√ Malaysia Dan Harga Diri Bangsa Indonesia
Malaysia, sebuah negara yang katanya masih satu rumpun dengan Indonesia dan banyak mempunyai kesamaan baik secara kebudayaan dan nilai-nilai kemasyarakatan mulai menancapkan kuku-kuku tajamnya disetiap hati masyarakat Indoensia dengan menyatakan dirinya sebagai pemilik tari Pandet Bali. Oleh lantaran itu seniman, sesepuh Bali dan juga lebih banyak didominasi rakyat Indonesia sangat memprotes klaim sepihak mereka.
“Ketika suatu bangsa secara sengaja dan sadar mulai masuk ke negara lain dengan cara tidak erat disitulah sebetulnya dimulai penjajahan.”
Bukan kali ini saja Malaysia mengakui budaya Indonesia sebagai budaya mereka, terhitung mulai dari perkara pulau Sipadan & Ligitan, Seni Reog Ponorogo, alat musik Angklung dan lain sebagainya sempat menjadi materi perdebatan keras antar dua negara bertetangga ini. Belum lagi mengenai penganiyaan TKI (Tenaga Kerja Indonesia), masuknya kapal-kapal perang Malaysia di perairan Indonesia dan warga Malaysia Noordin M. Top yang ditengarai sebagai biang teror di bumi pertiwi semakin menciptakan posisi Indonesia menurun di mata Internasional.
Keadaan ini berdasarkan saya bertambah parah dengan tidak sensitifnya para elemen pemerintahan Indonesia, mereka seakan-akan tidak ambil pusing dengan apa yang sedang Malaysia lakukan pada Indonesia. Intinya selama Malaysia tidak merugikan mereka secara eksklusif (baik finansial maupun politik) hal itu sanggup dianggap angin kemudian (asumsi saya).
Sebagai ilustrasi apa yang pemerintah lakukan kini adalah,
“Malaysia boleh kok masuk rumah kita dan mengobok-obok barang-barang kita asalkan Malaysia tidak masuk kamar tidur dan mengambil brankas saya yang ada di lemari.”
Konyol sekali bagi saya, yaitu illegal dinegara manapun didunia ini untuk masuk ke wilayah sejengkal pun tanpa izin pemilik namun di Indonesia bahkan kapal perang dan pesawat perang sanggup masuk dengan leluasa. Bandingkan kalau warga negara Indonesia masuk tanpa izin ke Malaysia niscaya akan mendapat perlakuan tidak manusiawi. Dan parahnya ini telah terjadi berulang-ulang.
Tindakan aktual dan tegas perlu diambil oleh Menteri Luar Negeri atau bahkan Presiden Republik Indonesia dengan menciptakan pidato/pernyataan resmi yang menentang keras pernyataan sepihak Malaysia. Kadang kala untuk menyikapi hal ini para elit politik setidaknya sanggup mencontoh kebijakan Hugo Chaves dari Venezuela atau bahkan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang secara tegas dan keras menentang masuknya kapal-kapal perang Amerika Serikat diperairan mereka.
Sebagai mahasiswa Hukum Internasional saya yakin bahwa jalan perang atau konfrontasi bukanlah jalan terbaik untuk ditempuh dan jikalau akan ditempuh setidaknya hal ini menjadi pilihan terakhir saat tidak ada lagi opsi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Dan juga sebagai bangsa besar perilaku membisu diri dan hambar tidak akan pernah menghentikan aksi-aksi brutal, bejat dan tak rasional Malaysia atas kedaulatan Indonesia. Oleh lantaran itu, eksklusif bangsa Indonesia yang merendah diri, menerima, dan tidak mau ribut harus segera kita buang jauh-jauh demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumber https://dionbarus.comm
0 Response to "√ Malaysia Dan Harga Diri Bangsa Indonesia"
Posting Komentar