Mekanisme Membuka Dan Menutup Stomata
Membuka Dan Menutupnya Stomata
Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga. Sel penjaga mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan menyempitkan atau melebarkan celah diantara kedua sel tersebut. Ketika sel penjaga mengambil air melalui osmosis, sel penjaga akan membengkak. Ketika sel kehilangan air, menjadi lembek, serta mengkerut, sel-sel tersebutakan mengecil secara bersamaan kemudian menutup ruangan diantaranya (Campbell, 2004).
Pada monokotil, berdasarkan Stebbins dan Kush (1961), ada empat tipe stomata.
1. Sel epilog dikelilingi oleh 4 hingga 6 sel tetangga.
2. Sel epilog dikelilingi oleh 4 hingga 6 sel tetangga, 2 diantaranya berbentuk lingkaran dan lebih kecil daripada yang lain, terletak pada ujung sel penutup
3. Sel epilog didampingi oleh 2 sel tetangga
4. Sel epilog tidak mempunyai sel tetangga
(Mulyani, 2006).
Jika dilihat dari hasil pengamatan melalui mikroskop, tipe stomata Pterocarpus indicus ialah benalu dimana terdapat dua sel tetangga yang letaknya sejajar dengan sel penutup. Sementara itu, tipe stomata Codiaeum variegatum ialah benalu lantaran dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang sejajar dengan sel penutup. Dengan demikian, tipe stomata antara Pterocarpus indicus dan Codiaeum variegatum sama-sama parasit.
Pandanus sp. yang merupakan flora monokotil mempunyai 4 hingga 6 sel tetangga (2 diantaranya lebih kecil dan berbentuk bulat) yang mengelilingi sel epilog pada stomatanya. Sedangkan Rhoeo discolor diindikasikan mempunyai 4-6 sel tetangga.
Mekanisme Turgor
Goldsworthy dan Fitter (1992), menyatakan bahwa perubahan dalam ukuran pori-pori stomata disebabkan oleh perubahan dalam kesimbangan turgor antar sel-sel epilog dan sel-sel tetangga atau sel-sel epidermis yang berdekatan. Suatu kenaikan turgor dalam sel penutup, atau suatu penurunan turgor dalam sel tetangga menghasilkan pembukaan stomata melalui gerakan-gerakan menjauhi dinding-dinding antiklinal sel epilog (Fitter, 1992).
Stomata akan membuka kalau tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga. Proses masuknya air tersebut berasal dari tekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Tinggi rendahnya potensial air ini bergantung pada jumlah materi yang terlarut (solute) di dalam cairan sel. Semakin banyak jumlah materi yang terlarut maka potensial osmotik sel akan semakin rendah. Semakin rendah potensial osmotik sel maka semakin rendah pula turgiditas sel. Jika sel bersifat flacid (kendor), stomata akan menutup (Lakitan, 2004).
Heddy, (1990) Stomata akan membuka kalau tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel dengan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah materi yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak materi yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah .Kerapatan uap air diudara tergantung dengan resistensi stomata dan kelembaban nisbih dan juga suku udara tersebut, untuk perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam rongga substomata dianggap 100%. Jika kerapatan uap air didalam rongga substomata sepenuhnya tergantung pada suhu ( Tjitrosoepomo, 1998 ).
Daya hantar secara pribadi dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa goresan pena dipakai beberap istilah resistensi stomata. Dalam kekerabatan ini daya hantar stomata berbanding dengan resistensi stomata ( Cambpell, 2003 ).
Mekanisme Pembukaan Stomata
Stomata pada umumnya membuka pada dikala matahari terbit dan menutup pada dikala hari gelap, sehingga masuknya CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya pada proses pembukaan stomata memerlukan waktu selama satu jam. Stomata juga peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata akan menutup kalau selisih kandungan uap air di udara dan dalam ruang antar sel melebihi kritis (Purwanti, 2008).
Pergerakan pori stomata disebabkan oleh perubahan volume sel penjaga yang diatur oleh keluar masuknya ion K+ dan ion-ion lain dari dan ke sel penjaga selama proses pembukaan dan penutupan stomata. Selain itu cahaya, konsentrasi CO2, kelembaban, dan hormon flora merupakan beberapa faktor yang menghipnotis membuka dan menutupnya stomata. Cahaya menjadikan membukanya stomata sedangkan keadaan gelap sanggup meningkatkan konsentrasi CO2 dan turunnya kelembaban yang berakibat pada tertutupnya stomata. Diantara sekian banyak hormon tumbuhan, ABA (asam absisat) dan auksin merupakan hormon flora yang besar lengan berkuasa pada pergerakan stomata. ABA (asam absisat) menjadikan menutupnya stomata, sedangkan auksin menjadikan terbukanya stomata (Pharmawati, 2008).
Gambar .Kontrol Pembukaan Dan Penutupan Stomata. Pasangan sel penjaga melengkung ke arah atas ketika sel dalam keadaan membengkak. Mikrofibril selulosa pada dinding menahan peregangan dan tekanan
Faktor-faktor lain yang menjadikan membuka dan menutupnya stomata adalaha sebagai berikut :
1. Karbondioksida (CO2)
Pembentukan stomata berkurang kalau kadar CO2 di ruang antar sel bertambah. Jika hasil fotosintesis higienis berkurang kadar CO2 di ruang antar sel meningkat dan tahanan stomata akan meningkat. Sebaiknya kalau fotosintesis higienis meningkat, ruang antar sel akan menjadikan terbukanya ruang antar sel akan menjadikan terbukanya stomata.
2. Cahaya
Pengurangan cahaya menjadikan pembukaan celah stomata berkurang pada kebanyakan tumbuhan. Hal ini tidak tergatung pada balasan stomata terhadap kenaikan CO2 di ruang antar sel akhir penurunan laju fotosinetesis.
3. Suhu
Jika faktor lain dalam keadaan konstan, biasanya stomata akan membuka lebih besar kalau suhu naik.
4. Potensial Air Daun
Pembukaan celah stomata biasanya berkurang kalau potensial air daun menurun. Perubahan pembukaan air biasanya dianggap disebabkan oleh kenaikan kadar absisat yang dihasilkan dalam mesofil dengan lajuyang tinggi atau oleh keduanya pada potensial daun berkurang.
5. Kelembaban
Beberapa jenis flora mengatakan balasan stomata secara pribadi terhadap kelembaban, sehingga kenaikan kelembaban relatif menjadikan celah stomata mengecil.
6. Angin
Pada kebanyakan tumbuhan menaikkan kecepatan angin yang besar sanggup menjadikan stomata menutup.
7. Laju Fotosintesis
Peranan laju fotositesis akan mengurangi pembukaan stomata dan dengan demikian menahan air serta meningkat potensial air melalui pengurangan respirasi. (Purwanti, 2007).
Peran Ca2+ Dalam Mekanisme Pembukaan Stomata
Hormon flora berperan sebagai pengatur kesetimbangan air melalui pengaruhnya terhadap gerakan stomata. Gerakan stomata salah satunya dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi Ca2+ internal. Konsentrasi Ca2+ meningkat mendahului respon stomata terhadap hormon. Hal ini disebabkan lantaran dikeluarkannya Ca2+ dari tempat penyimpanan seluler (Pharmawati, 2008).
Rhutenium red dan procaine merupakan zat yang menghambat pengeluaran Ca2+ dari penyimpanan intraseluler. Pada sel tumbuhan, vakuola mengandung Ca2+ dengan konsentrasi yang tinggi, sehingga dikala kanal ion pada tonoplas terbuka, Ca2+ akan mengalir ke sitoplasma sehingga meningkatkan konsentrasi Ca2+ intraseluler. Rhutenium red akan mengurangi pengeluaran Ca2+ dengan cara menghambat cADP-ribosa yang merupakan mediator pada pengeluaran Ca2+ dari vakuola tumbuhan. Sedangkan procaine bekerja menghambat kanal yang melepaskan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma dengan cara memperpanjang waktu menutupnya kanal ion. Dengan tertutupnya kanal ion maka Ca2+ tidak sanggup dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma ke sitoplasma sehingga konsentrasi Ca2+ intraselluler menjadi rendah. Hal ini menghambat pembukaan stomata oleh auksin (Pharmawati, 2008)
Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa faktor yang sanggup menjadikan membukanya stomata tidak hanya hormon auksin atau faktor-faktor lain yang telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, keberadaan kalsium (Ca2+) juga sanggup menghipnotis terbukanya stomata yang diinduksi oleh auksin (Pharmawati, 2008).
(disunting dari banyak sekali sumber)
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga. Sel penjaga mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan menyempitkan atau melebarkan celah diantara kedua sel tersebut. Ketika sel penjaga mengambil air melalui osmosis, sel penjaga akan membengkak. Ketika sel kehilangan air, menjadi lembek, serta mengkerut, sel-sel tersebutakan mengecil secara bersamaan kemudian menutup ruangan diantaranya (Campbell, 2004).
Pada monokotil, berdasarkan Stebbins dan Kush (1961), ada empat tipe stomata.
1. Sel epilog dikelilingi oleh 4 hingga 6 sel tetangga.
2. Sel epilog dikelilingi oleh 4 hingga 6 sel tetangga, 2 diantaranya berbentuk lingkaran dan lebih kecil daripada yang lain, terletak pada ujung sel penutup
3. Sel epilog didampingi oleh 2 sel tetangga
4. Sel epilog tidak mempunyai sel tetangga
(Mulyani, 2006).
Jika dilihat dari hasil pengamatan melalui mikroskop, tipe stomata Pterocarpus indicus ialah benalu dimana terdapat dua sel tetangga yang letaknya sejajar dengan sel penutup. Sementara itu, tipe stomata Codiaeum variegatum ialah benalu lantaran dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang sejajar dengan sel penutup. Dengan demikian, tipe stomata antara Pterocarpus indicus dan Codiaeum variegatum sama-sama parasit.
Pandanus sp. yang merupakan flora monokotil mempunyai 4 hingga 6 sel tetangga (2 diantaranya lebih kecil dan berbentuk bulat) yang mengelilingi sel epilog pada stomatanya. Sedangkan Rhoeo discolor diindikasikan mempunyai 4-6 sel tetangga.
Mekanisme Turgor
Goldsworthy dan Fitter (1992), menyatakan bahwa perubahan dalam ukuran pori-pori stomata disebabkan oleh perubahan dalam kesimbangan turgor antar sel-sel epilog dan sel-sel tetangga atau sel-sel epidermis yang berdekatan. Suatu kenaikan turgor dalam sel penutup, atau suatu penurunan turgor dalam sel tetangga menghasilkan pembukaan stomata melalui gerakan-gerakan menjauhi dinding-dinding antiklinal sel epilog (Fitter, 1992).
Stomata akan membuka kalau tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga. Proses masuknya air tersebut berasal dari tekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Tinggi rendahnya potensial air ini bergantung pada jumlah materi yang terlarut (solute) di dalam cairan sel. Semakin banyak jumlah materi yang terlarut maka potensial osmotik sel akan semakin rendah. Semakin rendah potensial osmotik sel maka semakin rendah pula turgiditas sel. Jika sel bersifat flacid (kendor), stomata akan menutup (Lakitan, 2004).
Heddy, (1990) Stomata akan membuka kalau tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel dengan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah materi yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak materi yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah .Kerapatan uap air diudara tergantung dengan resistensi stomata dan kelembaban nisbih dan juga suku udara tersebut, untuk perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam rongga substomata dianggap 100%. Jika kerapatan uap air didalam rongga substomata sepenuhnya tergantung pada suhu ( Tjitrosoepomo, 1998 ).
Daya hantar secara pribadi dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa goresan pena dipakai beberap istilah resistensi stomata. Dalam kekerabatan ini daya hantar stomata berbanding dengan resistensi stomata ( Cambpell, 2003 ).
Mekanisme Pembukaan Stomata
Stomata pada umumnya membuka pada dikala matahari terbit dan menutup pada dikala hari gelap, sehingga masuknya CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya pada proses pembukaan stomata memerlukan waktu selama satu jam. Stomata juga peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata akan menutup kalau selisih kandungan uap air di udara dan dalam ruang antar sel melebihi kritis (Purwanti, 2008).
Pergerakan pori stomata disebabkan oleh perubahan volume sel penjaga yang diatur oleh keluar masuknya ion K+ dan ion-ion lain dari dan ke sel penjaga selama proses pembukaan dan penutupan stomata. Selain itu cahaya, konsentrasi CO2, kelembaban, dan hormon flora merupakan beberapa faktor yang menghipnotis membuka dan menutupnya stomata. Cahaya menjadikan membukanya stomata sedangkan keadaan gelap sanggup meningkatkan konsentrasi CO2 dan turunnya kelembaban yang berakibat pada tertutupnya stomata. Diantara sekian banyak hormon tumbuhan, ABA (asam absisat) dan auksin merupakan hormon flora yang besar lengan berkuasa pada pergerakan stomata. ABA (asam absisat) menjadikan menutupnya stomata, sedangkan auksin menjadikan terbukanya stomata (Pharmawati, 2008).
Gambar .Kontrol Pembukaan Dan Penutupan Stomata. Pasangan sel penjaga melengkung ke arah atas ketika sel dalam keadaan membengkak. Mikrofibril selulosa pada dinding menahan peregangan dan tekanan
Faktor-faktor lain yang menjadikan membuka dan menutupnya stomata adalaha sebagai berikut :
1. Karbondioksida (CO2)
Pembentukan stomata berkurang kalau kadar CO2 di ruang antar sel bertambah. Jika hasil fotosintesis higienis berkurang kadar CO2 di ruang antar sel meningkat dan tahanan stomata akan meningkat. Sebaiknya kalau fotosintesis higienis meningkat, ruang antar sel akan menjadikan terbukanya ruang antar sel akan menjadikan terbukanya stomata.
2. Cahaya
Pengurangan cahaya menjadikan pembukaan celah stomata berkurang pada kebanyakan tumbuhan. Hal ini tidak tergatung pada balasan stomata terhadap kenaikan CO2 di ruang antar sel akhir penurunan laju fotosinetesis.
3. Suhu
Jika faktor lain dalam keadaan konstan, biasanya stomata akan membuka lebih besar kalau suhu naik.
4. Potensial Air Daun
Pembukaan celah stomata biasanya berkurang kalau potensial air daun menurun. Perubahan pembukaan air biasanya dianggap disebabkan oleh kenaikan kadar absisat yang dihasilkan dalam mesofil dengan lajuyang tinggi atau oleh keduanya pada potensial daun berkurang.
5. Kelembaban
Beberapa jenis flora mengatakan balasan stomata secara pribadi terhadap kelembaban, sehingga kenaikan kelembaban relatif menjadikan celah stomata mengecil.
6. Angin
Pada kebanyakan tumbuhan menaikkan kecepatan angin yang besar sanggup menjadikan stomata menutup.
7. Laju Fotosintesis
Peranan laju fotositesis akan mengurangi pembukaan stomata dan dengan demikian menahan air serta meningkat potensial air melalui pengurangan respirasi. (Purwanti, 2007).
Peran Ca2+ Dalam Mekanisme Pembukaan Stomata
Hormon flora berperan sebagai pengatur kesetimbangan air melalui pengaruhnya terhadap gerakan stomata. Gerakan stomata salah satunya dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi Ca2+ internal. Konsentrasi Ca2+ meningkat mendahului respon stomata terhadap hormon. Hal ini disebabkan lantaran dikeluarkannya Ca2+ dari tempat penyimpanan seluler (Pharmawati, 2008).
Rhutenium red dan procaine merupakan zat yang menghambat pengeluaran Ca2+ dari penyimpanan intraseluler. Pada sel tumbuhan, vakuola mengandung Ca2+ dengan konsentrasi yang tinggi, sehingga dikala kanal ion pada tonoplas terbuka, Ca2+ akan mengalir ke sitoplasma sehingga meningkatkan konsentrasi Ca2+ intraseluler. Rhutenium red akan mengurangi pengeluaran Ca2+ dengan cara menghambat cADP-ribosa yang merupakan mediator pada pengeluaran Ca2+ dari vakuola tumbuhan. Sedangkan procaine bekerja menghambat kanal yang melepaskan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma dengan cara memperpanjang waktu menutupnya kanal ion. Dengan tertutupnya kanal ion maka Ca2+ tidak sanggup dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma ke sitoplasma sehingga konsentrasi Ca2+ intraselluler menjadi rendah. Hal ini menghambat pembukaan stomata oleh auksin (Pharmawati, 2008)
Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa faktor yang sanggup menjadikan membukanya stomata tidak hanya hormon auksin atau faktor-faktor lain yang telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, keberadaan kalsium (Ca2+) juga sanggup menghipnotis terbukanya stomata yang diinduksi oleh auksin (Pharmawati, 2008).
(disunting dari banyak sekali sumber)
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
0 Response to "Mekanisme Membuka Dan Menutup Stomata"
Posting Komentar