iklan banner

Tugas Filsafat : Filosofi Kupu - Kupu


SEBUAH MAKNA FILOSOFIS DALAM KUPU-KUPU
Kupu-kupu ialah simbol kesempurnaan hidup. Kupu-kupu ialah keindahan, dengan semua corak warnanya, serta bentuknya yang simetris dan seimbang. Tak banyak orang yang tau bahwa insan juga mempunyai siklus hidup yang sama dengan kupu-kupu. Ada kelahiran, ada pertumbuhan yang dikuasai nafsu dan keegoisan, ada final hidup sementara, kemudian kebangkitan yang mengagumkan. Kebanyakan orang tak mencapai bentuk sempurnanya, kecuali orang-orang yang pernah masuk ke Kastil Kupu-kupu.
Gaya Kupu-kupu
Gaya kupu-kupu atau gaya dolfin ialah salah satu gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke atas ibarat gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari lisan dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat lisan ketika kepala berada di luar air.

 serta bentuknya yang simetris dan seimbang TUGAS FILSAFAT : Filosofi Kupu - Kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo lepidoptera atau serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Secara sederhana, Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya mempunyai warna yang indah cemerlang. Kupu-kupu amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu.(Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.
Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak merasa jijik pada ulat, padahal keduanya ialah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan jadinya ber-metamorfosa menjadi kupu-kupu. Pada umumnya kupu-kupu hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.

Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya. Dan untuk memanfaatkan keindahan beberapa jenisnya, kini orang mengembangkan peternakan kupu-kupu. (dalam wikipedia-kupu-kupu)

Dan dari hadirnya sebuah kupu-kupu yang teramat indah itu kita sanggup mengambil beberapa pelajaran diantaranya ialah :


Pertama : sahabatku yang baik hati… Seorang ilmuan pernah mengatakan Siapapun yang bersungguh-sunguh dalam proses pencarian, maka ia akan menemukan apa yang dicarinya.” Thomas Aquinas

Sebagai sebuah ciptaan yang sempurna, insan dibekali oleh sang pencipta sebuah perangkat lunak yang paling kuat dalam segala hal, yaitu akal. Artinya, dengan nalar insan menjadi mahluk khusus, yakni sanggup berfikir, berangan-angan meneropong kehidupan masa depan. Sebagai mahluk berakal, insan bisa berusaha keras menghasilkan produk pikiran untuk merubah hidup. Hidup menuju sukses, Seperti halnya kepompomg yang menjijikan berevolusi menjadi kupu-kupu yang bernilai tinggi.

Setiap insan mempunyai dasar fitri yang sama, dibekalkan hati serta pikiran oleh sang pencipta sebagai ‘uang saku’ untuk mengarungi perjalanan dalam lika-liku dunia kehidupan. Bermacam potensi dan spesifikasi terdapat pada diri manusia. Manusia dituntut mengeksplorasi potensi-potensi itu sehingga menemukan hal gres yang terpendam dalam diri dan menginovasikannya untuk merampungkan problem secara maksimal.

Membaca fenomenologi metamorfosis final kupu-kupu. Pikiran kita akan menemukan cakrawala gres ihwal proses luar-biasanya. berproses dari ulat menjadi kepompong dan kepompong menjadi kupu-kupu. Ulat ialah binatang yang menjijikan. Banyak insan merasa tidak nyaman bila mendekatinya. Dalam hal ini sang pencipta ulat, mencurahkan hak penuh padanya untuk mencari jalan keluar menuju hidup yang serasi bisa bergaul/ berinteraksi dengan yang lain. Seekor ulat berani berspekulasi ‘berpuasa’ untuk berubah total wujud demi cita-citanya yang mustahil terwujud. Tetapi dengan keyakinan, keteguhan, optimis pada dirinya ulat melaksanakan ‘kontemplasi’ untuk sukses dalam revolusinya, dan ternyata berhasil menjadi mahluk mulia, kupu-kupu.

Sinergi dengan filosofis kehidupan manusia, bahwa dalam rangka meniti perjalanan hidup ia harus bisa mengkonstruksi, merubah watak kebiasaan yang negatif. Dia harus berani merevolusi diri ibarat halnya kupu-kupu. Manusia lebih tepat dari pada kupu-kupu, yang berstatus sebagai binatang. Manusia dibekali hati dan nalar untuk berfikir bagaimana merubah dirinya dan memakai fikiran untuk mencar ilmu membaca kesuksesan alam. Menggunakan fikiran untuk membaca bagaimana ulat menjadi kepompong, bagaimana proses panjang kepompong menjadi kupu-kupu yang indah dan mempesona. Dengan nalar fikiran niscaya insan bisa mencerna, mencermati perubahan signifikan alam, sehingga bisa menerapkan nilai-nilai tersembunyi dari alam pada dirinya.


Semakin kuat analisis insan menekuni studi dengan alam semakin besar pula peluagnya untuk mencapai relatifitas kebenaran, mencari pesan yang tersirat dalam setiap mata memandang, setiap nalar berfikir dan setiap beroperasinya anggota badan. Hal fundamen yang akan diperoleh ialah menemukan keajaiban-keajaiban yang positif sebagai penunjang, pemertajam alat berfikir sehingga menemukan paradigma gres yang lebih signifikan dalam berproses untuk sukses. (dalam taufiq-gunawansyah “makna filosofis proses kupu-kupu”)


Kedua : sahabatku yang baik hati… mungkin kita semua pernah mengenal kupu-kupu jenis copper butterfly (Lycaena phlaeas) yaitu jenis kupu-kupu yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Kupu-kupu ini punya bahasa tubuh yang unik untuk menolak pejantan "lain" yang ingin mengawininya alias menolak perselingkuhan. Bahasa tubuh itu ditemukan oleh Jun Ya Ide dari Kurume Institute of Technology di Fukuoka, Jepang. Dalam penelitiannya, ia memakai model kupu-kupu jantan yang didekatkan ke betina tertentu untuk memancing reaksi.


Jun Ya Ide menemukan bahwa copper butterfly yang sudah kawin sering kali menutup sayapnya ketika model kupu-kupu jantan lain didekatkan. Sementara itu, yang perawan akan tetap membuka sayapnya. Sampailah Jun Ya Ide pada kesimpulan bahwa menutup sayap berkaitan dengan sikap kawin. "Jadi, saya menyimpulkan bahwa betina yang tak ingin melaksanakan perkawinan lagi akan menutup sayapnya untuk menyembunyikan dirinya. Sementara itu, betina yang ingin kawin akan tetap membuka sayap sehingga terlihat mencolok," urai Jun Ya Ide.

Salah satu faktor yang dilihat kupu-kupu jantan untuk mengawini betina ialah corak sayap. Semakin elok dan mencolok corak sayap betina, maka pejantan akan semakin tertarik. Dengan menutup sayap, maka copper butterfly betina seolah ingin menyembunyikan keindahannya. Selain menutup sayap ketika ada pejantan mendekat, copper butterfly juga kadang menutup sayap dengan tingkat yang lebih rendah dikala spesies kupu-kupu lain lewat. Seperti dilaporkan BBC Senin (30/5/2011), penelitian Jun Ya Ide dipublikasikan di jurnal Ethology.  (sain.kompas.bahasa tubuh kupu-kupu menolak selingkuh)


Ketiga : Sahabatku yang baik hati… tentu kita tahu, ketika kupu-kupu masih menjadi ulat, mungkin saja menciptakan kita merasa ngeri, jijik, dan mungkin sebagian dari kita bahkanmerasa takut. Atau mungkin sebagian dari kita pernah dibentuk gatal sebagian kulit kita alasannya ialah sentuhannya (cieee di sentuhhh hikshkshiks…). Namun sesudah menjadi  kupu-kupu, ia ‘membalasnya” dengan memberi keindahan komposisi warna pada sayap-sayapnya yang indah. Satu hal yang bisa kita ambil, sinergi kodrati ulat menjadi kupu-kupu ialah kekerabatan yang saling melengkapi. ulat belum disebut "sukses" ketika gagal menjadi kupu-kupu. Sementara kupu-kupu tak bisa pribadi bermetamorfosis dengan segala keindahannya, tanpa menjadi ulat sebelumnya. Kupu-kupu kemudian bersinergi dengan bunga, untuk menghasilkan buah dan bunga yang bagus dan segar.

Secara tidak pribadi Filosofi ihwal kupu-kupu memberi pelajaran, bagaimana menjadi mempunyai kegunaan untuk makhluk lain. Hal itu mengajarkan pada kita biar berbuah dan mengembangkan keindahan bukan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Berusaha mencar ilmu sederhana dari alam, menciptakan kita selalu ingin menjadi yang baik layaknya kupu-kupu yang ingin  memberikan banyak manfaat untuk orang banyak. (dalam cempaka informasi “kupu-kupu sebagai symbol lupus”)

Perlu kita ketahui ulat menetas dari tiap telur kurang dari 10 hari, kemudian berganti kulit hingga 5 kali hingga mencapai ukuran sebenarnya. Pergantian kulit yang terakhir menghasilkan kepompong yang lembap dan lunak. Setelah kurang lebih 1 ahad pupa ini mengeras.

Dari dalam kepompong, munculah kupu-kupu yang cantik, yang kemudian bersambung pada fase imago (kupu-kupu dewasa). Seekor imago betina hanya sanggup dikawini seekor imago jantan. Kupu-kupu memang berasal dari ulat yang mengalami metamorfosis tepat atau tahap berbeda sebelum jadi dewasa. Dan umur kupu-kupu berkisar antara 3-4 minggu.

Ada sebuah dongeng anggun dari adik kecil-ku Raffi “kak, umur kupu-kupu itu hingga berapa hari?” tanya adiku dengan matanya yang sedikit berkerut seolah ia sedang berfikir.

“Antara 3-4minggu.” Jawab-ku pendek.

“Ah! Sayang sekali ya kak…, binatang yang sayapnya indah dan menyenangkan mata itu berumur pendek. Kenapa coba Tuhan tidak memanjangkan umur kupu-kupu itu paling tidak hingga setahun atau dua tahun kaya umur Raffi sekarang…?”

“Affii… Bagi Allah, urusan memperpanjang umur kupu-kupu hingga seribu atau sejuta tahun pun niscaya bisa. Tapi yang perlu kita renungkan, umur kupu-kupu yang pendek itu tak pernah ia gunakan untuk melaksanakan hal-hal yang merusak dan berbuat dosa, sehingga sesudah mati ia tak perlu menghadapi pengadilan ibarat kita. Tapi yang jelas, sayapnya yang indah itu sudah menjadi rahmat Allah bagi kita.”.

Sumber http://olagragasport.blogspot.com

0 Response to "Tugas Filsafat : Filosofi Kupu - Kupu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel