iklan banner

✔ Hakikat, Pengertian Psikolinguistik

HAKIKAT, PENGERTIAN PSIKOLINGUISTIK


 


PENGERTIAN PSIKOLINGUISTIK Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno psyche dan logos. Kata psyche berarti “jiwa, roh, atau sukma”, sedangkan kata logos berarti “ilmu”. Jadi, psikologi, secara harfiah berarti “ilmu jiwa”, atau ilmu yang objek kajiannya yaitu jiwa.


PENGERTIAN PSIKOLINGUISTIK Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno ✔ HAKIKAT, PENGERTIAN PSIKOLINGUISTIK


1. Apa kajian dari Psikolinguistik?


Psikologi lebih membahas atau mengkaji sisi-sisi insan dari segi yang diamati. Mengapa?


Karena jiwa itu bersifat abstrak, sehingga tidak sanggup diamati secara empiris, padahal objek kajian setiap ilmu harus sanggup diobservasi secara indrawi.


Dalam hal ini “jiwa” atau “keadaan jiwa” hanya bisa diamati melalui gejala-gejalanya menyerupai orang yang murung akan berlaku murung, dan orang yang bangga tampak dari gerak-geriknya yang riang atau dari wajahnya yang berbinar-binar.


Meskipun demikian, kita sering juga menerima kesulitan untuk mengetahui keadaan jiwa seseorang dengan hanya melihat tingkah lakunya saja. Tidak jarang kita jumpai seseorang yang sesungguhnya murung tetapi tetap tersenyum. Atau seseorang yang sesungguhnya jengkel atau murka tetapi tetap damai atau malah tertawa.


2. Apa yang dimaksud dengan Psikolinguistik Mentalistik?


Psikologi yang mentalistik melahirkan aliran yabg disebut psikologi kesadaran. Tujuan utama psikologi kesadaran yaitu mencoba mengkaji proses-proses nalar insan dengan cara mengintropeksi atau mengkaji diri. Oleh alasannya yaitu itu, psikologi kesadaran lazim juga disebut psikologi introspeksionisme.


Psikologi ini merupakan suatu proses nalar dengan cara melihat kedalam diri sendiri sehabis suatu rangsangan terjadi. Perbedaannya dengan psikologi kesadaran (yang bersandar pada mentalisme tradisional) yaitu bahwa berdasarkan paham mentalisme proses-proses nalar itu sanggup terjadi alasannya yaitu adanya kekuatan dari dalam, tanpa adanya rangsangan terlebih dahulu. Perilaku yang muncul sebagai hasil proses nalar menyerupai ini disebut sikap atau tindakan bertujuan sebagai hasil kreativitas organisme insan sendiri.


3. Mengapa psikollinguistik sangat berkaitan dengan kehidupan manusia?


Psikologi sangat berkaitan bersahabat dengan kehidupan insan dalam segala kegiatannya yang sangat luas. Oleh alasannya yaitu itu, muncullah aneka macam cabang psikologi yang diberi nama sesuai dengan penerapannya.


Diantara cabang-cabang itu yaitu psikologi sosial, psikologi perkembangan, psikologi klinik, psikologi komunikasi, dan psikologi bahasa.


Dalam kaitannya dengan psikologi, linguistik laziim diartikan sebagai ilmu yang mencoba mempelajari hakikat bahasa, struktur bahasa, bagaimana bahasa itu diperoleh, bagaimana bahasa itu bekerja, dan  bagaimana bahasa itu berkembang.


Dalam konsep ini tampak bahwa yang namanya psikolinguistik dianggap sebagai cabang dari linguistik, sedangkan linguistik itu sendiri dianggap sebagai cabang dari psikologi.


4. Apa arti dari Psikolinguistik?


Secara umum linguistik lazim diartika  sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Pakar linguistik disebut linguis. Namun perlu dicatat kata linguis dalam bahasa inggris juga berarti “orang yang hebat memakai beberapa bahasa” , selain bermakana “pakar linguistik”.


5. Apa yang dimaksud dengan Pakar Linguistik?


Seseorang linguis mempelajari bahasa bukan dengan tujuan utama untuk mehir memakai bahasa itu, melainkan untuk mengetahui secara mendalam mengenai kaidah-kaidah struktur bahasa, beserta dengan aneka macam aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu. Andaikata si linguis ingin memahirkan penggunaan bahasa itu tentu tidak ada salahnya. Bahkan akan menjadi lebih baik.


Sebaliknya seseorang yang hebat dan lancar dalam memakai beberapa bahasa, belum tentu  ia seseorang linguis kalau ia tidak mendalami teori perihal bahasa. Orang menyerupai ini lebih sempurna disebut seorang paliglot “berbahasa banyak”, sebagai dikotomi dari monoglot “berbahasa satu”.


Kalau dikatakan bahwa linguistik itu yaitu ilmu yang objek kajiannya yaitu bahasa, sedangkan bahasa itu sendiri merupakan fenomena yang hadir dalam segala acara kehidupan manusia, maka linguistik itupun menjadi sangat luas bidang kajiannya.


Oleh alasannya yaitu itu, kita bisa lihat adanya aneka macam cabang linguistik yang dibentuk berdasarkan aneka macam kriteria atau pandangan. Secara umum umum pembidangan linguistik itu yaitu sebagai brrikut.


7. Ragam kajian Linguistik.


Pertama, dalam kajiannya linguistik dibagi dua cabang besar, yaitu linguistik mikro dan linguistik makro. Objek kajian linguistik mikro yaitu struktur internal bahasa itu sendiri, meliputi struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon.


Sedangkan objek kajian linguistik makro yaitu bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor diluar bahasa itu menyerupai faktor sosiologis, psikologis, antropologi, dan neurologi. Berkaitan dengan faktor-faktor diluar bahasa itu muncullah bidang-bidang menyerupai sosiolinguistik, psikolinguistik, neurolinguistik, dan etnolinguistik. Disini linguistik dipandang sebagai disiplin utama, sedangkan ilmu-ilmu lain sebagai disiplin bawahan.


Kedua, berdasarkan kajiannya linguistik sanggup dibedakan atas dua bidang besar yaitu linguistik teoritis dan linguistik terapan. Kajian teroritis hanya ditujukan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka.


Hanya untuk menciptakan kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. Sedangkan kajian terapan ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis, menyerupai dalam pengajaran  bahasa, penerjemahan, penyusun kamus, dan sebagainya.


Ketiga, adanya yang disebut linguistik sejarah dan sejarah linguistik. Yang pertama linguistik sejarah, mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik dengan diperbandingkan maupun tidak. Yang kedua sejarah linguistik, mengkaji perkembangan ilmu linguistik, baik mngenai tokoh-tokohnya, aliran-aliran teorinya, maupun hasil kerjanya.


Secara etimologi sudah disinggung bahwa kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berbeda sendiri, dengan mekanisme dan metode yang berlainan.


Hasil kajian kedua disiplin ini pun banyak yang sama, meskipun tidak sedikit yang berlainan. Oleh alasannya yaitu itulah, telah usang dirasakan perlu adanya kolaborasi diantara kedua disiplin ini untuk mengkaji bahasa dan hakikat bahasa.


Dengan kolaborasi kedua disiplin itu diharapkan akan djperoleh hasil kajian yang lebih baik dan lebih bermanfaat.


8. Sejarah Psikolinguistik.


Pada awalnya kolaborasi antara keduanya disiplin itu disebut linguistic psychology dan ada juga yang menyebutnya psychology language. Kemudian hasil kolaborasi yang lebih baik, lebih terarah, dan lebih sistematis di antara kedua ilmu itu, lahirlah satu disiplin ilmu gres yang disebut psikolinguistik, sebagai ilmu antar disiplin antar disiplin  antara psikologi dan linguistik.


Istilah psikolinguistik itu sendiri gres lahir tahun 1954, yakni tahun terbitnya buku psicholinguistics : A survey of Theory and Research Problems yang disunting oleh charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeeok, di Bloomington, Amerika serikat.


Kerja sama antara psikologi dan linguistik sehabis beberapa usang berlangsung sepertinya belum cukup untuk sanggup pertanda hakikat bahasa menyerupai tercermin dalam definisi diatas. Bantuan dari ilmu-ilmu lain sangat diharapkan sangat diperlukan, menyerupai neurofisiologi, neoropsikologis, neuropsikolinguistik, bukan berarti hanya kedua bidang ilmu itu saja yang diterapkan, tetapi juga hasil penelitian dari ilmu-ilmu lain pun dimanfaatkan.


Psikolinguistik menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jikalau seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia.


Maka secara teoritis tujuan utama psikolinguistik yaitu mencari suatu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi sanggup pertanda hakikat bahasa dan pemerolehannya.


Dengan kata lain psikolinguistik mencoba pertanda hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, dipakai pada waktu bertutur, dan pada wktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.


Dalam prakteknya psikolinguistik menerapkan pengetahuan linguistik dan psikologi pada masalah-masalah menyerupai pengajaran dan pembelajaran bahasa, pelajaran membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan dan kemultibahasaan, penyakit bertutur menyerupai afasia, gagap, dan sebagainya. Serta dilema sosial lain yang menyangkut bahasa, menyerupai bahasa dan pendidikan, bahasa dan pembangunan nusa dan bangsa.


Dari klarifikasi diatas bisa dilihat bahwa disiplin psikokinguistik telah menjadi bidang ilmu yang sangat luas dan kompleks. Psikolinguisti telah berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik diantaranya : psikolinguistik teoritis, perkembangan, sosial, pendidikan, neurologi, eksperimen, terapan.


Karena nama psikolinguistik merupakan adonan dari psikologi dan linguistik, maka muncul pertanyaan, apa induk disiplin psikolinguistik itu, linguistik atau psikologi. Psikolinguistik berinduk pada psikologi alasannya yaitu istilah itu merupakan nama gres dari psikologi bahasa yang telah dikenal beberapa waktu sebelumnya. Namun psikolinguistik dianggap sebagai cabang linguistik meskipun psikolinguistik ditempatkan sebagai  cabang psikologi.


Psikolinguistik dikembangkan dibidang linguistik pada fakultas pendidikan bahasa, dan belum pada acara nonkependidikan bahasa. Psikolinguistik yang dikembangkan dalam pendidikan bahasa sudah seharusnya diserasikan dengan perkembangan linguistik dan perkembangan psikologi.


Untuk itu diharuskan adanya penguasaan yang seimbang akan teori-teori psikologi. Lalu, yang patut dikembangkan dalam pendidikan bahasa yaitu subdisiplin psikolinguistik perkembangan dan psikolinguistik pendidikan.


9.  Psikolinguistik sangat bersahabat kaitannya dengan kegiatan proses berguru mengajar yaitu:


Apakah sesungguhnya bahasa itu? Apakah yang “dimiliki” oleh siswa seseorang sehingga ia bisa berbahasa?

Bagaimana bahasa itu lahir dan mengapa ia harus lahir?

Bagaimana bahasa pertama diperoleh seorang kanak-kanak?

Bagaimana seseoarang bisa menguasai dua, tiga atau banyak bahasa?

Bagaimana proses penyusunan kalimat?

Bagaimanakah bahasa itu tumbuh dan mati?

Bagaimana proses terjadinya sebuah dialek?

Bagaimana kekerabatan bahasa dengan pemikiran?

Bagaimana bahasa itu harus di ajarkan semoga kesudahannya baik?


Jadi psikolinguistik membantu menuntaskan permasalahan kompleks insan dalam pembelajaran berbahasa, alasannya yaitu selain berkenaan dengan dilema berbahasa, juga berkenaan dengan kegiatan berbahasa.


Sedangkan kegiatan berbahasa itu bukan hanya berlangsung secara mekanistik, tapi juga berlangsung secara mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dengan proses atau kegiatan mental (otak). Oleh alasannya yaitu itu, dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi dengan studi antardisiplin antara psikologi dan linguistik.


Awalnya, psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistik yang berminat pada psikologi, dan adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Dilanjutkan dengan adanya kolaborasi antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian muncullah pakar-pakar psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.


Psikolinguistik berperan penting alasannya yaitu mencoba menerapkan pengetahuan psikologi dan llinguistik pada masalah-masalah menyerupai pada pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan dan kemultibahasaan, penyakit bertutur kata menyerupai afasia, gagap, dan lainnya, serta masalah-masalah sosial lain yang menyangkut bahasa, menyerupai bahasa dan pendidikan, bahasa dan pembangunan nusa dan bangsa.


Psikollinguistik Pendidikan ini mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal di sekolah. Umpamanya peranan bahasa dalam pengajaran membaca, pengajaran kemahiran berbahasa, dan pengetahuan mengenai peningkatan kemampuan berbahasa dalam proses memperbaiki kemampuan memberikan pikiran dan perasaan.


Tugas guru membimbing dan mengukuhkan acara yang bermakna. Peserta didik diberi kesempatan untuk menyebarkan kreativitasnya, akseptor didik merupakan individu yang berpotensi dan sanggup mengembangakan potensi yang dimilikinya.


Guru mengukur keterampilan akseptor didik dalam rentangan acara instruksional sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Alat yang dipakai untuk menilai contohnya tes, dalam hal ini psikolinguistik berperan dalam penilaian. Contohnya : Dalam evaluasi harus memperhatiakan ; 1) akseptor didik 2) materi yang diujikan 3) kapan evaluasi akan dilakasanakan .


Hal yang bekerjasama dengan akseptor didik contohnya usia, latar belakang, sosial ekonomi. Hal yang bekerjasama dengan bahan, contohnya tingkat kesukarannya, kapan evaluasi dilaksanakan, apakah sehabis mempelajari satu unit pelajaran, atau sehabis keseluruhan unit dipelajari, atau apakah akseptor didik dalam keadaan lelah.


Keberhasilan sebuah pembelajaran bahasa akan sangat bergantung pada komponen yang terlibat dalam pembelajaran. Komponen tersebut di antaranya yaitu akseptor didik sebagai subjek didik dan materi pembelajaran bahasa yang dipelajari oleh akseptor didik. Karena itulah, dalam pembelajaran bahasa pemahaman perihal psikolinguistik dipandang penting.


Melalui psikologi dipelajari mengenai siswa dan melalui linguistik dipelajari mengenai materi bahasa. Melalui interdisiplin ini sanggup dipahami proses yang terjadi dalam diri akseptor didik saat memahami materi bahasa.


Tujuan psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa, yaitu siswa bisa memakai bahasa yang baik dan benar, baik dalam berbahasa ekspresi ataupun berbahasa tulis yang diasuh oleh pendidik yang memahami betul ilmu psikolinguistik secara konprehensip.


Sehingga siswa sanggup berbahasa dengan baik dan benar melalui pengetahuan dan kaidah-kaidah bahasayang diajarkan oleh gurunya. Kaidah-kaidah bahasa dipelajari dalam linguistic. Untuk sanggup memakai bahasa secara lancar dan komunikastif siswa tidak hanya cukup mema-hami kaidah bahasa, tetapi diharapkan kesiapan kognitif (penguasaan kaidah bahasa dan materi yang akan disampaikan), afektif (tenang, yakin, percaya diri, bisa mengeliminasi rasa cemas, ragu-ragu, waswas, dan sebagain.


Dengan demikian, jelaslah bahwa betapa pen-ting peranan Psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa. Seperti halnya ungkapan orang renta dahulu bahwa ―Guru (pendidik) ialah orang renta di sekolah bagi siswa (peserta didik) yang tak semata-mata memberikan materi saja tapi juga perlu memahami kondisi jiwa tiap siswa yang diasuhnya. Sebab, dengan memahami psikologi anak, pembelajaran akan terarah ke sentra impian yang diinginkan yaitu terciptanya sebuah peradaban bangsa.


Buku Rujukan :


Harley, Trevor A. 2001. The Psichology of Language From Data to Theory. New York: Psychology Press

Traxler, Matthew J. & Gernsbacher, Morton Ann. 2006. Handbook of Psycholinguistics: 2nd edition. USA: Academic Press

Dardjowidjojo, Soenjono. 2010. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung : Angkasa

Chaer, Abdul. 2015. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta


sekian dan terima kasih SEMOGA BERMANFAAT, jangan lupa baca artikel lainnya di situs ini…



Sumber http://syahrulanam.com

0 Response to "✔ Hakikat, Pengertian Psikolinguistik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel