iklan banner

14 Cara Menjadi Atasan Yang Berwibawa Dan Disukai Bawahan

Mungkin Anda berpikir bahwa menjadi atasan itu segalanya sanggup jadi gampang 14 Cara Menjadi Atasan yang Berwibawa dan Disukai Bawahan

Mungkin Anda berpikir bahwa menjadi atasan itu segalanya sanggup jadi mudah. Namun, pada praktiknya tidak semudah yang Anda bayangkan. Mengapa? Karena posisi atasan “terjepit” oleh posisi di atasnya dan posisi di bawahnya (bawahan).

Tak heran, seorang atasan harus mengakomodasi kepetingan atasannya dan bawahannya secara baik dan benar. Bila timpang, contohnya hanya mengakomodasi posisi yang lebih tinggi, ia mungkin dicap “menjilat” atau tidak adil oleh bawahannya.

Dari klarifikasi di atas, jamak diketahui bahwa menjadi seorang atasan yang berwibawa dan dicintai bawahan yaitu sebuah tantangan yang menarik. Jika Anda ingin menjadi atasan menyerupai itu, 14 cara di bawah ini sanggup membantu Anda mewujudkannya.

1. Datang sempurna waktu

Sebagai atasan, Anda wajib tiba sempurna waktu terlepas dari sibuk tidaknya Anda dengan urusan nonpekerjaan (lihat 7 tips semoga tiba sempurna waktu).

Bila Anda tiba tdak sempurna waktu, bawahan Anda akan tidak respek kepada Anda sebab beralasan mereka juga sanggup tiba terlambat sebab Anda sebagai atasannya biasa terlambat masuk kerja.

2. Reward vs. Punishment

Banyak kekecewaan bawahan kepada atasannya sebab penilaian atasan yang tidak adil. Misal, Anda memberi penilaian keinerja yang sama antara bawahan yang rajin dengan yang malas.

Ini biasanya menawarkan demotivasi bagi bawahan yang rajin bekerja sebab mereka merasa sia-sia bekerja rajin.

Untuk memotivasi bawahan, Anda harus menerapkan reward and punishment. Sebagi contoh, beerilah penilaian yang lebih (reward) kepada bawahan yang rajin bekerja daripada bawahan yang malas bekerja (punishment).

Dengan demikian, bawahan yang rajin dan malas akan tahu penyebab mereka menerima kenaikan honor sebesar itu. Diharapkan, mereka akan lebih termotivasi sehingga tidak malas-malasan bekerja.

3. Tidak membawa SARA

Jangan bawa-bawa suku, agama, dan ras (SARA) ketika Anda di kawasan kerja. Jika sebaliknya, Anda akan menerima “perlawanan” dari bawahan Anda yang mungkin tersinggung atas ucapan atau tindakan Anda.

Bersikaplah profesional dan menyadari bahwa Ada bekerja di lingkungan kerja yang majemuk.

4. Berinteraksi dengan bawahan

Jangan hanya membisu di ruangan atau kantor Anda. Jika Anda punya waktu luang, contohnya ketika coffee break atau makan siang, berinteraksilah dengan bawahan Anda dari segala posisi.

Saat berinteraksi dengan mereka, buatlah dialog ringan yang memancing bawahan Anda nyaman ngobrol dengan Anda. Topik obrolannya sanggup berkaitan dengan pekerjaan ataupun tidak.

5. Mengembangkan budaya continuous improvement

Sebagai atasan, Anda harus menyebarkan budaya continuous improvement (perbaikan terus menerus). Ini umumnya berupa upaya berkelanjutan dalam meningkatkan produk, pelayanan, atau proses.

Menurut sebuah artikel di wikiHow, langkah-langkah menyebarkan budaya continuous improvement yaitu sebagai berikut:

  • Komunikasikan ekspektasi Anda
  • Beri informasi dan pelatihan
  • Menilai pengetahuan dan keterampilan
  • Jelaskan kepada bawahan bahwa mereka itu penting
  • Memberikan dorongan kepada bawahan
  • Tunjukkan konsistensi Anda
  • Berikan kesempatan untuk eksperimen dan kesalahan

6. Coaching bawahan yang membutuhkan

Tidak semua bawahan akan melakukan kerja menyerupai yang Anda harapkan. Terkadang mereka ada yang mengalami hambatan teknis yang butuh bimbingan Anda sebagai atasannya.

Oleh sebab itu, informasikanlah kepada bawahan Anda bahwa Anda dengan tangan terbuka akan membimbing bawahan Anda dalam melakukan kiprah dan mencapai target.

Jika sudah demikian dan ada bawahan Anda yang membutuhkan bimbingan, lakukannlah segera. Menurut Lee Colan, empat kunci untuk membimbing karyawan yang kinerjanya menurun atau tidak menyerupai biasanya yaitu sebagai berikut:

  • Menjelaskan – Jelaskan secara baik mengapa kinerja bawahan itu perlu berubah sehingga ia tahu dampaknya terhadap tim, sasaran departemen Anda, sasaran perusahaan, dan finansial si karyawan.
  • Mengonfirmasikan – Konfirmasi bahwa apa yang Anda jelaskan dipahami oleh si bawahan. Jangan lanjutkan hingga bawahan Anda mengerti klarifikasi Anda.
  • Melibatkan – Libatkan si bawahan untuk mendiskusikan ide-ide penyelesaian masalahnya. Lanjutkan diskusi untuk mengidentifikasi akar penyebab kesenjangan kinerja (fokus pada kinerja, bukan orangnya). Akar penyebabnya sanggup berupa kekurangan keterampilan, rendahnya percaya diri, atau problem keluarga si bawahan Anda.
  • Menghargai – Kenali perubahan faktual bawahan yang Anda bimbing. Cara mengenalinya yaitu dengan mencari hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Tunjukkan penghargaan Anda kepada hal-hal tersebut.

7. Menjalankan peraturan perusahaan secara konsisten

Perusahaan umumnya mempunyai sistem dan nila-nilai dalam bentuk peraturan. Umumnya ini peraturan (serta hak karyawan) dituangkan dalam perjanjian kerja bersama antara perusahaan dan serikat karyawan.

Sebagai atasan, Anda wajib menjalankan peraturan ini secara konsisten. Keputusan strategis yang Anda buat harus sejalan dengan peraturan tersebut. Kesampingkan kebijakan Anda kalau sudah menyangkut peraturan tersebut.

Sebagai contoh, ada seorang bawahan Anda (kataknlah ia seorang karyawan senior) yang tidak masuk kerja dalam 3 hari.

Menurut peraturan perusahaan, hukuman terhadap pelanggaran itu yaitu surat peringatan 3. Oleh sebab itu, berilah surat peringatan 3 kepada bawahan Anda tersebut.

Selaian akan memberi efek jera kepada bawahan tersebut, ini sebagai preseden bahwa Anda menjalankan peraturan perusahaan tanpa pandang bulu.

8. Mengontrol dengan baik

Dalam mencapai sasaran, Anda harus mempunyai pengontrolan yang baik terhadap sejauh mana perkembangan pencapaian sasaran Anda. Bentuk pengontrolan ini sanggup menyerupai rapat mingguan, rapat dua mingguan, atau rapat bulanan.

Mintalah bukti kepada bawahan Anda sesuai dengan tanggung jawab mereka. Dengan kata lain, janganlah percaya kepada omongan bawahan Anda bahwa semuanya baik-baik saja.

Jika ada sesuatu sasaran yang meleset, segeralah penilaian dan tentukan langkah selanjutnya semoga sasaran Anda tercapai.

9. Memperhatikan keterampilan teknis

Secara umum, lebih tinggi jabatan, semakin banyak ilmu manajerial yang digunakan. Oleh sebab itu, banyak atasan yang tidak lagi memperhatikan keterampilan teknis lagi.

Anda jangan menyerupai itu. Anda masih harus mengasah keterampilan Anda (sesibuk Anda apapun) supaya Anda tidak dikelabui oleh bawahan Anda.

Mengasah keterampilan ini sanggup dilakukan sebulan dua kali, contohnya dengan terjun ke lapangan untuk melihat menyerupai apa realitas di lapangan.

10. Aktif di program yang diselenggarakan bawahan

Anda hanya sebagai atasan ketika di kantor saja. Bila sudah di luar kantor, Anda sama dengan bawahan Anda. Oleh sebab itu, janganlah menutup diri terhadap acara-acara yang diselenggarakan bawahan Anda.

Misalnya pesta pernikahan, akikah anak, dan acara-acara lainnya.

Umumnya, acara-acara tersebut dilaksanakan di selesai pekan. Janganlah Anda beralasan bahwa Anda tidak sanggup hadir ke program bawahan Anda hanya sebab Anda sibuk dengan keluarga Anda.

Bawalah keluarga Anda ke program tersebut sehingga Anda sanggup menghadiri program bawahan sekaligus bersama keluarga.

11. Menghindari kebiasaan buruk

Sebagai atasan, Anda harus memberi teladan sikap baik terhadap bawahan Anda. Oleh karen itu, hindari kebiasaan-kebiasaan jelek yang akan berdampak kepada wibawa Anda di mata bawahan.

Salah satu sikap jelek yang umum dilakukan atasan yaitu pergi ke kafe atau kawasan diskotek dengan bawahan. Jika Anda menyerupai itu, hentikan kebiasaan itu dan beralihlah menyibukkan diri Anda dengan kebiasaan baik.

12. Tidak mendapatkan suap

Sebagai atasan, Anda tentunya mempunyai beberapa proyek yang berkaitan dengan pihak di luar perusahaan, contohnya pemasok (supplier) atau yayasan karyawan outsourcing.

Janganlah Anda mendapatkan suap dari mereka supaya mereka ditunjuk oleh Anda mengerjakan proyek Anda.

Mengapa? Karena akan ada konflik kepentingan di lalu hari dan sanggup saja Anda dipecat kalau tertangkap lembap pihak perusahaan

13. Taat beribadah

Sesibuk apapun Anda, beribadahlah sesuai agama Anda. Selain akan menerima pahala, ini juga akan menambah rasa hening Anda terhadap apa yang Anda lakukan di kawasan kerja.

Tidak peduli seberapa sulit problem yang Anda hadapi, Anda akan hening menghadapinya sebab Anda yakin Tuhan akan memberi jalan.

Tentunya, ketenangan Anda dalam menjalankan kiprah dan menuntaskan problem yang ada akan menambah wibawa Anda di mata bawahan.

14. Tidak pelit besaran gaji

Semua karyawan akan sensitif dengan uang atau gaji. Sebagai atasan, Anda dihentikan pelit terhadap besaran honor yang akan diterima oleh bawahan Anda. Jika bawahan Anda manis kinerjanya, berilah kenaikkan honor yang sepadan.

Umumnya, setiap perusahaan mempunyai batas bawah dan batas atas honor setiap posisi. Ambillah batas atas honor untuk setiap karyawan Anda yang kinerjanya baik.

Jangan takut terhadap administrasi sebab Anda telah sesuai dengan besaran honor yang perusahaan tetapkan.

Tak lupa, lomunikasikan kepada bawahan yang menerima batas atas kenaikan honor bahwa mereka harus melakukan kiprah sebaik-baiknya sebab Anda telah memberi mereka besaran honor yang baik pula.

Penutup

Itulah 14 cara menjadi atasan yang berwibawa dan disukai bawahan. Silakan Anda mencobanya satu per satu mulai kini juga. Dalam beberapa bulan ke depan Anda akan mencicipi dampak positifnya.

Tentunya jangan ragu untuk memodifikasi beberapa cara di atas sehingga cocok dengan situasi dan kondisi di kawasan kerja Anda. Semoga bermanfaat untuk Anda. (Sumber gambar: ICMA Photos)


Sumber https://www.duniakaryawan.com

0 Response to "14 Cara Menjadi Atasan Yang Berwibawa Dan Disukai Bawahan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel