu cara memilih rumus empiris dan rumus molekul sanggup dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Persen massa -->  mol setiap unsur --> perbandingan mol dari
unsur-unsur --> rumus empiris ----->  rumus molekul.
Rumus molekul adalah rumus gotong royong dari suatu senyawa. Rumus molekul sanggup ditentukan kalau massa molekul relatif diketahui.

E. Garam Hidrat
Kamu tentu pernah mendengar gips (CaSO42HO) yang dipakai untuk menyambung tulang atau garam inggris/garam epsom (MgSO47H2O) yang dipakai untuk obat pencuci perut. Kedua senyawa tersebut merupakan teladan garam hidrat. 

Garam hidrat ialah garam yang mengikat air. Jika garam hidrat melepaskan air kristal yang terikat disebut garam anhidrat. Cara mencari jumlah air kristal yang terikat pada garam hidrat ialah dengan rumus:

Semoga bahan kimia kelas X wacana perhitungan kimia sanggup bermanfaat.
Sumber:
Ari Harnanto & Ruminten. (2009). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan

Sumber http://ipa-area.blogspot.com

0 Response to "Materi Kimia Kelas X: Perhitungan Kimia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel