Pedoman Budidaya Domba Ini Akan Memperlihatkan Anda Hasil Maksimal
Artikel ini yaitu sambungan dari budidaya domba: Pedoman beternak domba bagi pemula
Kelahiran
Masa kehamilan/kebuntingan pada budidaya domba yaitu 150 hari atau 5 bulan. Mendekati kelahiran anak domba, sebaiknya sangkar dibersihkan dan diberikan bantalan yang kering. Alas sangkar pada budidaya domba sanggup memakai karung goni/ jerami kering. Obat yang harus disiapkan dalam proses kelahiran anak domba yaitu yodium yang gunanya untuk dioleskan pada serpihan potongan tali pusar. Berikut yaitu ciri-ciri induk yang akan melahirkan:
- Perut turun semakin rendah dan pinggul mengendur
- Buah susu membesar serta puting terisi penuh.
- Kelamin membengkak, lembab dan berwarna kemerah-merahan
- Nafsu makan berkurang dan selalu gelisah
- Sering kencing
Pemeliharaan
Sanitasi dan tindakan preventif
Sanitasi sanggup Anda lakukan dengan cara membersihkan sangkar domba serta peralatan. Dalam pemeliharaan domba yang harus dibersihkan setiap hari selain sangkar ialah daerah makan dan daerah minum (harus dicuci dan dikeringkan). Rumput liar yang tumbuh disekitar sangkar budidaya domba harus dibersihkan, serta sangkar ternak setiap seminggu sekali harus di bersihkan.
Pengontrolan penyakit
Adapun pengontrolan penyakit pada budidaya domba sanggup dilakukan dengan beberapa cara:
- Pisahkan domba yang sakit dari yang sehat
- Berikan obat untuk penyembuhan
- Suntikan vaksinasi untuk pencegahan pada domba yang sehat
Pemberian pakan
Gizi makanan yang diharapkan untuk budidaya domba dan harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, diantaranya:
- Lemak
- Karbohidrat
- Protein
- Mineral
Bahan makanan untuk budidaya domba secara umum terbagi menjadi 4 golongan yaitu sebagai berikut:
- Golongan rumput-rumputan: rumput alam, benggala, raja, rumput gajah, brachiaria, dan meksiko.
- Golongan kacang-kacangan: daun gamal, turi, lamtoro, albasia, kacang tanah, kaliandra, gliricidia, daun kacang-kacangan dan siratro.
- Hasil limbah pertanian: daun nangka, daun ketela pohon, daun waru, jagung, daun kembang sepatu, daun beringin, daun pisang dan daun ketela rambat.
- Golongan makanan penguat (konsentrat): dedak, bungkil kelapa, jagung karing, tepung ikan, garam dapur, bungkil kedelai, biji kapas, ampas kecap dan ampas tahu.
Pakan domba sanggup juga berasal dari adonan empat golngan tersebut dan harus diubahsuaikan dengan tingkat umur. Proporsi untuk adonan pakan domba tersebut ialah:
- Dewasa : rumput (75%) dan daun (25 %)
- Induk hamil/ bunting : rumput (60%), daun (40%), konsentrat (2-3 gelas)
- Indukan menyusui: rumput (50%), daun (50%) dan konsentat (2-3 gelas)
- Anakan sebelum disapih: rumput (50%), daun (50%)
- Anak lepas sapih: rumput (60%), daun (40%) dan konsentrat (0,5-1 gelas)
Perawatan
Idukan domba yang sedang bunting harus Anda beri makanan secara teratur dengan pakan yang baik, mempunyai ruang gerak yang relatif luas dan induk domba yang sedang hamil juga harus dipisahkan dari domba yang lain. Induk domba yang gres melahirkan sebaiknya diberi makanan berupa hijauan yang telah dicampur dengan makanan penguat. Induk domba juga harus dimandikan, sedangkan anak domba yang gres lahir cukup di bersihkan dan diberikan makanan yang sudah terseleksi. Untuk anakan domba yang disapih harus diperhatikan teladan pakannya dan harus Anda beri makanan berkualitas yaitu berupa bubur dan dihentikan lebih dari 0,20 kg/hari.
Perawatan ternak sampaumur meliputi:
- Memandikan secara rutin seminggu sekali. Mandi pada budidaya domba dilakukan pada pagi hari, disikat dan disabuni kemudian dijemur dibawah matahari pagi.
- Mencukur bulu. Cara mencukur bulu domba dengan memakai gunting. Pencukuran dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali dengan panjang bulu yang tersisa ± 0,5 cm. Supaya bulu yang di cukur manis maka disarankan untuk memandikan domba terlebih dahulu kemudian di keringkan. Pencukuran dilakukan dengan kondisi keempat kaki domba terikat dan dimulai dari serpihan perut searah kedepan dengan punggung.
- Merawat dan memotong kuku. Cara memotong kuku pada budidaya domba sanggup memakai pahat kayu, gunting, pisau kuku ataupun golok.
- Pemberian vaksinasi dan obat-obatan. Vaksinasi pada budidaya domba dilakukan setiap 6 bulan sekali. Vaksin diberikan pada anak domba dengan cara di suntikan kedalam badan anakan domba tersebut. Anak domba yang diberikan vaksin minimal harus berumur 1 bulan, vaksinasi ke dua pada ketika berumur 2-3 bulan. Vaksin yang biasanya di berikan yaitu berupa vaksin spora (max sterne), vaksin SE (septichaemia dan vaksin AE serum anti Antrak.
- Pemeliharaan kandang. Pemeliharaan sangkar domba dilakukan secara rutin setiap 1 minggu. Pembersihan sangkar budidaya domba mencakup pencucian lantai dan dasar kandang, pembuangan kotoran ke penampungan limbah, pengapuran pada sangkar yang mempunyai kegunaan untuk desinfektan.
Pemanenan
- Hasil utama pada budidaya domba yaitu berupa karkas (daging)
- Hasil komplemen pada ternak domba yaitu bulunya (wool), biasanya dipakai sebagai materi tekstil.
Sebelum domba dipotong, sebaiknya domba tersebut di mandikan dan di keringkan. Sebelum pemotongan kaki domba dicuci sampai higienis supaya karkas yang dihasilkan tidak terkontaminasi oleh kotoran dan bakteri.
Pasca Panen
Stoving
Beberapa teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan pada budidaya domba biar mendapat hasil pemotongan yang baik diantaranya sebagai berikut:
- Sebelum dipotong domba harus dibiarkan istirahat
- Domba harus terbebas dari kotoran dan tanah supaya tidak mencemari karkas
- Pemotongan domba harus dilakukan dengan cepat. Gunakan pisau yang tajam supaya domba sanggup meminimalisir rasa sakit yang diderita oleh domba dan keluarkan darah sampai tuntas.
- Untuk meminimalisir jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar, maka semua proses yang dilakukan harus dirancang sebaik mungkin.
Pengulitan
Supaya kulit domba tidak mengalami kerusakan maka pengulitan domba yang sudah disembelih sanggup memakai kikir atau pisau tumpul. Kulit domba harus higienis dari noda darah, lemak, kotoran dan daging yang masih menempel. Jika sudah simpulan kulit dibersihkan dan jemur kulit domba dengan cara dibentangkan pada suatu alat perentang yang terbuat dari kayu. Penjemuran sebaiknya dilakukan disudut kemiringan 45 derajat.
Pengeluaran jeroan
Setelah pengulitan selesai, visceral atau isi perut yang umumnya di sebut dengan jeroan dikeluarkan. Cara pengeluaran jeroan pada budidaya domba yaitu dengan menyayat dan membelah daging (karkas) pada perut domba.
Pemotongan karkas
Karkas domba dibelah menjadi 2 potongan badan yaitu potongan serpihan kiri dan potongan serpihan kanan. Selanjutnya karkas dipotong-potong lagi menjadi sub-bagian yaitu leher, punggung, rusuk, paha belakang dan paha depan. Setelah itu dipisahkan kembali menjadi beberapa komponen yaitu daging, tulang, lemak dan tendon. Dibutuhkan penanganan yang baik dalam pemotongan karkas pada budidaya domba ini, biar hasil potongan tidak cepat rusak dan untuk menjaga kualitas serta higenitasnya.
artikel terkait domba: Sejarah Perkembangan Ternak Domba Di Indonesia
Keawetan karkas sangat dipengaruhi oleh proses pemotongan, alasannya yaitu penyebaran mikroorganisme dimulai dari ketika proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.
sumber gambar: kabartani, suksesternakkambinngdomba
Sumber https://www.infoagribisnis.com
0 Response to "Pedoman Budidaya Domba Ini Akan Memperlihatkan Anda Hasil Maksimal"
Posting Komentar