iklan banner

Skripsi Pendidikan Pkn Dampak Mind Map Terhadap Hasil Berguru Pkn Siswa Kelas V

(KODE : PEND-PKN-0024) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V

 SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan intinya merupakan proses untuk membantu insan dalam menyebarkan potensi dirinya sehingga bisa menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat remaja ini, pendidikan banyak menghadapi aneka macam tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik yakni masih rendahnya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional, "Pendidikan yakni perjuangan sadar dan terjadwal untuk mewujudkan suasana mencar ilmu dalam proses pembelajaran biar akseptor didik secara aktif menyebarkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, moral mulia serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara". Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, acara mencar ilmu mengajar merupakan acara yang paling pokok. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses mencar ilmu yang dialami oleh siswa sebagai akseptor didik.
Untuk menyebarkan potensi diri akseptor didik maka seorang pendidik perlu menguasai empat kompetensi guru, yakni, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk menentukan dan melakukan pembelajaran yang sempurna dan efisien bagi akseptor didik, bukan hanya pembelajaran yang berbasis konvensional. Hal ini selaras dengan pendapat (Hamalik, 2012 : 32) Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan akomodasi perlengkapan, kalau tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas guru-gurunya tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Hal ini menunjukan bahwa tugas guru dalam pendidikan atau proses pembelajaran lebih vital dibandingkan yang lain, maka kompetensi guru harus senantiasa ditingkatkan, biar tujuan pendidikan sanggup tercapai.
Kenyataan di lapangan yakni berbanding terbalik dengan teori yang ada, kenyataannya ketika ini profesi guru malah sering terkait dengan hal yang negatif, terutama dari segi kedisiplinan. Untuk kasus waktu atau kedisiplinan saja kurang, bagaimana dengan tanggung jawab seorang guru dalam merencanakan pembelajaran yang baik? Hal inilah yang mulai menjadi sorotan dari banyak pihak, maka dari itu kesadaran pihak guru sendiri akan pentingnya dirinya dalam kemajuan pendidikan Indonesia harus selalu tertanam, sehingga akan selalu berperan aktif dan memperlihatkan yang terbaik dalam setiap perjalanannya.
Pembelajaran yang baik sanggup ditunjang dari suasana pembelajaran yang aman serta kekerabatan komunikasi antara guru dan akseptor didik sanggup berjalan dengan baik pula, namun kebanyakan yang terjadi yakni guru yang mendominasi dalam proses pembelajaran tersebut. Guru secara niscaya menjadi sumber ilmu yang paling utama dalam proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga siswa hanya menjadi pendengar setia, dan tentunya tidak akan terjadi komunikasi yang baik antara keduanya, alasannya yakni segalanya dikuasai oleh guru. Hal ini serupa dengan pendapat (Trianto, 2007 : 1) "bahwa dalam arti yang lebih substansial, proses pembelajaran hingga remaja ini masih memperlihatkan dominasi guru dan tidak memperlihatkan saluran bagi anak didik untuk berkembang secara berdikari melalui penemuan dan proses berfikirnya". Proses mencar ilmu mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan akseptor didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Seorang guru harus di tuntut kemampuannya untuk memakai aneka macam metode, model, dan media mengajar secara bervariasi.
Belajar PKn pada umumnya terlihat mudah, alasannya yakni mata pelajaran PKn tidak terdapat materi hitung menghitung. Dengan pandangan bahwa secara umum proses hitung menghitung kebanyakan yakni hal yang tidak disukai oleh siswa, padahal bergotong-royong mencar ilmu PKn cenderung rumit dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Pembelajaran PKn yakni pembelajaran yang membutuhkan ketelitian dan konsentrasi tinggi, alasannya yakni konsep pembelajaran PKn itu sendiri yakni ilmu yang mempelajari apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan nyata, jadi memerlukan konsentrasi dan pemahaman materi yang tinggi, dan juga menjadikan keharusan bagi guru untuk memberikan materi secara benar, sehingga tidak terjadi salah konsep dalam penyampaiannya kepada akseptor didik. Kesalahan konsep dari guru dalam penyampaian materi PKn akan berakibat fatal bagi proses kehidupan dan interaksi sosial dari akseptor didik, baik untuk ketika itu maupun kehidupan siswa ke depan. Fakta yang ada, siswa bahkan guru sering menganggap remeh pelajaran PKn, masih menganggap sebagai mata pelajaran yang mudah. Hal inilah yang nantinya akan mengakibatkan aneka macam masalah.
Berdasarkan observasi di SDN X, hasil mencar ilmu mata pelajaran PKn masih rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain. Menurut guru kelas V di SD tersebut, siswa seringkali merasa jenuh, terlebih di waktu menjelang selesai pembelajaran dan dengan otomatis kejenuhan tersebut menjadikan siswa menyepelekan pembelajaran. Banyak siswa hirau tak acuh, tidak memperhatikan guru dan pembelajaran, bahkan hanya tidur-tiduran hingga sibuk sendiri dengan teman sebangkunya. Saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian anak sering bercanda sendiri di belakang dan tidak mendengarkan klarifikasi dari guru, sehingga pelajaran kurang efektif, secara otomatis akan mengganggu konsentrasi siswa yang lain. Hal ini dikarenakan kurangnya ketertarikan siswa dalam acara pembelajaran yang disajikan oleh guru dengan pembelajaran yang berbasis ceramah saja, sehingga mengakibatkan siswa bosan dalam mengikuti pelajaran. Secara niscaya hal ini akan besar lengan berkuasa terhadap hasil mencar ilmu yang dicapai siswa dalam mata pelajaran PKn.
Sebenarnya mata pelajaran PKn sangat membutuhkan konsentrasi yang lebih dibandingkan mata pelajaran yang lain baik dari pihak guru ataupun siswa sendiri, alasannya yakni kebanyakan materi mata pelajaran PKn yakni sesuatu yang akan dialami dalam kehidupan sehari-hari, menyerupai halnya hak dan kewajiban sebagai warga negara, sikap yang sempurna dalam kehidupan, membahas wacana norma, moral istiadat dan sebagainya. Itu semua yakni materi penting, jadi harus dipelajari sefokus mungkin biar siswa tidak salah tangkap atau salah persepsi dengan materi yang diajarkan oleh guru.
Mengacu pada aneka macam macam aspek pembelajaran tersebut guru harus menentukan dan memakai inovasi-inovasi pembelajaran yang sempurna untuk menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga diharapkan juga hasil mencar ilmu akan meningkat. Salah penemuan yang harus dilakukan guru yaitu dengan memakai model dan media pembelajaran yang menarik. Model dan media pembelajaran seharusnya tidak hanya disamakan semua, alasannya yakni setiap media dan model pembelajaran mempunyai fokus dan tujuan pembelajaran yang berbeda. Tingkat ketertarikan yang rendah dalam mengikuti pembelajaran pada anak bukan semata-semata akhir dari guru atau komponen sekolah saja, namun dari pihak keluarga (orangtua) juga ikut berperan aktif dalam menumbuhkan atau menjaga ketertarikan, semangat, serta motivasi mencar ilmu belum dewasa mereka. Peran aktif keluarga (orangtua) sendiri yakni dengan cara selalu menanyakan apa yang didapatkan anak ketika berada di sekolah serta mendampingi anak-anaknya dalam belajar, hal ini selaras dengan pendapat Li em Hwie Nio dalam (Kartono, 1985 : 89) Pentingnya mencar ilmu di rumah setiap hari semakin terasa, yaitu ketika belum dewasa mulai memakai sebagian daya ingatnya, untuk mencar ilmu menghitung, menghafalkan sesuatu lebih banyak serta sedikit berfantasi untuk mempermudah menangkap nilai kehidupan yang belum terjangkau oleh panca inderanya.
Orangtua selayaknya selalu mendampingi belum dewasa mereka dalam belajar, sehingga mereka sanggup mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada belum dewasa mereka setiap harinya. Memang bukan hal gampang bagi orangtua untuk mendampingi anaknya mencar ilmu di rumah, mungkin alasannya yakni kesibukan masing-masing, namun memang tidak sanggup dipungkiri bahwa hal ini sangat penting untuk menjaga keinginan, semangat dan motivasi mencar ilmu anak baik di sekolah maupun di kawasan lain. Kaprikornus untuk menumbuhkan dan menjaga semangat mencar ilmu anak tugas aktif orangtua dan guru sangat diperlukan.
Piaget (dalam Fatimah, 2006 : 25) menyatakan bahwa kecakapan intelektual yang diperoleh seseorang pada umumnya akan berafiliasi dengan proses mencari keseimbangan antara apa yang mereka rasakan dan mereka ketahui pada satu sisi dengan apa yang mereka lihat suatu fenomena bam sebagai pengalaman atau persoalan. Dari pendapat tersebut berarti bahwa proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan kreatif kalau guru memperlihatkan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam hidupnya.
Model pembelajaran mind map yakni cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map yakni cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan "memetakan" pikiran-pikiran kita (Buzan, 2009 A). Mind map sendiri secara sederhana sanggup diartikan sebagai cara mencatat yang cerdas. Maksudnya yakni sistem menulis yang cerdas dengan cara memikirkan dan menulis sub kepingan atau hal-hal penting dalam suatu tema, sehingga sanggup mengingat dengan mudah. Mengapa harus mind map? alasannya yakni model pembelajaran ini dikira cukup baik dan cocok untuk dipakai dalam pembelajaran PKn, alasannya yakni konsep dasar mind map sendiri yakni menciptakan cabang-cabang yang bertuliskan kalimat-kalimat penting atau kalimat pokok dari suatu tema yang ada atau ditentukan, jadi akan memudahkan siswa untuk menyebarkan pikirannya masing-masing, serta mengurangi kemungkinan siswa lupa wacana apa yang akan dikatakan atau dikembangkannya.
Pada kenyataannya ketertarikan siswa dalam mencar ilmu PKn rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, Hal ini mungkin alasannya yakni ada anggapan dari guru bahwa pelajaran PKn yakni pembelajaran yang mudah, dengan cara sederhanapun siswa akan paham dengan materi yang dijelaskan, berbeda dengan mata pelajaran yang lain yang mungkin sedikit banyak sudah mendapat sentuhan-sentuhan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Mungkin ada anggapan mata pelajaran yang lain lebih penting, atau mungkin ada alasan yang lain. Cenderung ada pengecualian untuk mata pelajaran PKn sendiri. Anggapan menyerupai inilah yang seharusnya dihilangkan, pengecualian dalam sebuah pembelajaran itu tidak seharusnya ada, alasannya yakni semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah itu sama pentingnya, sehingga harus mendapat porsi yang sama dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan rumusan di atas, penggunaan model pembelajaran mind map dalam pembelajaran PKn, sangat membantu menumbuhkan kreativitas anak dalam berpikir dan mencatat, sehingga sedikit banyak akan besar lengan berkuasa dengan hasil mencar ilmu yang akan dicapai siswa. Untuk itu peneliti mencoba memakai model pembelajaran mind map untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil mencar ilmu PKn siswa kelas V di SDN X.

Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pendidikan Pkn Dampak Mind Map Terhadap Hasil Berguru Pkn Siswa Kelas V"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel