Solusi Mahasiswa Biar Tidak Menjadi Sarjana Nganggur Sesudah Diwisuda
Sarjana Nganggur, yakni salah satu hal yang sangat seram bagi kebanyakan mahasiswa, terutama mahasiswa semester akhir. Julukan “pengangguran abadi” mungkin belum siap untuk mereka terima
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menjadi seorang sarjana, yakni salah satu alasan besar lengan berkuasa seorang mahasiswa takut menjadi sarjana nganggur sesudah di wisuda.
Menjadi sarjana nganggur, selain menciptakan seseorang tak mempunyai penghasilan juga merupakan beban moral.
Namun faktanya, setiap tahun lulusan sarjana kian bertambah, dan tak sedikit dari mereka yang karenanya harus rela menambah data pengangguran Indonesia.
Data Jumlah pengangguran di Indonesia
Image via eksposkaltim.com |
Dilansir dari Kompas.com, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia, sebesar 10.000 orang.
Yaitu menjadi 7,04 juta orang pada Agustus 2017, dimana sebelumnya Agustus 2016 jumlahnya sebesar 7,03 juta orang.
Tentu saja, jumlah pengangguran di Indonesia akan sangat berpeluang bertambah setiap waktunya. Bukankah setiap tahunnya setiap sekolah, dan universitas mengeluarkan lulusan yang banyak ?
Bukankah jumlah sekolah dan universitas di negeri ini begitu banyak jumlahnya? Sehingga tak heran jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah tak bisa ditampung untuk bekerja, sedangkan lapangan kerja belum tentu tiap tahun bertambah.
Lalu siapakah yang salah ? Mari kita berhenti menyalahkan pemerintah maupun dunia kerja, lantaran kunci utama berkurang bahkan hilangnya pengangguran di negeri ini, ada di tangan kita semua sebagai generasi muda.
Sudah sepatutnya jikalau kita banyak berguru dari orang China, mereka tak pernah galau dalam hal pekerjaan. Bahkan mereka bisa menawarkan pekerjaan bagi banyak orang, sekalipun mereka tinggal di negeri orang lain.
Kenapa demikian ? Kuncinya yakni mereka merupakan pembuat lapangan pekerjaan bukan pencari pekerjaan. Mereka lebih bahagia menjadi produsen (pembuat barang/jasa) , atau pun biro (dagang).
Sementara kita justru lebih bahagia menjadi konsumen, gembira dengan terus-terusan membeli dan memaki produk buatan orang lain, tanpa ada harapan besar lengan berkuasa untuk menjadi pembuatnnya kelak.
Padahal dengan menjadi pembuat, maka kita akan bisa menyerap tenaga kerja baru. Beda halnya ketika kita menjadi insan konsumtif, kita hanya akan terus-terusan menjadi pembeli.
Makara jikalau sobat mahasiswa takut menjadi sarjana nganggur, belajar berwirausaha yakni jawabannya. Dengan menjadi wirausaha, sobat bukan hanya bisa terbebas dari title pengangguran, lebih dari itu bahkan sobat bisa mengurangi pengangguran, menjadi bos, dan mempunyai banyak perusahaan.
Tips Terhindar dari Title Sarjana Nganggur
Sarjana nganggur selain merugikan diri sendiri juga orang lain. Banyak bawah umur usia kuliah, termasuk penulis kala itu, enggan kuliah gara-gara banyaknya sarjana ngaggur ini.
Tak sedikit orangtua ketika membiayai pendidikan anak, terutama setingkat mahasiswa yang lebih berorientasi materi, termasuk di dalamnya perihal pekerjaan.
Atas dasar tersebut, karenanya tak sedikit pula orang renta yang melarang anaknya untuk kuliah, dengan alasan “yang sarjana aja juga banyak yang nganggur”. Padahal inti dari apapun yakni kepribadian kita.
Seseorang bisa menjadi apapun inti utamanya dikendalikan oleh kepribadian. Dengan kepribadian yang dimilikinya, seseorang bisa menjadi rajin atau malas, kaya atau miskin, sukses atau gagal, pengangguran atau bekerja, pemimpin atau yang dipimpin, bahkan menjadi bos atau pekerja.
Oleh lantaran itu, mari bantu-membantu kita praktekan tips anti pengangguran, yang berorientasi pada pembangun kepribadian ini :
Agar Terhindar dari Sarjana Nganggur, Setiap Mahasiswa Harus Mengenal Dirinya Sendiri Sejak Dini
Mengenal diri sendiri sanggup mencegah menjadi sarjana nganggur (dok.pribadi) |
Mengenal diri sendiri yakni inti pokok dalam segala kasus yang menyangkut diri kita. Dengan mengenal diri sendiri, segala keputusan yang kita ambil tentu akan sangat sesuai dengan diri kita. Hal utama yang harus kita kenali dari diri sendiri yakni karakter, bakat, dan kemampuan.
Dengan ketiga hal tersebut, kita bisa menentukan hendak melamar kerja ke perusahaan yang bergerak di bidang apa, atau jikalau membuka usaha pun tentu akan diadaptasi dengan ketiga hal tersebut.
Membuka usaha yang sesuai dengan talenta dan kemampuan misalnya, maka usaha yang digeluti akan sangat berkualitas, mulai dari proses hingga hasil dari produk/jasa yang kita tawarkan.
Oleh lantaran itu segera kenalilah ketiga hal tersebut, lantaran dengan mengenalinya maka sobat bisa segera mengambil tindakan sesudah lulus kuliah, bahkan sebelum lulus sekali pun.
Bahkan ketika sobat harus ditolak untuk masuk kesebuah perusahaan sekalipun, sobat tak akan galau untuk membuka usaha jikalau benar-benar mengenal ketiga hal tersebut.
Menjaga Reputasi Agar Kelak Tidak Makara Sarjana Nganggur
Menjaga reputasi yakni salah satu kewajiban untuk seorang sarjana yang ingin bebas dari nasib menganggur tanpa mempunyai pekerjaann.
Tidak hanya untuk memudahkan kita mendapat pekerjaan, menjaga reputasi juga ternyata sangat baik untuk melindungi diri kita dari hal-hal buruk.
Pentingnya sebuah reputasi sanggup terlihat dari syarat seorang yang hendak melamar kerja. Dimana dalam persyaratan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) harus dibubuhkan, hal ini menunjukan bahwa dunia kerja membutuhkan seorang pekerja dengan reputasi baik.
Selain dalam dunia kerja milik orang lain sekalipun (perusahaan), dalam hal berwirausaha reputasi baik sangat di perlukan.
Dengan reputasi baik kita akan sangat gampang untuk membuka sebuah usaha, mendapat banyak pelanggan, hingga mempunyai banyak investor.
Rasulullah SAW dengan reputasinya yang sangat baik, begitu gampang mendapat banyak pelanggan bahkan investor.
Meningkatkan Kemampuan dalam Membangun Jaringan
Dok. Pri |
Untuk membangun kesukesan dalam hal apapun sangat diharapkan adanya sebuah jaringan, kekerabatan atau kolega
Dengan mempunyai banyak jaringan , ketika lulus kuliah mendapat suatu pekerjaan di perusahaan bonafit bukanlah hal sulit, terutama jikalau ditempat tersebut kita mempunyai jaringan dengan sebuah jabatan yang tinggi.
Bukan hanya dalam hal pekerjaan, jaringan yang kita miliki akan sangat membantu kita dalam aneka macam hal. Baik dalam kesulitan bisnis, kasus pribadi, hingga dalam perihal ilmu dan pengembangan usaha.
Oleh lantaran itu, sebagai orang yang dibekali dengan ilmu pendidikan yang cukup, seorang mahasiswa harus bisa membuatkan jaringan semenjak dini.
Selain mempunyai banyak keuntungan, dengan memperbanyak jaringan juga berarti memperbanyak korelasi persaudaraan, sehingga mempermudah kita untuk memperbanyak ibadah dengan jalan silaturahmi.
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Memberikan manfaat secara timbal balik pada jaringan
Namun demikian, dalam membangun sebuah jaringan, kita dilarang hanya berorientasi pada laba langsung semata. Kita harus berjuang sekuat tenaga dan pikiran, semoga kita mempunyai banyak keistimewaan.
Dengan prinsip ibarat ini, maka jiwa pembelajar akan selalu tertanam dalam benak kita. Karena hanya dengan banyak belajarlah aneka macam kemampuan istimewa bisa kita dapatkan.
Jika kita bisa menawarkan manfaat secara timbal balik pada jaringan kita, maka lambat laun korelasi kita dengan siapapun akan semakin besar lengan berkuasa dan kokoh.
Dengan hal tersebutlah kita tak perlu khawatir dalam kesusahan atau masalah, lantaran akan selalu ada jaringan kita yang siap membantu, termasuk kita yang siap membantu mereka dikala dalam susahnya.
Penting di ingat ! Sehebat apapun jaringan yang kita miliki kita dilarang menyombongkannya, apalagi hingga melupakan keluarga. Karena dalam keluarga ada banyak kekuatan, dan aneka macam keutamaan yang tidak bisa kita dapatkan dari mana pun.
“Sedekah terhadap orang miskin yakni sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (Hadis Riwayat Tirmidzi)
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Bagi mahasiswa yang ingin tak pernah mencicipi jadi pengangguran, percaya diri wajib hukumnya. Percaya diri sangat dibutuhkan untuk bisa diterima sebagai karyawan di suatu perusahaan, atau hanya sekedar menghadapi test masuknya.
Percaya diri juga teramat penting peranannya dalam berwirausaha, membuka usaha, dan menjalaninya. Dengan percaya diri yang penuh maka kasus sebesar apapun merupakan sebuah tantangan menggairahkan untuk mengkualitaskan diri, ilmu dan usaha yang sedang dijalankan.
Menjadi Mahasiswa Gaul
Tolong bedakan gaul dan nongkrong! Tak jarang gaul bagi masyarakat pedesaan diartikan dengan nongkrong di pinggir jalan.
Bagi penulis sendiri, gaul berarti kita bisa senantiasa tahu apapun wacana dunia luar dan hal-hal apapun yang menyertainya, ibarat produk, teknologi. bahkan aneka macam ilmu dan keterampilan.
Dan sarana paling sempurna untuk menjadi mahasiswa gaul yakni banyak berguru dari aneka macam sumber, dan mempunyai banyak teman orang-orang berkualitas.
Meningkatkan Naluri Membaca Peluang Usaha
Penting bagi seorang mahasiswa atau sarjana sekali pun, untuk meningkatkan kemampuannya dalam membaca peluang usaha.
Menurut penulis cara kita melihat pelung usaha itu setiadknya ada 5, yaitu sebagai berikut :
Melihat lokasi dimana kita membuka usaha
Melihat kebutuhan masyarakat sekitar
Melihat daya dan gaya beli masyarakat sekitar
Melihat talenta dan kemampuan yang kita miliki
Melihat tentangan usaha yang sudah ada, sebagai materi pertimbangan kita melaksanakan penemuan usaha tersebut.
3 Persiapan yang Harus Dimiliki Mahasiswa Setelah Diwisuda Agar Terhindar dari julukan Sarjana Nganggur
Wisuda yakni gerbang menuju kesuksesan |
Diwisuda bukan hanya sekdar dandan yang tampan dan cantik, berfoto-foto memakai toga kebanggaan, atau mendapat Ijazah dan gelar.
Lebih dari itu wisuda berarti start awal dimulainya sebuah tanggung jawab besar, pemanfaatan ilmu, hingga membangun sebuah tingakatan kehidupan baru.
Begitupun sesudah diwisuda kita akan sadar banyak hal, bahwa hidup ternyata tak semudah yang dibayangkan, ada banyak tuntutan dan kebutuhan yang harus kita penuhi. Berbagai hal yang terjadi tak sedikit yang menguji hingga menjadikan banyak perubahan mental.
Oleh lantaran itu, untuk menghadapi aneka macam hal yang mungkin terjadi seorang mahasiswa yang sekarang telah bermetamorfosis sarjana tersebut.
Setidaknya harus mempunyai 3 kesiapan, yaitu sebagai berikut :
1. Siap Menghadapi Ketidak Pastian
Dalam hidup ini tidak ada yang niscaya sobat. Terkadang planning yang sudah kita susun sangat rapih, sempurna dan terasa pas justru takdir dan keadaan malah berkata lain.
Mungkin sobat pernah juga mengalami. masuk dalam urutan tiga besar dalam prestasi kelas jutru ketika melamar kerja malah kalah dengan mitra kita yang prestasinya biasa-biasa saja, bahkan mungkin dibawah standar.
Ada juga seseoramg yang begitu yakin membuka sebuah usaha, modal cukup, daerah oke, kebutuhan masyarakat akan usaha tersebut ok, tentangan jarang. Namun gres beberapa bulan usaha berjalan malah usahanya harus ditutup, lantaran jarang peminatnya.
Itulah hidup sobat, syarat akan usaha dan kerja keras tiada akhir. Namun demikian, segala hal yang tidak niscaya tersebut justru yakni sebuah bukti besar akan adanya Tuhan. Dengan demikian, seharusnya rasa keimanan dan ketaqwaan kita semakin tinggi kepada-Nya.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, yakni modal utama kita bisa terlepas dari aneka macam kesusahan, atau kekecewaan lantaran hasil tak sesuai yang direncanakan.
Keimanan akan menghadirkan keyakinan yang begitu besar lengan berkuasa terhadap Tuhan, sehingga menghipnotis usaha dan kerja keras kita menjadi maksimal.
2. Siap Bekerja Keras
Sebagai seorang sarjana siap bekerja keras itu wajib. Tak jarang banyak sarjana yang hanya siap bekerja ditempat bonafit berdasarkan versinya, hingga ia tak mau bekerja keras untuk pekerjaan lain.
Dirinya lebih siap menganggur, sembari menunggu panggilan dari sebuah perusahaan besar, dari pada bekerja disebuah perusahaan kecil, apalagi jikalau disuruh merintis usaha dari nol.
Padahal menjadi pekerja dengan jabatan tinggi, atau menjadi pengusaha sukses kaya raya sekali pun, kebanyakan yakni mereka-mereka yang mau mengawali segalanya dari nol.
Penulis selalu berpesan, baik pada diri sendiri maupun pembaca, untuk tidak gengsian dalam menjalani hidup. Insya Allah hidup kita akan menjadi bergengsi jikalau kita membuang rasa gengsi kita dalam bekerja.
Gengsian akan menciptakan langkah kita terkendala, hingga karenanya diri kita menua tanpa agresi nyata. Sarjana, Magister, Doktor, dan Profesor yakni sebuah gelar pendidikan, bukan alat kita untuk berleha-leha.
Menolak aneka macam pekerjaan, lantaran diri merasa lebih. Jika itu yang sobat rasakan, jangan salahkan siapapun jikalau pada karenanya akan tersisih, tergilas zaman, bahkan menjadi bab dari pengangguran abadi.
3. Siap Sabar
Sebagai seorang sarjana yang gres lulus mengenyam pendidikan, sobat harus berani mengambil perilaku sabar dalam menghadapi duduk kasus apapun.
Baik sabar dalam mencari pekerjaan, merintis usaha dari nol, atau pun aneka macam duduk kasus lain yang membutuhkan kesabaran.
Tak jarang seseorang yang gagal meraih kesuksesan hanya lantaran ia kurang sabar. Seandainya sobat tidak sabar menunggu matahari pagi tentu sobat akan marah-marah ketika malam semakin pekat, padahal ketika malam semakin pekat itulah tandanya fajar akan segera datang.
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (QS. Az-Zumar: 10)
Semoga goresan pena ini bermanfaat bagi kita semua, menjadi ladang pahala bagi penulis dan pembacanya.
Salam kepedulian
NB : Tulisan ini sebelumnya telah penulis upload di Klikmania.net
Sumber http://inspirasi-dttg.blogspot.com
0 Response to "Solusi Mahasiswa Biar Tidak Menjadi Sarjana Nganggur Sesudah Diwisuda"
Posting Komentar