Pantau Penggunaanya, Cara Hindari Terjebak Kartu Kredit
Mudah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali menciptakan kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit sanggup diketahui semenjak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak usang sesudah sanggup kerja pertama, saya terpikat dengan gampang dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jikalau hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa pribadi dibawa pulang.
Dengan kartu, saya mencicipi beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan ketika membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang kartu kredit tersebut hingga lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya berguru bahwa kartu kredit akan baik selama dipakai sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jikalau kartu dipakai sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit menciptakan tunggakan cepat membengkak jikalau tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial.
Itu sebabnya penting duduk kasus hutang kartu kredit diatasi semenjak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya duduk kasus dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, goresan pena di media koran maupun blog, yang sudah membahas duduk kasus ini, tapi tetap saja di aneka macam media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit.
Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun bergotong-royong selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang.
Tetapi, lantaran tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya gres sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, mudah tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya citra wacana berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, isu soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin.
Jangan tunggu hingga terima tagihan. Terlambat.
Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jikalau tahu semenjak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini.
Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibentuk rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak hingga setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti menggunakan kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, honor selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Memantau Transaksi Kartu
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun gampang dilakukan.
Pertama, ibarat sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu hingga tagihan datang. Setiap kali habis melaksanakan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jikalau penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, ibarat pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, lantaran tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun bergotong-royong sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan kemudahan mobile banking atau internet banking, ibarat yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di kemudahan ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera sesudah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu hingga lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari semenjak transaksi dilakukan, hingga tagihan muncul di internet banking. Memang kemudahan ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah mempunyai kemudahan ini. Jika ya, sebaiknya kemudahan dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui semenjak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan semoga hutang tidak hingga membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
Sumber https://duwitmu.com
0 Response to "Pantau Penggunaanya, Cara Hindari Terjebak Kartu Kredit"
Posting Komentar