Banting Setir Dari Tukang Tambal Ban, Bengkel Motor Sampai Jadi Warung Gorengan, Karenanya ...
Di akrab tempat tinggal saya ada sebuah rumah di pinggir jalan yang disulap jadi bengkel motor dan sudah berjalan hampir 10 tahun lamanya. Dari yang awalnya hanya tempat tambal ban, kemudian dapat berkembang jadi bengkel motor dengan peralatan yang terbilang lengkap di dalamnya. Sekilas bisnis ini terbilang cukup berhasil alasannya dapat bermetamorfosis tempat perjuangan yang lebih besar dan lengkap.
Setiap hari ada saja pasien yang tiba membawa motornya ke bengkel ini mulai dari yang ban bocor, ganti oli, service mesin hingga pekerjaan berat lainnya. Namun entah kenapa bengkel motor ini hanya mentok di posisi itu dan sang pemilik tampaknya kurang puas dengan hasil usahanya tersebut.
Setelah usang beroperasi, akibatnya bengkel itu tutup dan menyisakan ruang kosong yang tidak terpakai dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sayang banget ada lahan gak dimanfaatkan untuk memulai bisnis, namun sang pemilik masih galau menentukan jenis bisnis yang ada di sekitar situ. Posisinya akrab dengan pasar, namun tidak di lokasi pasar persis, banyak kendaraan yang lewat di tempat itu namun tak terlalu ramai. Jenis perjuangan yang sempurna adalah?
Ternyata sang pemilik benar-benar melaksanakan revolusi bisnis yang terbilang cukup absurd alasannya ia nekat membuka warung gorengan di tempat itu. Tentu saja banyak orang yang menyayangkan keputusannya alasannya banyak orang yang sudah mengetahui tempat itu ialah bengkel, jikalau dipakai untuk membuka bisnis yang masih nyambung dengan otomotif tampaknya malah lebih logis, ini malah gorengan.
Warung gorengan ini memakai sistem penjualan yang terbilang cukup berbeda dari warung lainnya, mereka menjual gorengan yang gurih, lezat dan lengkap. Ada gorengan tempe, tahu, pisang, combro dan lain sebagainya yang kebanyakan menyerupai masakan khas kawasan Banyumas.
Display dagangan juga terbilang berani alasannya mereka memasang etalase besar di pinggir jalan dan menaruh banyak gorengan di tempat itu sehingga orang yang lewat niscaya akan melihat dagangannya. Promosinya berhasil, namun saya masih bertanya-tanya ihwal dagangan yang tidak laku, apakah dibuang atau?
Pertanyaan saya tak terjawab hingga ketika ini alasannya dari yang saya lihat, bisnis sederhana ini berkembang dengan sangat pesat hingga banyak orang yang mengantre hanya untuk membeli gorengan. Iya, beneran gorengan hingga antre puluhan orang. Saya sendiri terkadang gagal membeli alasannya banyaknya orang yang antre di tempat itu.
Rasa gorengan yang gurih, hangat, bumbu yang pas, pelayanan yang ramah dan harga yang murah menciptakan banyak orang ketagihan untuk membeli gorengan di tempat ini.
Tak hingga di situ saja, si pemilik melaksanakan revolusi bisnis lagi dengan menambah bisnis masakan lainnya. Ruang kosong di sebelah warung gorengan disulap jadi warung makan yang menyediakan sajian bakso, lauk, soto, sop dan lain sebagainya. Meski kalah ramai namun nyatanya tetap banyak orang yang membeli masakan di tempat gres ini.
Bisnis nekat ini terbilang sukses besar, bahkan jikalau dibandingkan dengan bengkel usang yang telah beroperasi tahunan tetap menang bisnis yang gres ini. Tiap hari pelanggan antre, omset terus meningkat, bisnis bertambah dan laba jangan ditanya.
Dari pengalaman ini, tampaknya tidak ada persoalan jikalau kita mau membanting setir dalam bisnis asalkan punya pertimbangan dan rencana yang matang sehingga tidak mengalami persoalan ke depannya. Jika anda merasa terjebak dan bosan dengan bisnis yang tidak kunjung berkembang, kenapa tidak mencoba banting setir juga?!
Sumber http://wirausahakan.blogspot.com
0 Response to "Banting Setir Dari Tukang Tambal Ban, Bengkel Motor Sampai Jadi Warung Gorengan, Karenanya ..."
Posting Komentar