10 Penyebab Utama Konflik Di Daerah Kerja
Konflik yaitu hal yang biasa terjadi di kawasan kerja. Kondisi tidak mengenakkan ini sanggup menjadi lebih jelek atau terselesaikan bergantung pada kecakapan manajemen.
Pertanyaannya, apa yang menjadi penyebab konflik di kawasan kerja? Berikut 10 penyebab utama konflik yang setiap karyawan perlu ketahui.
1. Komunikasi yang Buruk
Hubungan antara diri sendiri dan orang lain tidak bisa dipisahkan dengan komunikasi. Komunikasi yang jelek masih menjadi penyebab utama terjadinya kesalahpahaman yang berujung pada konflik di kawasan kerja.
Misalnya saja, pada sebuah kasus, seorang manajer harus menginstruksikan pekerjaan kepada seseorang dalam timnya.
Namun, orang tersebut sedang berhalangan hadir dan manager tersebut sangat sibuk sehingga memutuskan untuk memberitahukan detail pekerjaan pada rekan satu tim yang bertugas menangani hal lainnya.
Walau terlihat sepele, namun gaya komunikasi ibarat ini sanggup dikatakan sangat buruk. Mengapa?
Karena karyawan yang seharusnya mengerjakan tidak mendapat aba-aba langsung, bisa jadi ada detail yang terlupakan sehingga memicu konflik.
Dari sini bisa terlihat bahwa persoalan selanjutnya yang akan timbul yaitu produktivitas menurun alasannya yaitu miskomunikasi.
Jadi, ketika Anda membutuhkan proteksi bawahan untuk mengerjakan sesuatu, usahakan selalu berbicara dengannya pribadi sehingga mengurangi terjadinya miskomunikasi dan kesalahpahaman interpretasi.
Baca juga:
- 9 Cara Agar Komunikasi di Tempat Kerja Lebih Efektif
- 10 Cara Praktis Menciptakan Lingkungan Kerja yang Baik
2. Perbedaan Kepribadian
Penyebab konflik di kawasan kerja selanjutnya yaitu perbedaan kepribadian dan huruf tiap-tiap karyawan.
Apalagi di Indonesia dengan beragamnya suku bangsa, perbedaan latar belakang dan kawasan seseorang dibesarkan bisa menjadi pemicu terjadinya konflik.
Sederhananya saja, gaya bicara seseorang yang berbeda dengan lingkungan kawasan Anda dibesarkan sanggup menyinggung Anda.
Misalnya, nada bicara ia terlalu keras dan terlihat ibarat orang yang sedang marah. Padahal di beberapa kawasan terutama Sumatera, hal tersebut yaitu sesuatu yang lumrah.
Kunci dari mengatasi hal ini yaitu saling menghargai dan tidak terlebih dahulu menghakimi rekan kerja yang berbeda kepribadian dan huruf dengan Anda.
Kenali orang lebih jauh, Anda akan menyaksikan bahwa perbedaan sanggup menjadi berkah dan membuat lingkungan kerja lebih berwarna.
3. Perbedaan Nilai dan Prinsip
Tidak banyak yang tahu bahwa di negara luar ibarat Jerman misalnya, konflik jarang terjadi dikarenakan perbedaan nilai dan prinsip.
Kuncinya hanya satu, setiap orang tidak mengusik nilai dan prinsip yang dianut orang lain. Apalagi berusaha memaksakan prinsip pribadi untuk rekan kerja.
Berbeda halnya dengan di Indonesia yang masyarakatnya sangat bermacam-macam dilihat dari suku, ras, agama, serta usia. Perbedaan prinsip dan nilai yang dianut bisa menjadi persoalan bagi orang tertentu.
Dari sisi usia, pekerja yang lebih muda mungkin belum sematang pekerja yang sudah lebih banyak pengalamannya dalam memahami nilai-nilai pada perusahaan.
Ketika para karyawan gagal untuk menghadapi perbedaan dengan saling bertoleransi, maka akan muncul konflik yang menyinggung prinsip pribadi seseorang.
Saat hal ini terjadi, hanya rasa saling menghormati antar pegawai yang bisa menghindarkan konflik untuk berkembang lebih jauh.
4. Kompetisi
Kompetisi kerja bersama-sama diharapkan untuk membuat kawasan kerja yang mempunyai semangat tinggi dan tingkat produktivitas baik. Namun, kalau dilakukan secara tidak sehat, kompetisi akan membuat konflik antarkaryawan.
Beberapa perusahaan terlalu menekan karyawannya untuk saling berkompetisi dengan kuat, dan produktivitas karyawan dikaitkan dengan tingkat kenaikan gaji.
Berhubungan dengan gaji, tentunya setiap karyawan akan melaksanakan banyak sekali cara untuk memenangkan kompetisi, termasuk dengan cara yang tidak sehat.
Bahkan lebih buruknya, para pegawai menjadi sangat individualis dan tidak bisa bekerja dalam tim.
Penyebab konflik di kawasan kerja yang satu ini sanggup diatasi dengan membuat kompetisi tidak terlalu kaku, membuat kultur kepemilikan perusahaan bagi tiap-tiap karyawan, dan lebih mementingkan tujuan bersama.
5. Sistem Organisasi yang Tidak Efektif
Setiap perusahaan tentunya mempunyai sistem organisasi yang mengatur alur aba-aba pekerjaan. Jika sistem organisasi tersebut tidak efektif, sanggup dipastikan hal tersebut menjadi pemicu konflik.
Contoh sistem organisasi yang tidak efektif adalah:
- Deskripsi pekerjaan tumpang tindih
- Pimpinan tidak ditempati orang yang tepat
- Alur koordinasi terhambat
- Sumber daya tidak selaras dengan taktik perusahaan
- Jenjang karier tidak jelas
6. Kurangnya Rasa Persaudaraan
Walaupun bekerja di bawah satu atap yang sama, seseorang bisa saja tidak benar-benar mempunyai teman yang benar-benar tulus. Kurangnya rasa persaudaraan sanggup memicu konflik ibarat permusuhan antarkaryawan.
Untuk memupuk rasa persaudaraan di kawasan kerja, ada banyak hal yang bisa dilakukan, ibarat mengobrol dengan ramah, berinteraksi di sepulang kerja untuk bersenang-senang, dan mengajak orang lain mengobrol di luar topik pekerjaan ketika jam istirahat.
7. Titik Tekanan
Di setiap kawasan kerja, seringkali seorang karyawan mendapat kritik yang sanggup memicu terjadinya konflik.
Mengapa kritik sanggup menjadi penyebab konflik di kawasan kerja?
Karena setiap orang mempunyai titik tekanan atau suatu hal yang sanggup menjadi trigger dirinya bereaksi terhadap situasi tertentu.
Terutama kalau disulut dengan kata-kata yang membangkitkan emosi, contohnya saja dikritik dengan sebutan ‘malas’.
Selain itu, tidak ada orang yang ingin dirinya terus ditekan ketika sudah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan.
Jadi berhati-hatilah dalam berucap dan merespon rekan kerja. Jangan hingga Anda membawanya ke titik tekanan yang membuatnya bereaksi dan memulai konflik.
8. Masalah Pribadi
Setiap karyawan tentunya mempunyai persoalan pribadi yang berbeda-beda. Tanpa masalah, rasanya seseorang tidak akan benar-benar hidup.
Beberapa gejala seseorang mempunyai persoalan pribadi yaitu sering tiba terlambat ke kawasan kerja, kurang produktif, mengambil waktu istirahat terlalu lama, sering izin alasannya yaitu sakit, atau sering gagal menuntaskan pekerjaan seusi tenggat waktu.
Jika Anda mempunyai persoalan pribadi yang mengganggu proses bekerja, langkah yang harus diambil secara cepat yaitu mengomunikasikannya dengan atasan Anda. Jelaskan persoalan yang ada dan diskusikan solusinya.
Jika Anda mengidap penyakit tertentu, cari tahu juga batas izin yang diberikan perusahaan untuk tidak masuk alasannya yaitu proses penyembuhan.
Hal ini akan menghindari konflik dengan memangkas pikiran negatif rekan kerja, serta menghindari Anda dari pemecatan.
Baca juga:
- 7 Cara Agar Terbiasa Datang Tepat Waktu
- Cara Mengatasi Rasa Iri Pada Rekan Kerja
- 10 Kebiasaan yang Membunuh Produktivitas Kerja Anda
9. Pengalaman Buruk Sebelumnya
Berganti-ganti kawasan bekerja sudah menjadi hal yang umum. Pengalaman jelek di kawasan kerja sebelumnya sanggup menjadi penyebab konflik di kawasan kerja yang baru.
Pengalaman akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan bereaksi. Ketika Anda mempunyai pengalaman jelek dengan manajer sebelumnya misalnya, Anda bisa saja berpandangan manajer yang kini sama buruknya dengan manajer Anda sebelumnya.
Namun, ketahuilah bahwa setiap orang berbeda-beda. Manajer di kantor sebelumnya belum tentu sama dengan yang ketika ini memimpin Anda. Teruslah mengikuti keadaan dan bertindak dengan cerdas untuk menghindari konflik.
10. Situasi Panik
Dalam situasi panik, seseorang biasanya akan melaksanakan tindakan tanpa pikir panjang dan mementingkan diri sendiri.
Baru sesudah kondisi panik selesai, ia akan menyadari bahwa keputusan yang dibuatnya yaitu keputusan yang penuh perkiraan dan belum tentu kebenarannya.
Nah, kalau Anda sedang panik di kawasan kerja, tenangkan diri sejenak dan usahakan tidak berkata dengan nada tinggi kepada rekan kerja.
Minumlah segelas air mineral atau pergilah ke luar ruangan sejenak untuk menenangkan diri. Baru sesudah rasa panik berkurang, pikirkan dengan jernih langkah-langkah yang harus dijalankan.
Itulah 10 penyebab utama konflik di kawasan kerja. Jika ada satu penyebab yang sedang terjadi di kawasan kerja Anda, maka segeralah mencari solusinya sehingga Anda dan rekan kerja sanggup bekerja lagi dengan baik dan nyaman.
Sumber https://www.duniakaryawan.com
0 Response to "10 Penyebab Utama Konflik Di Daerah Kerja"
Posting Komentar