Faktor- Faktor Penting Dalam Kultur Teknik Tanaman Kentang
Sedulurtani.com Faktor-Faktor Penting dalam Pemeliharaan Tanaman Kentang
Kentang yang merupakan tumbuhan semusim berbentuk perdu ini, begitu banyak digemari oleh masyarakat dunia. Bahkan umbi kentang menjadi makanan pokok penduduk Eropa semenjak kala ke- 16 akhir. Kentang telah banyak dibudidayakan diberbagai negara termasuk di Indonesia.
Untuk mendapat kualitas dan kuantitas yang baik pada produksi kentang maka diharapkan penguasaan ihwal kultur teknik tumbuhan kentang. Faktor- faktor penting dalam kultur teknik tumbuhan kentang, mencakup pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaanya.
1. Pembibitan
Semua petani niscaya menginginkan hasil terbaik pada tumbuhan yang akan dibudidayakan. Bibit begitu berperan dalam memilih keberhasilan budidaya. Jika kita tidak memperhatikan bibit yang digunakan, maka sanggup berakibat kegagalan terhadap tumbuhan yang dibudidayakan.
Kentang merupakan tumbuhan yang pada umumnya diperbanyak secara vegetatif melalui umbi. Dari umbi kentang tersebut sanggup ditularkan aneka macam macam penyakit. Maka dari itu supaya mendapat bibit yang kualitas dan kuantitasnya baik diharapkan pemilihan bibit secara tepat. Bibit berkualitas dihasilkan dari umbi- umbi yang induknya berpotensi dengan hasil tinggi dan bebas dari penyakit.
Petani hendaknya menanam dari benih yang telah bersertifikat. Dimana benih bersertifikat diproduksi melalui tahapan- tahapan pengujian yang alhasil tidak bisa ditentukan secara langsung. Artinya, benih bersertifikat memiliki mutu dan kemurnian yang terjamin serta bebas dari penyakit.
Untuk mendapat benih bersertifikat kita sanggup membelinya di penangkar benih yang ditunjuk oleh dinas pertanian setempat. Selain itu, kita bisa mendapatkanya di Balai Benih Horikultura, dan terkadang juga tersedia di toko benih pertaniaan terdekat.
Tanaman kentang yang bebas dari virus sanggup diperbanyak dengan cara kultur jaringan. Kultur jaringan yaitu suatu metode untuk mengisolasi cuilan dari tumbuhan menyerupai sekelompok sel atau jaringan dengan ditumbuhkan dengan kondisi aseptik. Dengan begitu cuilan tumbuhan tersebut sanggup memperbanyak diri tumbuh menjadi tumbuhan lengkap kembali.
Melalui teknik perbanyakan kultur jaringan tumbuhan kentang sanggup diperbanyak dengan skala besar dalam waktu yang singkat. Selain itu sifat tumbuhan akan identik sama dengan induknya.
2. Persiapan Lahan
Lahan yang akan dipakai budidaya hendaknya dibersihkan dari gulma, sisa tanaman, dan sampah yang sanggup mengganggu tumbuhan budidaya. Karena budidaya menghendaki tanah yang gembur, maka perlu dilakukan pengolahan tanah.
Pengolahan tanah yang baik dilakukan dengan cara membajaknya sedalam 30 cm. Seiring dengan pengolahan lahan supaya membenamkan sisa- sisa tumbuhan maupun gulma supaya cepat terdekomposisi di dalam tanah.
Selain itu, upayakan membuang sampah yang terdapat di lahan biar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Tujuan dari pengolahan lahan selain menggemburkan tanah juga sanggup memperbaiki aerasi, membuang gas-gas beracun, serta sanggup membunuh virus penyakit dalam tanah alasannya yaitu terkena sinar matahari.
Selanjutnya biarkan selama kurang lebih 15 hari kemudian lakukan pencangkulan kembali dengan cara menciptakan bedengan. Bedengan dibentuk dengan lebar 100 cm, tinggi 30cm dan jarak 50 cm. Untuk memperbaiki struktur tanah supaya subur perlu proteksi pupuk sangkar dengan takaran 15-20 ton per 1 Ha areal tanam .
Pupuk sanggup diberikan dengan cara ditaburkan disekitar lubang tanam atau ditabur dipermukaan dikala dilakukan pengolahan lahan. Selanjutnya bedengan ditutup dengan plastik mulsa untuk menjaga kelembaban tanah dan supaya terhindar dari munculnya gulma. Setelah itu lahan di diamkan kurang lebih selama seminggu .
3. Penanaman
Setalah lahan dan bibit telah siap, maka langkah selanjutnya yaitu penanaman. Dalam melakuakan penanaman kentang, maka harus memperhatikan beberapa hal, yaitu kondisi bibit, waktu tanam, jarak tanam, dan lubang tanam.
Umbi yang akan kita gunakan sebagai bibit hendaknya telah bertunas sepanjang 1 – 2 cm. Bagi umbi yang telah bertunas lebih dari 2 cm sebaiknya dibuang, alasannya yaitu tunas yang terlalu panjang kurang baik untuk ditumbuhkan. Umbi yang baik untuk bibit mempunyai berat sekitar 30 – 50 g.
Waktu yang sempurna untuk menanam bibit kentang, yaitu pada kondisi hari cerah dikala pagi ataupun sore. Sebaiknya hindari penanaman pada waktu siang hari, alasannya yaitu sanggup mengakibatkan tumbuhan menjadi layu. Dengan kondisi tumbuhan yang layu, maka akan menciptakan pertumbuhan tumbuhan menjadi terganggu, bahkan berakibat kematian.
Jarak tanam memilih efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh, dimana jarak tanam yang sempurna akan mendukung pertumbuhan tumbuhan dan produksi.
Jarak tanam yang terlalu akrab menciptakan tumbuhan bersaing dalam mendapat unsur hara, air, sinar matahari, dan kebebasan kawasan tumbuh. Jarak tanam yang baik pada budidaya tumbuhan kentang yaitu 75–90 cm antar barisan, dan 25-30 cm di dalam barisan.
Sebelum dilakukan penanaman alangkah baiknya jikalau dilakukan pencegahan jamur dengan perlakuan fungisida. Umbi kentang ditanam dengan cara dimasukan pada lubang yang dibentuk dengan panjang sisi kurang lebih 8 cm.
Selain ukuran sisi pada lubang , kedalaman pun juga perlu diperhatikan, yaitu 5 – 10 cm kemudian ditimbun dengan tanah. Jika lubang terlalu dalam akan menjadikan pertumbuhan tumbuhan menjadi lambat. Sebaliknya jikalau lubang tanam terlalu dangkal, maka akan menciptakan tumbuhan keluar dari tanah, dan hal tersebut sanggup menjadikan gangguan pada umbi.
4. Pemupukan
Pupuk mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk berfungsi sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diharapkan untuk mengatasi kekurangan nutrisi. Nutrisi utama (makro) merupakan nutrisi yang dibutuhkan flora dalam jumlah besar, antara lain Nitrogen, Fosfor, dan Kalium.
Selain nutrisi makro flora juga memerlukan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikro). Nutrisi yang bersifat mikro, antara lain sulfur, magnesium, kalium, besi, tembaga, seng, dan baron.
Dalam proteksi pupuk kita harus sebijak mungkin menyesuaikan takaran yang dianjurkan dan jangan samapai berlebihan. Secara umum kentang dipupuk dengan Nitrogen sebanyak 100 – 150 kg ha-1 setara dengan 217 – 326 kg ha-1 urea. Untuk fosfor diberikan dengan takaran 150- 200 kg ha-1 setara dengan 415 – 555 kg ha -1 SP-36.
Sedangkan kalium diberikan sebanyak 100 – 150 kg ha-1 setara dengan 166- 250 kg ha-1 KCL.
Meskipun demikian dari jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan tanah. Pupuk SP-36, 1/3 cuilan urea dan 1/3 cuilan KCL diberikan pada dikala pengolahan tanah. Sedangkan sisanya 2/3 urea dan KCL diberikan pada umur 3 ahad sesudah tanam, dan 6 ahad sesudah tanam.
5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tumbuhan yaitu suatu tindakan insan yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi tanaman. Dengan kondisi lingkungan yang menguntungkan, maka tumbuhan akan tumbuh dengan baik dan bisa menunjukkan hasil yang maksimal.
Pemeliharaan tumbuhan kentang terdiri dari penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma, pembumbunan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Di awal pertumbuhan tumbuhan kentang diharapkan ketersediaan air yang memadai.
Apabila kondisi tanah kering segera lakukan penyiraman. Dalam melaksanakan penyiraman jangan hingga berlebihan alasannya yaitu akan menciptakan tanah terlalu berair bahkan hingga tergenang. Selalu usahakan tanah dalam keadaan lembab. Penyiraman yang baik dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.
Penyulaman harus segera dilakukan apabila terdapat bibit yang tumbuh abnormal atau mati. Waktu paling lambat dalam melaksanakan penyulaman maksimal 15 hari sesudah tanam. Cara penyulaman yaitu dengan mengganti bibit yang abnormal atau mati dengan bibit yang baru.
penyiangan gulma dan pembumbunan dilakukan sesudah tumbuhan berumur satu bulan. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan beserta memperbaiki bedengan yang rusak. Sedangkan pembumbunan dilakukan dengan cara melaksanakan penimbunan tanah di pangkal rumpun tanaman. Hal tersebut bertujuan supaya tidak timbul warna hijau dan solonim pada umbi kentang.
Pemupukan dan pengendalian hama penyakit juga mempunyai peranan penting pada keberhasilan proses budidaya. Dengan demikian pemupukan dan pengendalian hama penyakit harus dilakukan dengan tepat.
Faktor- Faktor Penting dalam Kultur Teknik Tanaman Kentang
Faktor- faktor penting dalam kultur teknik tumbuhan kentang, mencakup pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaanya.
Maka dari itu hal yang mencakup pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan harus benar-benar diperhatikan untuk menunjang keberhasilan pada budidaya kentang.
Demikan artikel tentang Faktor-Faktor Penting dalam Pemeliharaan Tanaman Kentang, semoga sanggup membantu anda dalam mencari gosip yang berkaitan.
Follow juga Facebook saya di Facebook
Baca juga :
- Kandungan Gizi dan Manfaat Kentang Bagi Kesehatan Tubuh
- Morfologi Lengkap dan Klasifikasi Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Sumber https://www.sedulurtani.com
0 Response to "Faktor- Faktor Penting Dalam Kultur Teknik Tanaman Kentang"
Posting Komentar