Transpirasi
Pengetahuan mengenai hubungan air dengan iklim, tanah, dan flora telah banyak diperoleh. Kandungan air dari flora yang fisiologis aktif berkisar antara 60 dan 95 %, sedangkan pecahan flora yang tidak aktif, ibarat biji kacang dan padi-padian hanya mengandung 10 – 15 % air.
Tumbuhan membutuhkan air dalam jumlah yang cukup untuk pertunbuhan dan perkembangannya. Tidak semua air yang diserap flora aka dimanfaatkan sepenuhnya untuk proses-proses metabolisme dalam tubuhnya, akan tetapi sebagian akan dikeluarkan lagi dalam bentuk uap melalui proses transpirasi.
Pengangkutan garam-garam dari akar ke daun itu terutama lewat xylem dan kecepatannya dipengaruhi oleh aktivitas transpirasi. Pada hakekatnya transpirasi sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak dipakai untuk mahluk yang hidup. Transpirasi yang terjadi sanggup melalui kutikula, stoma, dan lentisel. Akan tetapi yang lebih umum dibicarakan yaitu transpirasi lewat daun, lantaran hilangnya molekul-molekul air dari badan tumbuhan itu sebagian besar yaitu lewat daun. Hal ini disebabkan lantaran luasnya permukaan daun dan juga lantaran daun-daun iu lebih kena udara daripada bagian-bagian lain dari suatu tanaman.
Beberapa manfaat dari proses transpirasi bagi flora antara lain :
a. Memungkinkan adanya pergerakan air di dalam badan tumbuhan
b. Penyerapan dan pengangkutan unsur-unsur hara
c. Menjaga suhu badan tumbuhan
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tumbuhan melalui pecahan tumbuhan yang lain sanggup saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh lantaran itu dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tumbuhan umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Setiap jenis flora umumnya memiliki laju transpirasi yang berbeda, hal ini sangat dipengaruhi oleh bentuk tajuk dan struktur internal daun serta sifat fisiologisnya.
Dari seluruh faktor lingkungan yang menghipnotis kehidupan tumbuhan, air merupakan faktor yang terpenting. Hampir seluruh proses fisiologi dalam flora berlangsung dengan adanya air. Air diharapkan untuk kelangsungan reaksi kimia penting ibarat perombakan, dalam hal ini air bergabung dengan senyawa yang dirombak dan dalam fotosintesis dalam proses ini Hidrogen dari air bergabung dengan Carbon dan Oksigen dari karbondioksida membentuk gula (Prof. Dr. Ir. H. Siti Sutarmi Tjitrosomo, M. Sc, 1985).
Dalam satu daun dengan suplai air yang melimpah, laju kehilangan air oleh transpirasi stomata pada keadaan udara jenuh tergantung pada keadaan udara jenuh tergantung atas ketahanan terhadap difusi dari molekul air oleh alur antar ruang udara daun dan udara (resistensi difusi daun). Alur ini sanggup diurai kedalam sejumlah komponen dalam seri, Yaitu jarak pergerakan udara dalam ruang udara daun. Bagaimanapun, pada banyak species, laju transpirasi stomata dikontrol dengan resistensi terhadap difusi melalui stomata dan melalui lapisan batas, komponen-komponen lain yang resistensinya sanggup diabaikan (Meinder dan Mmansfield, 1968).
Transpirasi itu pada hakekatnya sama dengan penguapan, akan tetpi istialh penguapan tidak kita gunakan untuk mahluk hidup (Dwijoseputro, 1986).
Menurut Prof. Dr. Ir. H. Siti Sutarmi Tjitrosomo, M. Sc, 1985 bahwa laju hilangnya air dari flora sangat beragam, dipengaruhi oleh siang hari dan musim. Sedangkan berdasarkan Benyamin Lakitan tahun 1993, laju transpirasi ditentukan oleh dua hal, yakni perbedaan kerapatan uap air (vapor pressure) antara rongga sub stomatal dengan uadara bebas di sekitar flora dan daya hantar stomata. Berdasarkan ini laju transpirasi sanggup dihitung sebagai berikut :
E = gs x VPD
Dimana E : laju transpirasi, gs : daya hantar stomata, dan VPD : perbedaan kerapatan uap air antara rongga sub stomatal dan udara bebas di sekitar tanaman.
Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh banyak faktor, baik faktor-faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam ialah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stimata; hal-hal ini semua menghipnotis aktivitas trasnspirasi. Disamping itu kita kenal faktor-faktor luar ibarat radiasi, temperatur, kebasahan udara, tekanan udara, angin, keadaan air di dalam tanah (Dwijoseputro, 1986).
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah. Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
Tumbuhan membutuhkan air dalam jumlah yang cukup untuk pertunbuhan dan perkembangannya. Tidak semua air yang diserap flora aka dimanfaatkan sepenuhnya untuk proses-proses metabolisme dalam tubuhnya, akan tetapi sebagian akan dikeluarkan lagi dalam bentuk uap melalui proses transpirasi.
Pengangkutan garam-garam dari akar ke daun itu terutama lewat xylem dan kecepatannya dipengaruhi oleh aktivitas transpirasi. Pada hakekatnya transpirasi sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak dipakai untuk mahluk yang hidup. Transpirasi yang terjadi sanggup melalui kutikula, stoma, dan lentisel. Akan tetapi yang lebih umum dibicarakan yaitu transpirasi lewat daun, lantaran hilangnya molekul-molekul air dari badan tumbuhan itu sebagian besar yaitu lewat daun. Hal ini disebabkan lantaran luasnya permukaan daun dan juga lantaran daun-daun iu lebih kena udara daripada bagian-bagian lain dari suatu tanaman.
Beberapa manfaat dari proses transpirasi bagi flora antara lain :
a. Memungkinkan adanya pergerakan air di dalam badan tumbuhan
b. Penyerapan dan pengangkutan unsur-unsur hara
c. Menjaga suhu badan tumbuhan
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tumbuhan melalui pecahan tumbuhan yang lain sanggup saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh lantaran itu dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tumbuhan umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Setiap jenis flora umumnya memiliki laju transpirasi yang berbeda, hal ini sangat dipengaruhi oleh bentuk tajuk dan struktur internal daun serta sifat fisiologisnya.
Dari seluruh faktor lingkungan yang menghipnotis kehidupan tumbuhan, air merupakan faktor yang terpenting. Hampir seluruh proses fisiologi dalam flora berlangsung dengan adanya air. Air diharapkan untuk kelangsungan reaksi kimia penting ibarat perombakan, dalam hal ini air bergabung dengan senyawa yang dirombak dan dalam fotosintesis dalam proses ini Hidrogen dari air bergabung dengan Carbon dan Oksigen dari karbondioksida membentuk gula (Prof. Dr. Ir. H. Siti Sutarmi Tjitrosomo, M. Sc, 1985).
Dalam satu daun dengan suplai air yang melimpah, laju kehilangan air oleh transpirasi stomata pada keadaan udara jenuh tergantung pada keadaan udara jenuh tergantung atas ketahanan terhadap difusi dari molekul air oleh alur antar ruang udara daun dan udara (resistensi difusi daun). Alur ini sanggup diurai kedalam sejumlah komponen dalam seri, Yaitu jarak pergerakan udara dalam ruang udara daun. Bagaimanapun, pada banyak species, laju transpirasi stomata dikontrol dengan resistensi terhadap difusi melalui stomata dan melalui lapisan batas, komponen-komponen lain yang resistensinya sanggup diabaikan (Meinder dan Mmansfield, 1968).
Transpirasi itu pada hakekatnya sama dengan penguapan, akan tetpi istialh penguapan tidak kita gunakan untuk mahluk hidup (Dwijoseputro, 1986).
Menurut Prof. Dr. Ir. H. Siti Sutarmi Tjitrosomo, M. Sc, 1985 bahwa laju hilangnya air dari flora sangat beragam, dipengaruhi oleh siang hari dan musim. Sedangkan berdasarkan Benyamin Lakitan tahun 1993, laju transpirasi ditentukan oleh dua hal, yakni perbedaan kerapatan uap air (vapor pressure) antara rongga sub stomatal dengan uadara bebas di sekitar flora dan daya hantar stomata. Berdasarkan ini laju transpirasi sanggup dihitung sebagai berikut :
E = gs x VPD
Dimana E : laju transpirasi, gs : daya hantar stomata, dan VPD : perbedaan kerapatan uap air antara rongga sub stomatal dan udara bebas di sekitar tanaman.
Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh banyak faktor, baik faktor-faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam ialah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stimata; hal-hal ini semua menghipnotis aktivitas trasnspirasi. Disamping itu kita kenal faktor-faktor luar ibarat radiasi, temperatur, kebasahan udara, tekanan udara, angin, keadaan air di dalam tanah (Dwijoseputro, 1986).
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah. Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
0 Response to "Transpirasi"
Posting Komentar