iklan banner

Filsafat Yunani Kuno Pada Kala Helenitas

Periode helenitas merupakan bab penting dalam sejarah Yunani. Kekuasaan terbesar Alexander the Great (Iskandar Zulkarnain) mencapai tempat bab timur. Budaya Yunani menjadi budaya global. Pada masa tersebutlah dikenal dengan nama Periode Helenitas.

Pada periode ini banyak sekolah dan sentra pengetahuan didirikan. Penekanan kurikulum lebih pada etika. Maksudnya pembelajaran mengenai tingka laris seseorang untuk mencapai kehidupan berbahagia bagi diri sendiri dan orang lain. Pada periode Helenitas Yunani kuno ini lahir beberapa aliran dalam Filsafat.

Stoisisme

Paham ini dicetuskan oleh Zeno, spesialis dari Kition pada tahun 300 SM. Stoisisme berasal dari kata Stoa, yang mana merupakan nama 4 ruangan Zeno menyebarkan pelajaran.

Dalam paham Stoisisme alam semesta merupakan hasil dari logos dalam akal. Kejadian alam adlah hal yang tak bisa dihindari. Jiwa insan yaitu bab dari logos, sehingga dengan logos tersebut insan bisa mengenal jagad raya.

Kehidupan insan akan menjadi senang kalau ia bisa mengendalikan dan mengikuti akal-pikirannya. Dengan demikian insan bisa mengatur dan menguasai nafsu. Tentang hidup dan mati, Zeno menyatakan ini yaitu salah satu rujukan insiden alam yang mutlak dan tak bisa dihindari. Terkait : Biografi Zeno dan Paradoks Zeno.

Epikurisme

Paham Epikurisme ini dipelopori Epikuros. Sekolah yang didirikannya di Athena kembali menhidupkan paham atom Demokritos (demokritus). Senada dengan paham atoisme, yang menyatakan bahwa alam merupakan kumpulan partikel kecil yang bergerak dan bertabrakan.

Kebahagian insan akan ada kalau tidak ada hal yang ditakut-takuti oleh dewa. Manusia harus menemukan tempat ‘kebebasan’ untuk menemukan rasa senang semoga menjad bahagia. Namun apabila kesenangan tersebut terlalu berlebihan maka insan akan merasa gelisah. Kunci kebahagiaan insan yaitu abgaimana membatasi diri sehingga bisa menemukan kesenangan yang sesuai dengan porsi dan tidak berlebihan.

Skeptisisme

Paham Skeptisisme digerakkan pertama kali oleh Pyrro. Paham ini tidak begitu mempunyai karakteristik identitas pada periode helenitas. Ada tidaknya paham ini, tetap telah ada dalam masyarakat.

Paham Skeptisisme beropini bahwa kmampuan insan tak akan melewati kebenaran yang absolut. Ajaran ini lebih dikenal dengan paham kesangsian.

Ekletisisme

Hampir bernasib sama dengan Skeptisisme. Paham ini lebih terlihat mengutip aneka macam pedoman filsafat dari aneka macam paham. Tak ada ‘kesatuan’ pemikiran yang khas dan terperinci dalam paham ini.

Salah satu penganut aliran ini yaitu Cicero yang tinggal di Roma. Cicero dikenal sebagai seorang yanghebat berpidato. Namun tugas aliran ini cukup menunjukkan jasa besar. Adalah Philo, yang berhasil meredakan benturan agama Yahudi dengan filsafat Yunani kuno, terutama pedoman Plato.

Neoplatonisme

Paham ini dikenal sebagai pahak puncak simpulan filsafat Yunani. Ajaran ini kembali menggali filsafat pedoman Plato. Namun juga dipengaruhi oleh pemikiran Zeno dan Aristoteles. Lebih riil-nya aliran ini merupakan adonan semua paham.

Tokoh penganut Neoplatonisme ini dikenal yaitu Plotinos dari Mesir. Semua pedoman Plotinos dikumpulkan oleh Porphyrios yang tak lain yaitu murid Plotinos sendiri.

Ajaran utama Plotinos mengenal adanya Tuhan yang Esa. Semua berasa dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan yang Satu tersebut. Pemikiran ini memperkenalkan dua alur gerak.
Periode helenitas merupakan bab penting dalam sejarah Yunani Filsafat Yunani Kuno pada Periode Helenitas
Alur Pemikiran Plotinos
Gerak dari atas kebawah. Tuhan berada pada tingkat paling atas dari semua makhluk. Tingkatan bawah yaitu tingkatan yang berasal dari tingkatan di atasnya. Dari tingkatan Tuhan yang Satu akan lahir akal-budi (yang telah disampaikan Plato). Akal-budi ini akan menurunkan dualisme yaitu : ‘ yang memikirkan’ dan ‘ yang dipikirkan’. Dari nalar budi insan lahir jiwa dan kemudian diikuti dibawahnya materi. Materi berada pada tingkatan paling bawah,dimana dianggap sebagai hal yang tak tepat dan merupakan sumber ketidak-baikan.

Gerak dari bawah ke atas. Alur pikiran ini menjelaskan bahwa setiap segala sesuatunya akan kembali ke tingkatan yang lebih tinggi. Semua berakhir pada ‘yang satu’ yang berada ditingkatan tertinggi. Manusia akan kembali pada Tuhan melalui 3 proses :
  1. Men-sucikan diri yaitu dikala melepaskan diri dari segala bahan ; 
  2. penyatuan insan dengan ‘yang satu’ yang mana tingkatan ini lebih tinggi dari pengetahuan ;  
  3. ekstasi.
Filsafat Neopatonisme ini disebut sebagai ‘filsafat modern’ dalam sejarah Yunani Kuno. Banyak para praktik intelektual menganut aliran ini menciptakan banyk diserap dalam teologi Katolik pada masa itu. Ahli filsaafat yang berjulukan Proklos dianggap sukses mengembangkan pedoman Neoplatonisme. Terakhir filsafat ini menjadi satu-satunya filsafat yang diajarkan kala itu, alasannya Raja Justianus (Byzantium) memerintahkan untuk menutup semua sekolah filsafat ‘kafir’ (filsafat Yunani yang berupa pikiran insan murni, atau pedoman filsafat yang tidak dari gereja).

Sumber http://www.marthamatika.com/

0 Response to "Filsafat Yunani Kuno Pada Kala Helenitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel