Matematika Zaman Romawi
Perkembangan ilmu matematika di Yunani berkebalikan dengan peradaban matematika di peradaban Romawi. Ketika ilmu pengetahun di Romawi memasuki kurun kejayaan, sementara matematika di Yunani mengalami kemunduran. Akibat dari semua itu, beberapa cabang ilmu misalnya geometri yang telah diperkenalkan secara berpengaruh oleh Euclid, Ilmu sains yang diperkenalkan Archimedes dan Appolonius menjadi terabaikan. Semuanya berkembang diluar terutama salah satunya di Romawi.
Begitulah awal problem bagaimana terbentuknya sebuah abacus di Romawi. Alat ini akan membantu jikalau ditemukan perhitungan yang lebih rumit. Sebenarnya asal permintaan abacus ini juga tidak bisa dicap sebagai inovasi orisinil dari Romawi. Karena sebelumnya prinsip penggunaan abacus ini juga telah ditemukan pada masa Yunani dan Babilonia. Awalnya bentuk abacus ini berupa permukaan pasir, sabak lilin dan kerikil lebar dengan tanda yang menunjukkan bilangan atau kerikil sebagai alat penghitung yang menunjukkan jumlah. Dari Kerikil sendiri jikalau di alih bahasakan kedalam bahasa latin di sanggup kata Calculus. Dari sinilah asal permintaan penamaan kalkulus, dan ketika menghitung sesuatu itu dinamakan kalkulasi dengan alat bantu yang namanya kalkulator.
Perkembangan selanjutnya perihal abacus ini dikenal dipakai oleh bangsa Asia timu, asia tengah. Hanya saja yang diunakan berupa kerangka dari kayu dan biji bijian sebagai pengganti kerikil. Ini dianggap lebih ringan, alat abacus ini juga yang nantinya kita kenal dengan sebutan swipoa. Sumber http://www.marthamatika.com/
Peradaban Romawi Kuno
Peradaban yang dibangun di Romawi lebih mengedepankan sebuah ilmu yang sederhana tetapi dipakai dalam kehidupan sehari hari seperti aritmatika. Penggunaanilmu ilmu matematika lebih dikembangkan dalam bentuk aplikasi yang faktual dalam kehidupan sehari hari. Tidak terlalu banyak membahas rumusan rumusan dan dalil yang abstrak. Sebagi contoh memakai matematika ekonomi dalam hal perhitungan bunga, pembagian harta warisan, perhitungan kalender dan lain sebagainya. Begitu juga geometri, berkembang dengan sangat baik dan diaplikasikan dalam bentuk bentuk bentuk proses pembanguan sebuah istana, atau daerah tempat lainnya.
Beberapa ahli matematika, yang terkenal dari bangsa Romawi adalah, S Julianus. Profesinya bersama-sama sebagai hakim di kota Roma. Ketenaran ini didapat menurut kemampuan ia menerapkan aritmatika dalam hukum pembagian harta warisan. Selanjutnya dikenal Astronom yaitu Sosiogenes. Peran Sosiogenes ini ialah membantu raja yang berkuasa ketika itu dalam pembuatan kalender. Baca: Sistem Numerasi Yunani Kuno.
Berikutnya dikenal seorang pengarang buku terpopuler. Hasil karyanya yang berjudul Institute Arithmatica, buku ini merupakan hasil pandangan serta terjemahan buku buku Aritmatika (ditulis Nicohamus) dan L’Geometrie yang ditulis oleh Euclid. Dalam perkembangannya matematika romawi terkenal dengan inovasi alat bantu hitung yang disebut Abacus (dekak dekak). Kemudian yang masih dirasakan sampai ketika ini pastinya mengenal angka angka Romawi.
Beberapa ahli matematika, yang terkenal dari bangsa Romawi adalah, S Julianus. Profesinya bersama-sama sebagai hakim di kota Roma. Ketenaran ini didapat menurut kemampuan ia menerapkan aritmatika dalam hukum pembagian harta warisan. Selanjutnya dikenal Astronom yaitu Sosiogenes. Peran Sosiogenes ini ialah membantu raja yang berkuasa ketika itu dalam pembuatan kalender. Baca: Sistem Numerasi Yunani Kuno.
Berikutnya dikenal seorang pengarang buku terpopuler. Hasil karyanya yang berjudul Institute Arithmatica, buku ini merupakan hasil pandangan serta terjemahan buku buku Aritmatika (ditulis Nicohamus) dan L’Geometrie yang ditulis oleh Euclid. Dalam perkembangannya matematika romawi terkenal dengan inovasi alat bantu hitung yang disebut Abacus (dekak dekak). Kemudian yang masih dirasakan sampai ketika ini pastinya mengenal angka angka Romawi.
Abacus / Swipoa Kuno |
Sejarah Perkembangan Abacus
Sejarah matematika makin terkenal ketika orang orang harus menghitung sekumpulan objek yang lebih dari sati. Penggunaan ini termasuk yang dilakukaan oleh bangsa Nomaden yang harus menghitung jumlah ternak yang dia miliki. Karena belum mempunyai sistem bilangan dan angka, suku suku nomaden kuno ini mengambil kerikil untuk mewakili jumlah perhitungan ternak mereka. Satu kerikil artinya satu ternak. Biasanya untuk hitungan kelipatan sepuluh mereka akan memakai jari tangan sebagai perwakilan. Sebagai contoh, untuk menyampaikan jumlah ternak mereka 23 maka mereka akan menunjukkan 2 jari dan 3 kerikil.Begitulah awal problem bagaimana terbentuknya sebuah abacus di Romawi. Alat ini akan membantu jikalau ditemukan perhitungan yang lebih rumit. Sebenarnya asal permintaan abacus ini juga tidak bisa dicap sebagai inovasi orisinil dari Romawi. Karena sebelumnya prinsip penggunaan abacus ini juga telah ditemukan pada masa Yunani dan Babilonia. Awalnya bentuk abacus ini berupa permukaan pasir, sabak lilin dan kerikil lebar dengan tanda yang menunjukkan bilangan atau kerikil sebagai alat penghitung yang menunjukkan jumlah. Dari Kerikil sendiri jikalau di alih bahasakan kedalam bahasa latin di sanggup kata Calculus. Dari sinilah asal permintaan penamaan kalkulus, dan ketika menghitung sesuatu itu dinamakan kalkulasi dengan alat bantu yang namanya kalkulator.
Perkembangan selanjutnya perihal abacus ini dikenal dipakai oleh bangsa Asia timu, asia tengah. Hanya saja yang diunakan berupa kerangka dari kayu dan biji bijian sebagai pengganti kerikil. Ini dianggap lebih ringan, alat abacus ini juga yang nantinya kita kenal dengan sebutan swipoa.
0 Response to "Matematika Zaman Romawi"
Posting Komentar