Pasangan Lebih Suka Menang Ketika Bertengkar, Daripada Minta Maaf

Sungguh mengherankan menyaksikan seruan maaf semakin sulit dinyatakan, bahkan oleh pasangan yang hidup seatap. Entah kenyataan ini hanya terjadi di sebagian masyarakat atau melanda banyak pasangan di seluruh dunia, sepertinya kita perlu prihatin mendapati bahwa orang semakin tinggi hati untuk minta maaf, bahkan pada pasangannya sendiri.

Tim peneliti dari Baylor University melaksanakan studi dengan mewawancarai 455 pasangan menikah, dan bertanya perihal solusi yang ideal bagi mereka dalam menangani pertengkaran. Semula, para peneliti menduga bahwa para pasangan itu akan menganggap seruan maaf sebagai solusi terbaik. Ternyata tidak. Mereka yang diwawancarai itu menyebutkan bahwa seruan maaf tidak menjadi harapan besar mereka, melainkan siapa pemenang dalam pertengkaran itulah yang menjadi final penyelesaian sebuah konflik.

Pernyataan itu secara tidak eksklusif memperlihatkan bahwa siapa benar dan siapa salah dianggap lebih penting ketika pasangan bertengkar, daripada mengakhiri konflik dengan seruan maaf untuk menuntaskan argumentasi. Setelah memenangkan tubruk argumentasi, hal berikutnya yang diinginkan pasangan dikala bertengkar ialah menghentikan sikap permusuhan, berkomunikasi lebih sering, dan menawarkan kasih sayang yang ditunjukkan.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Clinical Psychology ini juga menyebutkan mereka yang diwawancarai itu juga mengaku bahwa seusai bertengkar biasanya mereka akan menentukan membisu, hingga balasannya salah satu dari mereka membuka bunyi dan berinisiatif memulai perbincangan. Namun, seruan maaf tetap berada pada peringkat paling akhir.

Keith Sanford, profesor psikologi dan ilmu syaraf di Baylor University, menyatakan, “Hal-hal yang diinginkan pasangan satu sama lain selama konflik akan tergantung pada persoalan yang mendasarinya, dan cara untuk menuntaskan konflik itu. Mereka mungkin perlu memakai strategi yang berbeda untuk mengatasi persoalan di antara mereka.”

Hmm… bagaimana menurutmu?



Sumber http://belajar-sampai-mati.blogspot.com/

Share this post