iklan banner

Perencanaan Keuangan Keluarga – Ligwina Hananto Vs. Prita H Ghozie

Bagaimana melaksanakan Perencanaan Keuangan Keluarga yang tepat? Dua experts di bidang ini, Ligwina Hananto dan Prita H Ghozie, mengembangkan resepnya melalui buku mereka masing-masing. Menarik menelisik dan mencar ilmu dari fatwa keduanya. Mari kita lihat buku mana yang terbaik.

Dimulai dari bukunya Ligwina Hananto yang lebih dulu terbit dengan judul “Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah untuk Tidak Miskin”. Setelah itu, giliran bukunya Prita H Ghozie yang terbit di tahun ini Maret 2013 berjudul “Make It Happen, Buku Pintar Rencana Keuangan untuk Wujudkan Mimpi”. Baca soal Cara Mengelola Keuangan Keluarga disini.

Simak gosip investasi bodong, yang menimpa perencana keuangan Ligwina Hananto.

Ligwina Hananto

 mengembangkan resepnya melalui buku mereka masing Perencanaan Keuangan Keluarga – Ligwina Hananto vs. Prita H Ghozie

Ligwina Hananto yaitu perencana keuangan independen sekaligus pemilik QM Finansial, sebuah perusahaan jasa financial planner. Nama Wina – panggilan dekat Ligwina – sudah dikenal sebagai perencana keuangan independen yang pandangannya selalu menjadi rujukan.

Buku Wina, “Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah untuk Tidak Miskin”, ini telah cetak ulang sebanyak lima kali. Bukti bahwa buku ini diterima pembaca.

Ketika membaca, anda akan segera mencicipi hal yang berbeda. Buku ini bukan sepenuhnya membahas teknis soal bagaimana menyusun planning keuangan. Ada pesan yang lain.

Di hampir separuh isinya, Wina mempresentasikan mimpinya soal kebangkitan kelas menengah Indonesia, a stronger middle class. Dia percaya bahwa kelas menengah yang berpengaruh akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Kalau begitu, dimana donk uraian mengenai mengelola keuangan? Dengan elegan,  Wina menjelaskan bahwa kebangkitan kelas menengah sanggup diwujudkan jikalau mereka bisa mengelola keuangan dengan baik.

Logikanya, dengan keuangan yang sehat, kelas ini bisa menabung dan berinvestasi untuk menopang gaya hidup (alias tidak melarat atau korban hutang) dan mempersiapkan masa pensiun, tetapi juga berkontribusi bagi masyarakat. Tidak mungkin bisa membantu masyarakat, kalau kondisi keuangan mereka masih amburadul.

Inilah kekuatan buku ini. Membuatnya berbeda dengan buku – buku ‘teknis’ planning keuangan lainnya. Sesuatu yang makro dan ‘mimpi besar’ (kelas menengah yang kuat) bisa diterjemahkan ke dalam suatu tindakan konkret yang action-oriented, yaitu  mengajak kelas menengah mengelola keuangan secara lebih baik (menabung, investasi serta mempersiapkan dana pendidikan dan dana pensiun).

Dengan semangat itu, buku kemudian mulai masuk membahas banyak sekali aspek teknis pengelolaan keuangan. Prinsip – prinsip keuangan, menyerupai pentingnya berinvestasi alasannya yaitu menabung saja tidak cukup, menetapkan tujuan keuangan terlebih dahulu sebelum membeli produk keuangan dan living the life you’re deserved it, diuraikan dengan gamblang dalam buku ini.

Dihadirkan banyak sekali ilustrasi dan pola masalah riil yang sering dihadapi banyak keluarga. Menunjukkan secara mudah bagaimana menghadapi duduk kasus keuangan. Anda bisa mencar ilmu bagaimana menciptakan planning keuangan untuk dana pendidikan dan dana pensiun. Ini kelebihan buku yang ditulis seorang praktisi, kaya akan pola dan pengalaman konkrit.

Soal bagaimana seorang wirausaha seharusnya mengelola keuangan pun tidak luput dibahas. Kenapa ini penting? Karena banyak wirausaha yang asyik berbisnis namun melupakan berinvestasi. Akibatnya, saat kebutuhan uang sekolah anak datang, dananya tidak siap meskipun jikalau dihitung bisnisnya punya aset yang lebih dari cukup. Ironis bukan. Makanya, Wina mengingatkan Anda yang enterpreuneur bahwa menyusun planning keuangan itu wajib bagi siapa saja, mau wirausaha mau karyawan.

Gaya penulisan buku dilakukan dengan lugas. Tidak bertele-tele tetapi straight to the point. Bahasa yang dipilih pun jauh dari teknis keuangan sehingga penjelasannya gampang dimengerti oleh siapa saja, termasuk non-financial background. Ini mungkin sesuai slogan Wina, ‘Finance should be practical’.

Kekuatan buku sekaligus menjadi kekurangan buku ini.

Karena sebagian isi buku sudah dihabiskan membicarakan kelas menengah, banyak aspek mengelola keuangan yang tidak dibahas secara rinci dalam buku ini, meskipun itu hal – hal yang bahwasanya dibutuhkan, terutama bagi pemula yang masih awam soal keuangan.

Misalnya, hal – hal ini tidak dibahas, yaitu: pengenalan produk keuangan mengenai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mengawasi dan memastikan planning keuangan yang sudah dibentuk sanggup dijalankan, serta bagaimana mengatur arus kas bulanan untuk mencapai tujuan keuangan.

Agak berbeda dengan buku ‘Make It Happen!’ karangan Prita yang membeberkan keuangan secara lebih rinci. Buku ini tidak sedetil bukunya Prita dalam menguraikan langkah – langkah perencanaan keuangan.

Highlights dan tips dalam bentuk pointers, yang saya percaya akan banyak membantu, tidak dipakai dalam buku ini. Penjelasan lebih banyak dilakukan dalam bentuk uraian, yang membutuhkan sedikit perjuangan dan waktu untuk mencerna inti pesannya.

Penekanan dalam bentuk tips atau points, meskipun terlihat berulang, akan amat membantu terutama bagi pembaca yang masih awam soal keuangan atau pembaca yang tidak punya banyak waktu dan ingin eksklusif melihat pokok-pokok takeaways.

Harus diakui bahwa pembaca buku ini diperlukan sudah sedikit lebih advanced soal pemahaman planning keuangan untuk bisa cepat memahami pesan – pesan dalam buku ini.

Anyway, this is still a great book with a BIG dream.

Prita H Ghozie

 mengembangkan resepnya melalui buku mereka masing Perencanaan Keuangan Keluarga – Ligwina Hananto vs. Prita H Ghozie

Prita H Ghozie boleh dibilang yaitu the rising star dalam dunia perencanaan keuangan. Usianya masih muda dan terjun ke bidang ini juga relatif gres (sekitar 2008) tetapi namanya sudah dikenal luas dan kerap muncul menghiasi banyak sekali media ternama. Dia juga CEO perusahaan konsultan keuangan, ZAP Finance.

Ini yaitu buku kedua sesudah buku pertama berjudul ‘Menjadi Cantik, Gaya & Tetap Kaya’ yang menjadi best-seller.

Buku ini, “Make It Happen, Buku Pintar Rencana Keuangan untuk Wujudkan Mimpi”, isinya komplit dan detal mengenai dasar – dasar perencanaan keuangan. Berbeda dengan buku Ligwina yang lebih umum, buku ini membahas menciptakan planning keuangan dengan cukup rinci, disertai banyak pola riil.

Di desain dengan layout yang menarik dan ditulis dengan gaya bahasa yang ringan (meskipun isinya tidak ringan), buku ini menjadi gampang dicerna dan lezat dibaca. Masalah keuangan yang bagi sebagian orang yaitu topik ‘berat’ terasa ‘ringan’ ketikan membaca buku ini.

Dalam setiap pembahasan, poin atau pesan penting selalu ditekankan dan digarisbawahi. Digunakan tips serta pointers secara singkat dan padat di setiap pecahan selesai bab. Ini membantu pembaca mengingat kembali pesan – pesan kunci dari setiap pembahasan.

Ada banyak tips yang menarik. Antara lain, contohnya bagaimana ASI sanggup menghemat pengeluaran secara signifikan, yang tabungannya bisa dipakai untuk biaya anak sekolah. Sesuatu  yang cukup asli alasannya yaitu belum pernah ada yang mengangkat sebelumnya.

Kemudian, buku ini menampilkan pendapat dari banyak sekali selebritas soal mengelola keuangan bisa menjadi sumber wangsit bagi pembaca.

Diluar keunggulan tersebut, terdapat beberapa hal yang bisa jadi masukkan untuk buku ini.

Pertama, klarifikasi mengenai kartu kredit bahwa “… bunga untuk transaksi berbeda dengan bunga untuk tarik tunai” (hal. 205). Ini informasi yang benar hingga selesai 2012, namun semenjak 2013 kondisi sudah berubah dengan adanya peraturan BI yang baru. Simak klarifikasi lengkap soal Tarik Tunai Kartu Kredit disini.

Di bulan Des 2012, BI mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang menetapkan bunga maximum kartu kredit berlaku sama untuk transaksi maupun tarik tunai. Implikasinya, semenjak 2013 semua bank penerbit kartu menetapkan bunga transaksi dan tarik tunai menjadi sama.

Mengingat buku ini diterbitkan semenjak Maret 2013, yaitu sesudah PBI dikeluarkan, sudah selayaknya buku menjelaskan kondisi terkini di industri.

Kedua, pembahasan KPR Multiguna menyebutkan “jenis pinjaman yang sanggup dipakai jikalau properti masih berbentuk tanah saja …”  dan “memberikan kesempatan untuk membeli tanah dengan pertolongan kredit” (hal.148). Dengan kata lain, jikalau ingin membeli tanah, buku ini menyarankan memakai KPR Multiguna. Baca klarifikasi lengkap Cara Mengambil KPR disini.

Betul bahwa alasannya yaitu sifatnya yang multiguna KPR jenis ini bisa dipakai untuk membeli apa saja, termasuk tanah. Tetapi, bank bahwasanya mempunyai kredit kavling yang memang dikhususkan untuk membeli tanah. Bedanya apa?

Kredit kavling mempunyai bunga yang lebih rendah dibandingkan KPR multiguna. Ini hal yang masuk akal alasannya yaitu multiguna bisa dipakai untuk segala macam kebutuhkan, sehingga risiko menjadi lebih tinggi, dibandingkan kredit kavling yang lebih spesifik penggunaanya.

Karena itu, proposal pembelian tanah memakai KPR multiguna sebaiknya dilihat kembali, apakah memang bisa memperlihatkan bunga yang lebih rendah dibandingkan Anda meminjam dengan kredit kavling tanah.

Ketiga, terkait pembayaran cicilan KPR, buku ini tidak menganjurkan untuk menempatkan dana lebih di rekening bank alasannya yaitu dana lebih tersebut tidak akan mengurangi cicilan KPR sehingga hanya akan merugikan (hal. 151). Simak analisa trend Suku Bunga KPR disini.

Nyatanya, semenjak beberapa tahun lalu, beberapa bank sudah mengeluarkan produk KPR dimana dana tabungan nasabah di bank tersebut akan diperhitungkan untuk mengurangi beban biaya bunga KPR. Syaratnya, nasabah harus mengikuti produk KPR tersebut.

Misalnya, Bank Permata punya KPR Bijak dan Bank Niaga dengan KPR X-Tra Dinamis. Di dalam produk tersebut, jumlah tabungan secara otomatis akan mengurangi angsuran atau sisa pokok pinjaman KPR setiap bulan! Semakin besar saldo tabungan debitur, maka semakin berkurang beban bunga, sehingga dengan cicilan yang tidak berubah, masa penyelesaian pinjaman menjadi lebih cepat.

Jadi, kurang sempurna jikalau disebutkan bahwa menaruh saldo tabungan di rekening KPR tidak menguntungkan.

Keempat, buku ini tampaknya ditujukan untuk karyawan yang berpendapatan tetap atau gajian, sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh yang selalu menyebutkan honor sebagai penghasilan. Padahal, kita tahu bahwa diluar sana banyak profesi dan enterpreuneur yang pola pendapatannya tidak tetap. Mereka ini membutuhkan saran dan taktik pengelolaan keuangan yang berbeda dengan karyawan.

Sayang, pembahasan cara mengelola keuangan untuk pendapatan tidak tetap belum dibahas di buku ini. Topik ini mungkin bisa menjadi materi dalam buku lain atau pengembangan dari buku ini di cetakan berikutnya.

Siapa yang Terbaik 

Kedua buku wajib dibeli dalam menjalankan Perencanaan Keuangan Keluarga.Masing – masing punya kelebihan sendiri. Keduanya saling melengkapi. Ligwina menyajikan mimpi besar soal kelas menengah yang berpengaruh melalui banyak sekali resep soal taktik membangun kondisi keuangan yang sehat. Prita menuntun Anda secara detil mengenai cara menyusun planning keuangan. Jadi, keduanya sayang untuk dilewatkan.

Lagian, harga buku tidak hingga rp 100 ribu. Dua buku kurang dari rp 200 ribu. Sisihkan dari jatah ngopi Anda beberapa hari, niscaya sudah lebih dari cukup untuk membeli kedua buku ini. Buku – buku ini worth every penny, alias gak rugi, they give you the everlasting messages on financial planning.

Tulisan penting Perencanaan Keuangan:

GRATIS Konsultasi Premi Asuransi


Sumber https://duwitmu.com

0 Response to "Perencanaan Keuangan Keluarga – Ligwina Hananto Vs. Prita H Ghozie"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel