iklan banner

4 Referensi Jurnal Pembiasaan Dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi Kerugian Piutang]


Jurnal Penyesuaian berfungsi untuk menciptakan pembiasaan terhadap transaksi-transaksi keuangan semoga sesuai dengan kondisi riil.


Contoh transaksi-transaksi yang memerlukan jurnal pembiasaan antara lain:



Bila pos-pos tersebut TIDAK DISESUAIKAN maka laporan keuangan yang dihasilkan tidak akurat dan accountable.


Oleh sebab itu, pada kesempatan ini blog manajemen keuangan akan membahas bahan jurnal pembiasaan ini, khususnya 4 jenis jurnal pembiasaan di atas.


Mari segera dimulai….


 


01. Jurnal Penyesuaian Depresiasi (Penyusutan)


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


Apa yang dimaksud beban/biaya depresiai?


Biaya depresiasi atau penyusutan ialah alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dibebankan pada suatu periode tertentu.


Pembebanan biaya penyusutan ini biasanya dilakukan pada selesai periode.


Biaya depresiasi yang dibebankan dihitung dengan cara taksiran.


Mengapa?


Karena jumlahnya tergantung dari tiga faktor yaitu :



  • Harga perolehan

  • Taksiran umur ekonomis

  • Taksiran nilai residu


Perhatikan pola berikut ini :


MyCom Kursus Akuntansi Surabaya mempunyai gedung yang harga perolehannya sebesar Rp. 100.000.000.


Taksiran umur ekonomisnya 20 tahun dan nilai residunya sebesar Rp. 5.000.000.


Biaya depresiasi yang akan dibebankan setiap tahunnya sebesar :


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


Jurnal pembiasaan untuk membebankan biaya depresiasi ini ialah sebagai berikut :


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


 


02. Jurnal Penyesuaian Deplesi


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


Apa itu deplesi?


Deplesi ialah penyusutan sumber-sumber alam yang tidak sanggup diganti.


Cara menghitung beban deplesi setiap tahunnya juga mempertimbangkan tiga faktor yaitu :



  • Harga perolehan

  • Taksiran isi sumber alam

  • Taksiran nilai residu


Agar pemahaman kita lebih dalam perhatikan pola berikut ini :


Sebuah tambang batubara harga perolehannya Rp. 1.200.000.000,- .


isi tambang yang sanggup dieksploitasi secara hemat sebanyak 100.000 ton dan taksiran nilai residunya sebesar Rp. 20.000.000.


Biaya deplesi per ton batubara yang dieksploitasi dihitung sebagai berikut :


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]

Bila selama tahun 2019 eksploitasi tambang tersebut menghasilkan 15.000 ton batubara maka biaya deplesi untuk tahun 2019 ialah sebesar 15.000 x  Rp. 11.800 = Rp. 177.000.000,-


Jurnal penyesuaian yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2019 ialah sebagai berikut :


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


 


03. Jurnal Penyesuaian Amortisasi


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


Apa itu amortisasi?


Amortisasi ialah penyusutan aktiva tetap tidak berwujud.


Aktiva tetap tidak berwujud akan disusut selama masa ekonomisnya. Namun demikian tidak ada nilai residunya.


Bila aktiva tetap tidak berwujud umurnya tidak terbatas maka tidak dilakukan amortisasi.


Perhatikan pola perhitungannya berikut ini:


MyCom Computer Course Surabaya mempunyai hak patent untuk menciptakan suatu bahan pembelajaran tertentu.


Harga perolehan patent tersebut sebesar Rp. 2.400.000 dan akan susut selama 10 tahun.


Amortisasi patent setiap tahun ialah :


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


Jurnal pembiasaan untuk mencatat amortisasi patent setiap tahun pada selesai periode ialah sebagai berikut:


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


 


04. Jurnal Penyesuaian Kerugian Piutang


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


Apa pengertian kerugian piutang?


Kerugian piutang ialah kerugian yang timbul sebab adanya penjualan kredit barang dan jasa yang tidak sanggup ditagih.


Pada tiap selesai periode dibentuk taksiran jumlah piutang yang kira-kira tidak bisa dilunasi.


Kerugian ini akan dicatat dalam rekening Kerugian Piutang di sisi debit, dan kreditnya di rekening Cadangan Kerugian Piutang.


Dan inilah contohnya:


Pada selesai tahun 2019 diperkirakan jumlah piutang yang tidak bisa ditagih sebesar Rp. 1.250.000,- jumlah ini akan diakui dengan pembiasaan pada tanggal 31 Desember 2019 menyerupai berikut ini :


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


 


05. Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


Apa pengertian neraca lajur?


Neraca Lajur ialah daftar berkolom yang berisi data yang diharapkan untuk menciptakan jurnal pembiasaan dan laporan keuangan.


Ada beberapa bentuk neraca lajur, antara lain:



  • neraca lajur bentuk 6 kolom

  • neraca lajur bentuk 8 kolom

  • neraca lajur bentuk 12 kolom

  • neraca lajur bentuk 14 kolom


Banyaknya kolom sanggup diubahsuaikan dengan tingkat kebutuhan si pembuat laporan keuangan.


Neraca lajur ini memungkinkan disusunnya laporan-laporan keuangan bulanan, kuartalan tanpa perlu menciptakan jurnal pembiasaan yang formal.


Jumlah kolom dalam neraca lajur diubahsuaikan dengan kebutuhan perusahaan.


Berikut ini pola neraca lajur :


Contoh neraca lajur perusahaan dagang :


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]

Contoh neraca lajur perusahaan manufaktur:


 Alokasi Penyesuaian Biaya di Neraca Lajur 4 Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi  Kerugian Piutang]


 


Dari pola bentuk neraca lajur di atas, kita bisa melihat bahwa ada sedikit perbedaan antara perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur.


Untuk perusahaan manufaktur ada kolom BIAYA PRODUKSI yang dipakai untuk menunjukkan jumlah yang diharapkan untuk menyusun laporan HARGA POKOK PRODUKSI (HPP).


Kolom ini diisi dengan rekening-rekening yang berkaitan dengan produksi. Selisih antara kolom debit dengan kredit merupakan harga pokok produksi untuk periode tersebut.


Penyesuaian-penyesuaian dalam kolom pembiasaan yang men-debit atau meng-kredit rekening harga pokok penjualan akan ditunjukkan dalam kolom keuntungan rugi.


Hal ini dilakukan semoga kolom keuntungan rugi bisa menunjukkan semua data yang diharapkan untuk menyusun laporan harga pokok penjualan (HPP).


Kolom rekening diisi nama-nama rekening yang ada dalam buku besar.


Kolom neraca saldo berisi saldo masing-masing rekening. Penempatan saldo rekening diubahsuaikan dengan kolom debit dan kredit.


Kolom keuntungan rugi diisi dengan jumlah semua rekening nominal yang berasal dari neraca saldo disesuaikan.


Selisih antara jumlah debit dan kredit merupakan keuntungan atau rugi untuk periode bersangkutan.


Bila jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debit maka selisihnya ialah keuntungan dan sebaliknya.


Kolom neraca berisi semua jumlah asumsi riil yang berasal dari kolom neraca saldo disesuaikan.


Bila penyusunan neraca lajur sudah selesai, selanjutnya bisa dibentuk laporan keuangan sederhana lengkap yang datanya diambilkan dari kolom keuntungan rugi untuk menyusun Laporan Laba Rugi, dan dari kolom neraca untuk menyusun Neraca.


 


06. Kesimpulan


Demikian pembahasan ihwal jurnal pembiasaan Depresiasi, Deplesi, Amortisasi, Keugian Piutang.


Dalam kenyataannya, tidak semua transaksi bisnis bisa selesai ketika terjadinya.


Namun beberapa transaksi akan terselesaikan di waktu lain pada periode akuntansi ketika itu atau periode berikutnya.


Nah, itulah perlunya jurnal pembiasaan untuk menyelaraskan transaksi bisnis dengan laporan keuangan.


Sehingga laporan keuangan itu benar-benar akurat dan menggambarkan kondisi yang sebenarnya


Dan jikalau Anda ingin mengetahui perangkat sederhana namun powerful untuk mendukung bisnis Anda, eksklusif saja ke: Accounting Tools & SOP Finance.


Bagaimana berdasarkan Anda?


***



Sumber https://manajemenkeuangan.net

Related Posts

0 Response to "4 Referensi Jurnal Pembiasaan Dan Cara Membuatnya [Depresiasi, Deplesi, Amortisasi Kerugian Piutang]"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel