iklan banner

Pengalaman Investasi Kendaraan Beroda Empat Yang Salah Langkah Akhir Kudet

Memiliki kendaraan beroda empat merupakan mimpi bagi banyak orang di Indonesia alasannya yaitu kendaraan roda empat ini masih menjadi salah satu barang yang glamor dan tak sanggup dibeli oleh kebanyakan penduduk Indonesia. Sebagian mempunyai kendaraan beroda empat untuk kebutuhan, sebagian untuk bisnis dan sebagian lain mati-matian membelinya hanya untuk bergaya semoga tidak dicap sebagai warga miskin (namun kalau ada pertolongan ngakunya tetep sebagai warga miskin, eh).

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman tetangga saya yang bergelut dalam investasi kendaraan beroda empat dimana ketika ini banyak anak muda maupun orang renta yang menjalankannya. Mereka berfikir bahwa mempunyai kendaraan beroda empat merupakan investasi yang manis jikalau dijalankan dengan baik, benarkah begitu?

Dua orang abang beradik mempunyai uang di kisaran 100 jutaan, keduanya setuju untuk memakai modal itu demi sanggup membeli kendaraan beroda empat sebagai investasi masa depan sekaligus dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.


Si abang membeli kendaraan beroda empat pick up alasannya yaitu ia berfikir bahwa di desa banyak orang yang membutuhkan jasa angkut barang. Harganya juga tidak mengecewakan murah dan sisa uangnya masih sanggup ia gunakan untuk kebutuhan lainnya. Terlihat menyerupai rencana yang mulus dan manis mengingat di desa memang banyak orang yang membutuhkan jasa angkut barang.

Si adik berfikir lain, ia lebih menentukan untuk membeli kendaraan beroda empat eksklusif bekas dengan harga yang cukup mahal sehingga uangnya hampir habis untuk mendapatkannya. Banyak orang yang mengira bahwa ia menciptakan kesalahan dengan membeli kendaraan beroda empat eksklusif ketimbang kendaraan beroda empat angkut, masalahnya yaitu posisi mereka yang di desa. Sebagian kaum ceriwis bahkan menganggap bahwa beliau itu hanya ingin pamer dengan punya kendaraan beroda empat eksklusif di kampung, orang hidupnya aja belum terang gak punya pekerjaan tetap.

Waktu berjalan dan benar saja kalau kendaraan beroda empat pick up milik sang abang mulai dipakai oleh tetangga untuk mengangkut barang. Secara perhitungan umum, dalam satu hari kendaraan beroda empat itu disewakan dan sanggup menghasilkan uang hingga Rp 100 ribu, terkadang Rp 200.000, 00. Sedangkan kendaraan beroda empat eksklusif milik adiknya masih adem ayem di garasi belum keluar kecuali dibawa jalan-jalan sendiri.

Si abang bahkan hingga menasehati adiknya untuk segera menjual kendaraan beroda empat itu dan menggantinya dengan kendaraan beroda empat angkut menyerupai dirinya. Namun si adik tetap keukeuh dengan pendiriannya dan tak menjual mobilnya mengikuti saran sang kakak.

Selang waktu berlalu, kendaraan beroda empat pick up kakaknya mulai rusak alasannya yaitu terus menerus dipakai untuk mengangkut banyak sekali barang berat, sedangkan penghasilan dari jasa sewanya tetap minim dan semakin usang semakin kecil alasannya yaitu seringnya kendaraan beroda empat itu masuk bengkel.


Perlahan namun niscaya kendaraan beroda empat si adik mulai terpakai, banyak warga yang mulai menyewa kendaraan beroda empat itu untuk mengangkut rombongan ibu-ibu pengajian, ibu-ibu kondangan, yang mau hajatan hingga yang mau melamar anak orang sekalipun. Tarif sewanya juga lebih tinggi, dalam satu hari ia sanggup mendapatkan uang hingga Rp 500.000, 00 dari jasa sea mobilnya.

Bisnis investasi kedua saudara itu mulai terlihat ketika waktu menginjak 1 tahun dari pembelian kendaraan beroda empat mereka, kendaraan beroda empat pick up sang abang sudah mulai rusak parah dan jarang dipakai sehingga pemasukan dari jasa sewa berkurang, apalagi persaingan semakin ketat sehingga kendaraan beroda empat itu lebih banyak membisu di garasi tanpa menghasilkan sekalipun. Ada harapan untuk menjual kendaraan beroda empat itu, namun ternyata harganya sudah sangat jatuh dan kalau dijual pun akan menciptakan rugi.

Si adik semakin berjaya, meski minim mendapatkan orderan, namun dalam satu bulan mobilnya sanggup berangkat hingga 10 kali dengan penghasilan kotor hingga 5 jutaan. Karena mobilnya hanya dibawa untuk mengangkut penumpang, kondisi mobilnya tetap terjaga dan jarang rusak, sementara uang hasil investasi terus mengalir ke dalam kantongnya.

Belum usang ini saya ngobrol dengan si abang wacana kendaraan beroda empat investasinya, ia sendiri mengakui bahwa telah salah langkah alasannya yaitu tidak update dengan kondisi masyarakat dan kondisi bisnis jasa penyewaan yang ada ketika ini. Ia tahu bahwa adiknya lebih banyak menghasilkan uang dengan sedikit kerusakan ketimbang dirinya yang mendapati bahwa mobilnya sudah rusak parah dan tak lagi menghasilkan, kalaupun ia beresi mobilnya dan menjalankan bisnis itu lagi maka penghasilannya tidak akan menutup kerusakan dan perawatan kendaraan beroda empat itu.

Itu hanya sekedar rujukan dari bisnis yang berubah dalam waktu singkat, jikalau kita ketinggalan isu bisnis terbaru maka rasanya akan susah mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju. Saat ini bisnis online yaitu rajanya, saya sarankan untuk anda yang ingin membangun bisnis atau membuatkan yang sudah ada, jangan lupa untuk mempelajari bisnis online dan menghubungkan dengan bisnis anda semoga tidak ketinggalan jaman dan susah bergerak.

Sumber http://wirausahakan.blogspot.com

0 Response to "Pengalaman Investasi Kendaraan Beroda Empat Yang Salah Langkah Akhir Kudet"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel