iklan banner

✔ Komponen Model Pembelajaran Arias


Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (assurance, relevance, interest, assessment, and satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa pola yang sanggup dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkannya kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

Assurance (Percaya Diri)
Komponen pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berafiliasi dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berafiliasi dengan impian untuk berhasil. Menurut Anita Lie (Rusman 2010:68) menyatakan ada beberapa ciri-ciri sikap yang mencerminkan percaya diri:
1. Yakin pada diri sendiri
2. Tidak bergantung kepada orang lain
3. Tidak ragu-ragu
4. Merasa diri berharga
5. Tidak menyombongkan diri
6. Memiliki keberanian untuk bertindak
7. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Menurut Bandura mengatakan, Seseorang yang mempunyai sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimana pun kemampuan yang ia miliki. Sikap di mana seseorang merasa yakin, percaya sanggup berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laris untuk mencapai keberhasilan tersebut. Sikap ini mempengaruhi kinerja faktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menjadikan perbedaan dalam kinerja. Sikap percaya, yakin atau impian akan berhasil mendorong individu bertingkah laris untuk mencapai suatu keberhasilan. Siswa yang mempunyai sikap percaya diri mempunyai penilaian positif perihal dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus. Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka semoga berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa bisa sanggup melaksanakan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melaksanakan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga sanggup mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya atau sanggup melebihi orang lain.

Beberapa cara yang sanggup dipakai untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah:
1. Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa citra diri positif terhadap diri sendiri. Menghadirkan seseorang yang populer dalam suatu bidang sebagai pembicara, menunjukkan video tapes atau potret seseorang yang telah berhasil (sebagai model), contohnya merupakan salah satu cara menanamkan citra positif terhadap diri sendiri dan kepada siswa. Menurut Martin dan Briggs (Kirnawati, 2007:50) penggunaan model seseorang yang berhasil sanggup mengubah sikap dan tingkah laris individu menerima dukungan luas dari para ahli. Menggunakan seseorang sebagai model untuk menanamkan sikap percaya diri berdasarkan Bandura menyerupai dikutip Gagne dan Briggs(Hamdani, 2011:65) sudah dilakukan secara luas di sekolah-sekolah.
2. Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa sanggup mencapai keberhasilan (misalnya dengan menyampaikan bahwa kau tentu sanggup menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa melihat buku).
3. Memberi kiprah yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan/sesuai dengan kemampuan siswa (misalnya memberi kiprah kepada siswa dimulai dari yang gampang berangsur hingga ke kiprah yang sukar). Menyajikan bahan secara sedikit demi sedikit sesuai dengan urutan dan tingkat kesukarannya berdasarkan Keller dan Dodge menyerupai dikutip Reigeluth dan Curtis(Kirnawati, 2007:75) merupakan salah satu perjuangan menanamkan rasa percaya diri pada siswa.
4. Memberi kesempatan kepada siswa secara sedikit demi sedikit berdikari dalam berguru dan melatih suatu keterampilan.

 Relevance(Relevansi)
Komponen kedua model pembelajaran ARIAS, relevance, yaitu berafiliasi dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman kini atau yang telah dimiliki maupun yang berafiliasi dengan kebutuhan karir kini atau yang akan datang.

Menurut Sopah (2001:460) menyatakan karakteristik relevan antara bahan dengan kehidupan siswa yaitu :
1. Materi relevan dengan kehidupan nyata siswa
2. Materi mempunyai tujuan yang jelas
3. Materi bermanfaat bagi siswa

Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti mempunyai nilai, bermanfaat dan mempunyai kegunaan bagi kehidupan mereka. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan mempunyai tujuan yang jelas. Sesuatu yang mempunyai arah tujuan, dan sasaran yang terang serta ada manfaat dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan tujuan yang terang mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan gres itu sehingga kesenjangan tadi sanggup dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali (Hamdani, 2011:124).

Dalam kegiatan pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur relevansi ini. Beberapa cara yang sanggup dipakai untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran adalah:
1. Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang terang akan menunjukkan impian yang terang (konkrit) pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi hasil berguru mereka.
2. Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa kini dan/atau untuk banyak sekali kegiatan di masa mendatang.
3. Menggunakan bahasa yang terang atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai- nilai yang dimiliki siswa. Bahasa yang terang yaitu bahasa yang dimengerti oleh siswa. Pengalaman nyata atau pengalaman yang pribadi dialami siswa sanggup menjembataninya ke hal-hal baru. Pengalaman selain memberi keasyikan bagi siswa, juga diharapkan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepada titik tolak yang sama dalam melibatkan siswa secara mental, emosional, sosial dan fisik, sekaligus merupakan perjuangan melihat lingkup permasalahan yang sedang dibicarakan Semiawan (Hamdani, 2011:26).
4. Menggunakan banyak sekali alternatif taktik dan media pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan. Dengan demikian dimungkinkan memakai majemuk taktik dan/atau media pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran.

Interest (Minat/perhatian)
Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS, interest, yaitu yang berafiliasi dengan minat/perhatian siswa. Menurut Woodruff menyerupai dikutip oleh Callahan (Hamdani, 2011:82Bahwa sebenarnya berguru tidak terjadi tanpa ada minat/perhatianMinat berdasarkan para andal psikologi yaitu suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini akrab kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi alasannya yaitu perasaan bahagia pada sesuatu. Minat mempunyai imbas yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan berguru dengan senag hati tanpa rasa beban. Menurut Slameto (2003 :58) mengemukakan bahwa “minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang diserta dengan rasa sayang”. Selain itu Slameto (2003 :58) juga mengemukakan bahwa siswa yang berminat dalam berguru mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2. Ada rasa suka dan bahagia pada sesuatu yang diminati.
3. Memperoleh suatu pujian dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada kegiatan dan kegiatan.

Menurut Winkel (Hamdani, 2011:141) “Minat yaitu kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa bahagia berkecimpung dalam bidang itu”.

Minat/perhatian merupakan alat yang sangat mempunyai kegunaan dalam perjuangan mempengaruhi hasil berguru siswa. Beberapa cara yang sanggup dipakai untuk membangkitkan dan menjaga minat/perhatian siswa antara lain adalah:
1. Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, contohnya para siswa diajak diskusi untuk menentukan topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan duduk kasus yang perlu dipecahkan.
3. Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran contohnya berdasarkan Lesser menyerupai dikutip Gagne dan Driscoll(Hamdani, 2011:296) variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari bunyi keras ke bunyi yang sedang, dan mengubah gaya mengajar.
4. Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran menyerupai demonstrasi dan simulasi yang berdasarkan Gagne dan Briggs( Hamdani, 2011:296) sanggup dilakukan untuk menarik minat/perhatian siswa.

 Assessment (penilaian)
Komponen keempat model pembelajaran ARIAS adalah assessment, yaitu yang berafiliasi dengan penilaian terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bab pokok dalam pembelajaran yang menunjukkan laba bagi guru dan murid Lefrancois (Hamdani, 2011). Menurut Sopah (2001:461) ciri evaluasi/penilain berguru siswa adalah, yaitu :
1. Belajar Tuntas
Belajar Tuntas (mastery learning): penerima didik  tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum bisa menuntaskan pekerjaan dengan mekanisme yang benar, dan hasil yang baik.

2. Otentik
Ø  Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu
Ø  Mencerminkan duduk kasus dunia nyata bukan dunia sekolah
Ø  Menggunakan banyak sekali cara dan kriteria
Ø  Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,)

3. Berkesinambungan
Memantau proses, kemajuan, dan   perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.

4. Berdasarkan Acuan  Kriteria / Patokan
Prestasi kemampuan penerima didik TIDAK DIBANDINGKAN dengan penerima kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan

5. Menggunakan Berbagai Cara & Alat Penilaian
Ø  Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi
Ø  Menggunakan   penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian Diri

Bagi guru berdasarkan Deale menyerupai dikutip Lefrancois (Sundjana, 2004:85) penilaian merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, penilaian merupakan umpan balik perihal kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, sanggup mendorong berguru lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi Hopkins dan Antes (Hamdani, 2011:296). Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui hingga sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai.

Menurut Norman E. Grounloud (Hamdani, 2011:296) “evaluasi yaitu suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan berguru mengajar dan efektivitas dari pencapaian tujuan arahan yang telah ditetapkan.

Beberapa cara yang sanggup dipakai untuk melaksanakan penilaian antara lain adalah:
1. Mengadakan penilaian dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
2. Memberikan penilaian yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan hasil penilaian kepada siswa.
3. Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan penilaian terhadap diri sendiri.
4. Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan penilaian terhadap teman.

Satisfaction (kepuasan)
Komponen kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yaitu yang berafiliasi dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan).

Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan pujian itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya Gagne dan Driscoll (Hamdani, 2011:67). 

Reinforcement atau penguatan yang sanggup menunjukkan rasa gembira dan puas pada siswa yaitu penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran Hilgard dan Bower(Hamdani, 2011). 
Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas sanggup timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut pujian intrinsik di mana individu merasa puas dan gembira telah berhasil mengerjakan, mencapai atau menerima sesuatu.

Kebanggaan dan rasa puas ini juga sanggup timbul alasannya yaitu imbas dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut pujian ekstrinsik Keller dan Kopp(Sopah 2001:462) Seseorang merasa gembira dan puas alasannya yaitu apa yang dikerjakan dan dihasilkan menerima penghargaan baik bersifat lisan maupun nonverbal dari orang lain atau lingkungan.

Memberikan penghargaan (reward) berdasarkan Thorndike menyerupai dikutip oleh Gagne dan Briggs (Sopah 2001:462), merupakan suatu penguatan (reinforcement) dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, menunjukkan penghargaan merupakan salah satu cara yang sanggup dipakai untuk mempengaruhi hasil berguru siswa. Menurut Sopah (2001:462), ada dua hal yang berkaitan dengan satisfaction (kepuasan) terhadap keberhasilan berguru siswa, yaitu :
1.  reward (penghargaan) atas prestasi siswa
2. reinforcement (penguatan) terhadap bahan pembelajaran

Rasa gembira dan puas perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa.Beberapa cara yang sanggup dilakukan antara lain :
1. Memberi penguatan (reinforcement), penghargaan yang pantas baik secara lisan maupun non-verbal kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilannya. Ucapan guru : “Bagus, kau telah mengerjakannya dengan baik sekali!”. Menganggukkan kepala sambil tersenyum sebagai tanda oke atas balasan siswa terhadap suatu pertanyaan, merupakan suatu bentuk penguatan bagi siswa yang telah berhasil melaksanakan suatu kegiatan. Ucapan yang nrimo dan/atau senyuman guru yang simpatik menjadikan rasa gembira pada siswa dan ini akan mendorongnya untuk melaksanakan kegiatan lebih baik lagi, dan memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan/keterampilan yang gres diperoleh dalam situasi nyata atau simulasi.
3. Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh para guru.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk membantu sahabat mereka yang mengalami kesulitan/memerlukan bantuan.

Baca Juga Tentang Definisi Model Pembelajaran ARIAS
Sumber http://pendidikandanteknolog.blogspot.com

0 Response to "✔ Komponen Model Pembelajaran Arias"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel