Pengalaman Gagal Monetisasi Channel Youtube Dan Cara Mengatasinya
Menjadi seorang YouTuber mungkin bukanlah mimpi aku yang bahwasanya sebab sedari awal aku sudah pesimis dengan dunia per-YouTube-an. Penyebabnya ialah minimnya pengalaman saya, kurangnya dukungan, kurangnya perlengkapan dan tentu saja yang paling penting ialah aku tidak tahu harus memulai dari mana. Sejak menciptakan channel di tahun 2015 silam, mudah aku tidak pernah mengurusinya dengan baik sehingga channel itu seakan jalan di tempat.
Di awal 2018 kemarin aku menerima proposal dari salah satu perusahaan bonafit di Indonesia untuk menjadi cuilan dari tim yang membangun aplikasi berbasis video. Saya yang notabene sangat minim ilmu wacana editing video terpaksa harus mencar ilmu untuk sanggup dan hasilnya aku mulai bekerja alakadarnya dan sanggup mendapatkan uang dengan gampang hanya dengan mengedit video dan memperlihatkan judul yang menarik. Sayangnya aktivitas itu bubar dan aku merasa kehilangan lagi, padahal lagi sayang-sayangnya.
Nah, tanggapan sering mengedit video akirnya aku ketagihan dan punya pikiran untuk membangun kembali channel YouTube saya. Mulai deh aku isi dengan beberapa video langsung yang aku edit sebaik mungkin, namun sayangnya minim peminat dan view-nya sangat kecil sehingga sempat menciptakan aku malas untuk meneruskannya.
Berbagai rintangan yang menghadang ternyata ibarat candu untuk saya, bukannya menyerah, aku malah semakin tertantang dan mulai mencari jenis video lain yang berdasarkan aku sanggup ramai pengunjungnya. Modalnya ialah video yang agak kontroversi dan judul serta thumbnail yang menarik, hasilnya perlahan channel mulai ramai dan banyak yang berlangganan.
Sebelumnya aku juga sudah menceritakan pengalaman aku ketika channel kebanjiran penonton dan subscribers yang menciptakan aku agak stres menghadapi komentar negatif. Di balik kesuksesan selalu ada saja cemoohan yang tiba dan itu sempat menciptakan aku hampir frustasi (lagi). Saya bertahan untuk mendapatkan cacian mereka, satu per satu komentar tak pantas mulai aku hapus dan bersihkan dengan rasa sakit hati tentunya dengan omongan netijen yang katanya maha benar itu.
Setelah berlalu beberapa bulan dan mendapatkan pencapaian lebih dari 4 ribu jam tayangan dan 1 ribu subscriber, hasilnya aku mendaftarkan channel itu ke aktivitas Program Partner YouTube (YPP) dengan keinginan sanggup dimonetisasi dan mendapatkan uang. Setelah satu bulan menunggu, nyatanya channel aku ditolak sebab alasan yang klasik ibarat channel senasib ibarat saya, yaitu duplikasi.
Sempat merasa kecewa sebab selama ini tidak ada pelanggaran hak cipta namun tetap saja ditolak sampai aku mencari aneka macam info dan mau tak mau harus mendapatkan keputusan dari YouTube. Akhirnya aku berbenah untuk menghapus banyak video yang berbau dengan musik berhak cipta dan video yang aku kira melanggar fatwa komunitas YouTube.
Ke depannya aku akan mencoba untuk menciptakan video kompilasi dengan lebih berhati-hati semoga tidak ada lagi duplikasi konten yang mengganggu perjuangan saya. Tentu saja masih aku tambahi dengan video amatir yang aku rekam ketika menerima momen khusus yang menarik. Semoga ke depannya lebih baik dan sanggup diterima oleh YouTube.
Jika anda ialah pemula di YouTube ibarat saya, sebaiknya anda menghindari untuk mengunggah ulang (reupload) video secara utuh sebab sepintar-pintarnya mengakali, nyatanya pihak YouTube sudah lebih cerdas untuk memilah-milah mana yang orisinil dan mana yang palsu. Saran saya, lebih baik mengoleksi video langsung yang terhindari dari hak cipta, atau kalau anda punya imajinasi dan pengalaman yang baik, tak ada salahnya mencoba menciptakan video kompilasi ibarat YouTubecrash atau calon sarjana.
Sumber http://wirausahakan.blogspot.com
0 Response to "Pengalaman Gagal Monetisasi Channel Youtube Dan Cara Mengatasinya"
Posting Komentar