iklan banner

Pengusaha Kayu Semakin Terpinggirkan Oleh Kemajuan Zaman

Halo semuanya, khususnya kalian yang merupakan pengusaha, pengrajin, penjual, penebang, pemborong dan siapa saja yang berkecimpung dalam bisnis berbahan kayu. Bersiaplah menghadapi situasi yang kurang menyenangkan ke depannya. Kenapa saya bilang begitu? Apakah saya sok tahu? Atau saya hanya menciptakan orang jadi panik saja? Tunggu dulu deh.


Tulisan ini saya buat dari pengalaman langsung dan warta yang masuk ke saya secara pribadi. Makara bukan asal nulis saja tentunya.

Sebagai seorang anak dari pengusaha kayu kecil-kecilan, saya sudah ikut bergelut dalam pengolahan kayu semenjak SD. Mulai dari ikut bapak jual kayu, ikut nebang kayu, ikut memanggul kayu dari kebun ke pinggir jalan, bahkan hingga nagihin duit dari pembeli yang susahnya minta ampun. Jadi, sedikit banyak saya punya pengalaman dalam bisnis kayu, meski tak ternilai sama sekali alasannya yaitu saya tidak terlalu menyukai bisnis yang satu ini.

Mundur 10 tahun ke belakang, pengusaha kayu sedang mengalami masa jayanya alasannya yaitu banyaknya peralatan modern yang membantu pekerjaan mereka, materi kayu juga tidak mengecewakan banyak alasannya yaitu petani menanami kebunnya dengan banyak sekali jenis kayu, ditambah kebutuhan kayu untuk bangunan dan perabotan juga semakin banyak.

Saya ingat masa-masa itu dimana bapak saya sering mendapat laba yang luar biasa dari bisnisnya. Misalnya saja, dia memborong kayu di kebun seharga 1 juta, sehabis ditebang dan dijual maka dia sanggup mendapat uang hingga 5juta lebih. Keuntungannya luar biasa.

Saat itu banyak sekali orang yang terjun dalam bisnis kayu, entah jadi pemborong, tukang, penjual dan lain sebagainya. Namun menyerupai bisnis yang lain, semua ada masanya. Dan, perlahan tapi niscaya para pengusaha dadakan itu mulai tenggelam, meninggalkan bisnis kayu, bahkan ada yang menentukan jadi kuli ketimbang gak sanggup duit alasannya yaitu bisnis kayu yang sepi dan semakin merugikan akhir harga yang tidak bersahabat.

Belum usang ini, abang saya yang bekerja di Jakarta bercerita bahwa salah satu anak perusahaan di tempatnya bekerja yang mengolah kayu lapis sudah tutup. Hal tersebut terjadi karena penggunaan kayu lapis yang semakin tergantikan dengan materi lain menyerupai asbes, gypsum, fibercement, dll. Pemimpin perusahaan paham dengan situasi ini dan menentukan untuk menyerah ketimbang hancur total jikalau terus memproduksi, sedangkan permintaannya semakin minim.

Lalu saya teringat dengan kesulitan bapak akhir-akhir ini alasannya yaitu banyak sekali kayu yang menumpuk di depan rumah. Ada kayu bakar sisa pengolahan yang jumlahnya tidak mengecewakan setinggi 1 rumah, ada kayu olahan yang tidak laku-laku hingga membusuk, ada pula yang sudah terjual tapi duitnya gak pernah masuk kantong alasannya yaitu tidak dibayar, dan kayu-kayu lain yang sudah dibeli tapi gak jadi ditebang alasannya yaitu belum nemu pembeli yang cocok harganya.

Kemajuan zaman memang mulai menggantikan kayu, menyerupai yang saya singgung di atas, kayu lapis mulai tergantikan materi semen, sedangkan perabotan di jaman kini kebanyakan memakai materi plastik, belum baja ringan dan aluminium yang mulai dipakai untuk membangun rumah. Kayu oh kayu, nasibmu semakin terpinggirkan zaman.

Bukannya saya pesimis dengan perkembangan bisnis kayu alasannya yaitu toh nyatanya masih banyak pengusaha yang sukses, namun jikalau melihat keadaan menyerupai ketika ini, memulai perjuangan kayu merupakan keputusan yang cukup beresiko. Jadi, jikalau anda benar-benar nekat, tentunya anda harus siap dengan persaingan yang ketat.

Di dalam situasi yang cukup memusingkan ini, saya bahkan sempat melarang bapak untuk meneruskan bisnis kayunya alasannya yaitu prospeknya yang sulit banget. Tapi bapak memang keras kepala dan tetap melanjutkannya, akhirnya kerugian demi kerugian berkali-kali ia rasakan dan saya tak sanggup berbuat apa-apa selain membuatkan rasa dan pendapat dengan beliau.

Sumber http://wirausahakan.blogspot.com

0 Response to "Pengusaha Kayu Semakin Terpinggirkan Oleh Kemajuan Zaman"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel