Latar Belakang Perjanjian Renville Dan Isinya Secara Singkat
Apa yang menjadi penyebab atau latar belakang perjanjian renville? Sebuah perundingan/perjanjian tentu ada akar problem yang menjadi penyebabnya. Sama menyerupai negosiasi linggarjati, perjanjian renville merupakan kesepakatan antara pihak Republik Indonesia dan Belanda yang berlangsung pasca proklamasi kemerdekaan.
Berdasarkan urutan waktu dan permasalahannya, perjanjian renville yaitu lanjutan dari negosiasi linggarjati yang telah dilakukan dan ditandatangani oleh kedua pihak pada tanggal 25 Maret 1947. Perjanjian renville dimulai pada tanggal 8 Desember 1947, ditengahi oleh KTN Komisi Tiga Negara.
Fakta menarik yang wajib kalian ketahui yaitu penamaan “Renvlile” diambil dari tempat dilangsungkannya perjanjian renville, yaitu di kapal USS Renville yang sedang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Alasan penggunaan tempat tersebut lantaran dianggap “netral”, kapal milik Amerika Serikat yang merupakan penengah dalam perjanjian.
Lalu yang masih menjadi pertanyaan, apa latar belakang dari perjanjian renville? Berikut ini penjelasannya..
Latar Belakang Perjanjian Renville
Pasca negosiasi linggarjati, konflik antara kedua negara kembali terjadi. Belanda mengabaikan kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua pihak, yaitu problem gencatan senjata. Pihak Belanda melaksanakan serangan terhadap wilayah Republik Indonesia, serangan ini disebut dengan Agresi Militer Belanda I.
Serangan tersebut lalu menciptakan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi gencatan senjata pada tanggal 1 Agustus 1947. Penyelesaian konflik dan gencatan senjata yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak merupakan proposal dari pihak Amerika Serikat.
Untuk menuntaskan segala permasalahan, Dewan Keamanan PBB lalu membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Dari pihak Indonesia menunjuk Australia sebagai wakilnya, pihak Belanda menunjuk Belgia, sementara pihak penengahan yang disepakati oleh kedua negara yaitu Amerika Serikat.
Penyebab atau latar belakang perjanjian renville selain serangan yang sudah disebutkan yaitu mengenai dikeluarkanya garis Van Mook oleh pemerintah Belanda pada tanggal 29 Agustus 1947. Garis van Mokk merupakan batas wilayah antara Indonesia dan Belanda yang sangat merugikan pihak RI.
Dikeluarkannya batas tersebut menciptakan wilayah kedaulatan Indonesia menjadi tinggal 1/3 Pulau Jawa dan kebanyakan pulau di Sumatera. Garis batas tersebut menjadikan Indonesia tidak mendapat wilayah utama penghasil kuliner yang memang pada ketika itu sedang sangat dibutuhkan.
Selain itu, pihak Belanda juga melaksanakan blokade untuk mencegah makanan, pakaian dan persenjataan yang masuk ke wilayah Republik Indonesia. Kondisi ini lalu menjadi semakin panas, perlawanan terhadap pasukan Belanda di banyak sekali tempat terus dilakukan. Pertempuran yang tak kunjung usai ini lalu berdampak pada ekonomi di kedua belah pihak, yang lalu sanggup duduk bersama di meja perundingan.
Sebelum negosiasi Renville dilakukan, pernah dilakukan kesepakatan gencatan senjata pada tanggal 17 Agustus 1947. Namun kesepakatan tersebut tidak menciptakan pertempuran berhenti. Oleh alasannya yaitu itu, perjanjian secara resmi yang ditengahi oleh Amerika Serikat harus dilakukan dengan segera.
Tepat pada tanggal 8 Desember 1947 perjanjian renville dilakukan di atas kapal USS Renville. Perjanjian yang ditengahi oleh KTN ini lalu ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 17 Januari 1948. Beberapa poin penting hasil perjanjian renville mencakup :
- Belanda hanya mengakui wilayah RI mencakup Jawa Tengah, Sumatera dan Yogyakarta.
- Disetujuinya garis demarkasi (van mook) yang memisahkan wilayah RI dan tempat pendudukan Belanda.
- NI (Tentara Nasional Indonesia) harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Kesimpulan :
Latar belakang perjanjian renville disebabkan lantaran masih terjadinya konflik antara Republik Indonesia dan Belanda pasca negosiasi linggarjati. Konflik semakin panas sesudah pihak Belanda mengeluarkan garis van Mook yang mengakibatkan wilayah kedaulatan RI menjadi semakin sempit. Todak hanya itu, Belanda juga melaksanakan blokade terhadap makanan, pakaian, dan persenjataan yang masuk ke wilayah Indonesia.
Baca Juga :
2. Tokoh-Tokoh dalam Perjanjian Renville dan Profilnya
Pasca Perjanjian Renville
Setelah perjanjian renville, otomatis semua pasukan Tentara Nasional Indonesia yang berada di wilayah kekuasaan Belanda ditarik mundur ke wilayah kedaulatan RI untuk melanjutkan gerilya di tempat masing-masing (Surat Perintah Siasat No.1) yang dikeluarkan Sudirman. Namun, tidak semua p0juang Republik mematuhi surat perintah tersebut.
Contohnya pasukan menyerupai Laskar Hizbullah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pasukan-pasukan yang menolak kembali tersebut lalu yang nantinya menjadi cikal bakal pemberontakan DI/TII (Darul Islam / Tentara Islam Indonesia) di banyak sekali wilayah di Indonesia.
Demikian pembahasan mengenai Latar Belakang Perjanjian Renville dan Isinya secara singkat. Jika tertatik untuk membacanya lebih lengkap, baca disini : Rangkuman Sejarah Perjanjian Renville. Kalian juga sanggup membaca perjanjian-perjanjian bersejarah lainnya menyerupai : Perjanjian Bongaya, Perjanjian Roem Royen dan Perjanjian Giyanti.
Sumber Referensi :
- Drs. G. Moedjianto, M.A. 1988. Indonesia Abad ke-20 II : Dari Perang Kemerdekaan Pertama Sampai PELITA III. Yogyakarta : Kanisius.
- Wikipedia.

0 Response to "Latar Belakang Perjanjian Renville Dan Isinya Secara Singkat"
Posting Komentar