Bukan Pemerintah, Masyarakatlah Ujung Tombak Kemajuan Suatu Negara
Indonesia yaitu negara yang sangat kita cintai. Selain alasannya yaitu merupakan negara kita, lebih dari itu sejarah panjang penjajahan di masa kemudian tentu menciptakan siapa saja warga negara Indonesia, menaruh rasa cinta dan tekad memajukan yang begitu besar lengan berkuasa terhadap bangsa ini.
Kita sadari kemerdekaan negeri ini diraih bukan dengan berleha-leha. Bukan pula diraih hanya dengan diskusi antar penguasa negara. Namun merdekanya negeri ini, diraih alasannya yaitu usaha dan persatuan bersama-sama. Banyak darah dan nyawa para penduduk pribumi yang telah berjatuhan. Muda tak bisa berkarya, bahkan harus rela gugur di medan laga.
Jika dibayangkan sungguh ngeri dan tragis nasib yang dialami bangsa ini dimasa lalu. Rumah bisa saja setiap ketika hancur oleh rudal dan peluru. Anak, istri, kerabat dan lainnya siap atau tidak, bisa saja tiba-tiba dipisahkan. Baik alasannya yaitu ditangkap para penjajah, bahkan sampai nyawanya direnggut.
Jangan Pernah Lupakan Sejarah
Sejarah pahit nan panjang yang telah dilalui, sudah seyogyanya setiap individu di negeri ini mengingatnya. Mengingat bukan hanya sebagai penggalan dari dongeng sejarah, lebih dari itu kita semua harus bisa memaknainya, memetik nasihat dan pelajaran, sampai menjadi motivasi untuk mengisi kemerdekaan dan memajukan negara sekuat dan semampu kita masing-masing.
Jika dulu untuk berkarya kita tak bisa damai ? Maka kini sehabis negeri ini merdeka dan penuh ketenangan, isilah dengan penuh karya bermanfaat yang membangun. Jika dulu beribadah tak bisa khusu, lahan pertanian di rampas, diri dipaksa bekerja untuk para penjajah, bahkan sampai sulitnya meraih pendidikan. Maka ketika ini, mari kita perbanyak kerja, karya. Ibadah, dan perbanyak ilmu pengetahuan dan keterampilan sebanyak-banyaknya. Itulah suatu tanda, bahwa kita sudah bisa berguru dan memaknai pahitnya belenggu penjajahan di masa lalu.
Tingkatkan Rasa Persaudaraan Kita, Saling Membantulah
Disadari atau tidak, banyak diantara kita yang mulai luntur rasa persaudaraannya antar sesama. Kita lupa bahwa merdekanya negeri ini salah satunya yaitu alasannya yaitu kita mau berjuang bersama-sama, bersatu dan merasa satu, mirip yang tertuang dalam suara sumpah cowok yang diikrarkan para cowok Indonesia dari aneka macam tempat dahulu kala.
Sumpah Pemuda
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu,
TANAH AIR INDONESIA
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu,
TANAH AIR INDONESIA
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
BANGSA INDONESIA
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
BANGSA INDONESIA
Ketiga Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, BAHASA INDONESIA
Sampai ketika ini, seharusnya kita sadar bahwa isi dari sumpah cowok bukanlah hanya sebuah kata tanpa makna. Lebih dari itu, isi sumpah cowok tersebut harus benar-benar terpatri besar lengan berkuasa dalam hati dan sanubari kita, untuk benar-benar kita hayati dan amalkan.
Namun faktanya tak sedikit dari kita yang hambar terhadap sesamanya, terutama sesama kita yang benar-benar membutuhkan. Sebagai sesama soudara seharusnya tidak demikian, kita harus bisa mencicipi penderitaan yang soudara kita alami. Karena menyerupai tubuh, ketika penggalan satu terluka maka semua bagiannya akan mencicipi sakit juga, dan saling pundak membahu untuk mengobati rasa sakit itu sampai sembuh.
Bukti Kekuatan Persaudaraan yang Tak Boleh Disepelekan
Jangan mengandalkan pemerintah, alasannya yaitu banyak yang harus diurus pemerintah dan tidak semua hal bisa diketahui oleh pemerintah. Mungkin itu yaitu kalimat pembuka yang sempurna untuk mengawali kata dari sub judul ini.
Hal ini dikarenakan masih banyak diantara kita yang benar-benar hanya mengandalkan pemerintah. Jalan di depan rumah berlubang, itu urusan pemerintah. Padahal jikalau kita merasa mempunyai negeri ini, menambal jalan berlubang minimal di depan rumah sendiri penulis pikir itu tidak berat.
Begitu juga ketika meliat rumah reot, atau bawah umur usia sekolah yang tidak bisa sekolah, penulis yakin masih banyak yang berkata itu urusan pemerintah.
Padahal faktanya jikalau kita benar-benar mau berusaha, maka jalan jelas sanggup terbuka. Sebagai bukti, kami bersama kawan-kawan Celoteh Brebes Membangun dahulu telah berhasil memperbaiki rumah yang hampir roboh seorang nenek renta renta, yang tunanetra dan tak punya sanak family.
Dengan kekuatan bersama, juga bisa mengembalikan beberapa anak kurang beruntung untuk bisa kembali bersekolah. Hingga risikonya lahirlah gerakan kembali bersekolah di kabupaten Brebes. Berikut salah satu buktinya :
Ini yaitu suatu bukti, bahwa tugas serta masyarakat sangat penting untuk memajukan bangsa dan negara tercinta.
Semoga goresan pena dan video di atas bisa menginspirasi sobat semua. Hingga risikonya kita bisa sama-sama berjuang memajukan bangsa dan negara. Menyelamatkan soudara-soudara kita dari kemalangan, dan melindungi mereka yang tersakiti.
Semoga Tuhan senantiasa membimbing kita, untuk bisa berjuang mengakibatkan negeri ini negeri yang senantiasa aman, makmur, maju, berakhlak baik, dan negeri yang sanggup menjadi pujian Allah dan Rasul-Nya.
Sumber http://inspirasi-dttg.blogspot.com
0 Response to "Bukan Pemerintah, Masyarakatlah Ujung Tombak Kemajuan Suatu Negara"
Posting Komentar