iklan banner

Skripsi Pendidikan Pkn Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Berguru Pkn Pada Siswa Kelas Iv

(KODE : PEND-PKN-0022) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV

 SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE  SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditentukan oleh pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional serpihan II pasal 3, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi penerima didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Grafika, 2009 : 7).
Berdasarkan undang-undang di atas, proses pendidikan sangatlah penting dalam rangka membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas dengan tabiat yang baik, berbudi pekerti luhur, kreatif, cerdas, bertanggung jawab, serta menjadi warga negara yang aktif memajukan dan mengembangkan bangsa Indonesia. Jika tujuan pendidikan nasional tercapai maka pendidikan di Indonesia akan menghasilkan siswa-siswa yang cerdas, aktif, dan hasil belajarnya baik sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang sanggup berperan serta aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Guru sebagai pendidik di sekolah harus selalu berusaha mewujudkan tujuan dari Pendidikan Nasional Indonesia melalui proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan pada serpihan IV pasal 19 ayat 1 (Depdiknas, 2005 : 17) yang menyatakan bahwa "proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi penerima didik untuk berpartisipasi aktif, serta memperlihatkan mang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis penerima didik". Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menyenangkan dan interaktif diperlukan sanggup menciptakan siswa menjadi lebih aktif, cerdas, dan hasil belajarnya baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Namun, pada kenyataannya tujuan dari Pendidikan Nasional belum tercapai secara optimal menyerupai adanya siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran atau hasil mencar ilmu siswa yang rendah. Hal tersebut terjadi alasannya ialah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum dilakukan secara optimal sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Guru dalam melaksanakan pembelajaran masih memakai model pembelajaran yang konvensional berupa ceramah yang cenderung membosankan. Hal tersebut menciptakan siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai secara optimal dan hasil mencar ilmu siswa masih rendah.
Peristiwa perihal rendahnya hasil mencar ilmu siswa ditemukan oleh peneliti di kelas IV SDN X pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kelas IV di SDN X terdiri atas empat kelas paralel yaitu kelas IVA, kelas IVB, kelas IVC, dan kelas IVD. Kelas IVA terdiri atas 26 siswa, kelas IVB terdiri atas 27 siswa, kelas IVC terdiri atas 29 siswa, dan kelas IVD terdiri atas 25 siswa (Lampiran 1). Makara total keseluruhan siswa kelas IV di SDN X ialah 107 siswa. 
Siswa-siswa di kelas IV tersebut secara umum kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran PKn alasannya ialah guru lebih sering memakai model pembelajaran konvensional berupa ceramah dari pada menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Proses pembelajaran konvensional berupa ceramah menjadikan siswa menjadi bosan dan kurang memperhatikan guru sehingga hasil belajarnya rendah. Rendahnya hasil mencar ilmu siswa kelas IV SDN X dibuktikan dari nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil (UAS I) pada mata pelajaran PKn (Lampiran 2). Berdasarkan nilai tersebut sanggup diketahui bahwa rata-rata nilai UAS I kelas IV pada mata pelajaran PKn hanya mencapai 63,69 (Lampiran 3). Rata-rata nilai tersebut masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebesar 70. Hal tersebut mengambarkan bahwa hasil mencar ilmu siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan.
Peningkatan hasil mencar ilmu siswa membutuhkan tugas serta dari seorang guru. Seorang guru harus bisa menentukan model pembelajaran yang sempurna semoga proses pembelajaran sanggup berjalan dengan baik. Proses pembelajaran yang baik merupakan proses pembelajaran yang sanggup mengaktifkan siswa dengan impian tujuan pembelajaran sanggup tercapai. Oleh alasannya ialah itu, peneliti berinisiatif untuk melaksanakan percobaan suatu model pembelajaran di kelas IV SDN X. Model pembelajaran yang dipilih merupakan model pembelajaran yang diperlukan sanggup memperbaiki hasil mencar ilmu siswa.
Ada banyak sekali macam model pembelajaran yang bisa dipilih untuk mengarahkan siswa semoga lebih aktif dan bisa mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti berinisiatif untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif yang diperlukan sanggup mengaktifkan siswa serta meningkatkan hasil mencar ilmu siswa. Menurut Slavin dalam Rusman (2011 : 201) bahwa "pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok". Melalui kerjasama kelompok tersebut, siswa diperlukan sanggup memecahkan dilema yang dihadapi dan sanggup memahami pemecahan dilema yang telah ditemukan.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi metode yang bisa dipilih untuk proses pembelajaran semoga lebih efektif dan efisien. Peneliti dalam penelitian ini menentukan memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) alasannya ialah model pembelajaran ini termasuk model pembelajaran yang sederhana dengan dua anggota setiap kelompoknya sehingga proses pembuatan kelompok tidak rumit dan proses pembelajarannya sanggup mengaktifkan siswa untuk berfikir, berpendapat, serta berafiliasi dengan pasangannya atau menyebarkan gosip dengan teman-teman sekelasnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Trianto (2007 : 61) bahwa "Think Pair Share sanggup memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon, dan saling membantu". Penerapan model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir perihal suatu dilema yang berkaitan dengan bahan pembelajaran semoga siswa sanggup memahami bahan pembelajaran selanjutnya sanggup merespon pendapat siswa lain dan siswa sanggup saling membantu atau kerjasama dalam memahami gosip yang diterima untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Mengacu uraian-uraian tersebut maka peneliti melaksanakan penelitian perihal KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SDN.

Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pendidikan Pkn Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Berguru Pkn Pada Siswa Kelas Iv"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel