7 Tokoh Penentang Tanam Paksa Dari Belanda
Sapa saja tokoh-tokoh penentang sistem tanam paksa? Cultuurstelsel adalah istilah resmi pengganti cara produksi yang tradisional, dengan cara produksi yang rasional. Sebutan lainnya yaitu Culture System dan Cultivation System. Sementara "Tanam Paksa" merupakan istilah yang dibentuk oleh orang-orang yang anti Cultuurstelsel. Tokoh penentang tanam paksa atau anti terhadap kebijakan tersebut berasal dari Indonesia dan juga Belanda.
Tokoh penentang sistem tanam paksa berasal dari golongan liberal dan pendeta. Kenapa para tokoh-tokoh tersebut anti terhadap kebijakan cultuurstelsel? alasannya dalam pelaksanaannya memakai cara-cara paksaan sementara hukum dan ketentuan yang sudah disepakati dilanggar oleh pihak Belanda. Berikut ini beberapa rangkuman bahan seputar sistem tanam paksa yang wajib kalian ketahui :
Baca :
Baron Van Hovel |
Bagi Indonesia, kala ke 19 ialah kala Culturtstelsel meskipun pelaksanaan sistem exploitasi ini tidak berlangsung penuh selama 100 tahun, melainkan hanya 40 tahun saja yaitu dari 1830 hingga 1870. Sistem tanam paksa dianggap sebagai kebalikan dari VOC :
- Cultuurstelsel merupakan acara negara di bidang ekonomi, jadi bersifat merkantilitis (ekonomi merupakan urusan negara).
- Pemerintah Belanda dengan alat-alatnya ikut campur dalam duduk masalah produksi.
- Aktif mengikuti acara hingga ke pedalaman.
- Penggunaan uang sebagai alat tukar makin merata hingga ke pelosok-pelosok.
Kemudian bagi bangsa Indonesia Tanam Paksa dan VOC dirasakan sama saja. Karena orang Indonesia tetap sengsara, bahkan ada yang lebih sengsara dari pada di masa VOC. Tujuannya simpel sama, yaitu Indonesia harus dijadikan lembu perahan bagi Nederland. Maka dari itu banyak tokoh yang menentang dalam pelaksanaannya. Adapun tokoh penentang tanam paksa ialah sebagai berikut.
Tokoh Penentang Tanam Paksa
Berikut ini tokoh-tokoh penentang kebijakan sistem tanam paksa dari pihak Belanda.
Tokoh Penentang Tanam Paksa dari Belanda
Tokoh pertama ialah Baron Van Hovel. Ia merupakan penentang sistem tanam paksa dari Belanda. Van Hovel ialah seorang pendeta yang menjabat sebagai anggota dewan legislatif di Belanda. Ia bersama kelompoknya secara tegas menolak kebijakan dan berusaha untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia.
Tokoh penentang tanam paksa dari Belanda kedua ialah Eduard Dous Dekker. Ia merupakan penulis populer berasal dari Belanda. Kritikan terhadap kebijakan Cultuurstelsel ia lakukan dengan membuat buku berjudul "Max Havelar", isinya berkaitan dengan perlakukan jelek dan penderitaan rakyat Indonesia akhir adanya kebijakan pemerintah Hindia Belanda.
Baca Juga : Hak spesial VOC
Tokoh ketiga yaitu berjulukan Frans Van De Pute. Ia menawarkan sikpanya terhadap kebijakan tanam paksa dalam bukunya berjudul Sulker Constracten, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti "Kontrak Gula". Ia bersama dengan Douwes Dekker merupakan tokoh penentang tanam paksa dari golongan liberal.
Keempat ialah Van De Venter. Ia merupakan salah satu penentang sistem tanam paksa dan pelopor Politik Etis (politik balas budi). Buah hasil pemikirannya populer dengan sebutan Trilogy Van De Venter yang mencakup Irigasi, Edukasi dan Emigrasi.
Beliau beranggapan bahwa negaranya menjadi kaya dan makmur berkat kolonialisme di Hindia Belanda (Indonesia), sementara kawasan jajahan miskin dan terbelakang. Maka dari itu, pihak pemerintah Belanda sepantasnya untuk melaksanakan balas kebijaksanaan bagi masyarakat Indonesia.
Selain keempat tokoh diatas, masih ada 3 tokoh penentang sistem tanam paksa lainnya, menyerupai Dr. W. Bosch, L. Vitalis dan P. Markus. Ketiga tokoh tersebut merupakan sama-sama berasal dari Belanda.
Artikel Terkait :
Demikian pembahasan singkat mengenai 7 Tokoh Penentang Sistem Tanam Paksa. Semoga dengan membaca ulasan diatas sanggup menambah pemahaman kalian perihal sejarah Indonesia. Baca juga artikel menarik dan informatif lainnya. Terima kasih.
0 Response to "7 Tokoh Penentang Tanam Paksa Dari Belanda"
Posting Komentar