iklan banner

Islam Dan Penanganan Perubahan Iklim Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Tpb) Ke – 13 Penanganan Perubahan Iklim


BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan iklim (climate change) merupakan salah satu dilema yang sedang dihadapi oleh masyarakat dunia pada zaman kini ini. Sebagaimana kita tahu, penyebab terjadinya perubahan iklim ialah lantaran adanya pemanasan global (global warming), yaitu peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi yang terjadi dari tahun ke tahun yang sebagian besar jawaban dari perbuatan manusia. Perubahan iklim ini memengaruhi banyak sekali aspek kehidupan baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Beberapa rujukan jawaban dari pemanasan global yang terjadi diantaranya yaitu mencairnya es di kutub utara dan selatan, meningkatnya permukaan air laut, meningkatnya suhu udara, berubahnya pola perubahan iklim global dan juga cuaca eksrim, yang mengakibatkan rusaknya ekosistem alami di bumi.
Jika dilihat, krisis yang terjadi di alam ini sangat berafiliasi erat dengan krisis spiritual insan itu sendiri, dimana kekuatan spiritual mencerminkan akan sifat, sikap, sikap dan tindakan yang dilakukan oleh manusia. Allah SWT membuat alam semesta ini dengan begitu sangat baik dan semua ciptaan-Nya berada dalam keseimbangan serta menjadikan bumi ini sedemikian rupa hingga gampang bagi insan mencari rezeki-Nya, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Mulk.
Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, yaitu sebagai penguasa yang mengatur segala apa yang ada di muka bumi mirip Tumbuhan, Hewan, Sumber daya alam dan lain sebagainya.  Allah SWT membuat insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At Tin : 4). Dengan bentuk fisik yang tepat dan juga dikaruniai dengan logika dan pikiran yang merupakan potensi luar biasa yang sanggup dikembangkan secara optimal melalui proses pembelajaran. Sehingga, insan bisa membuat suatu teknologi dan inovasi-inovasi lain yang berkhasiat bagi kelangsungan hidupnya. Sebagaimana perannya  sebagai khalifah, insan harus bisa memanfaatkan apa yang ada di muka bumi sebagaimana mestinya dengan cara mirip yang Allah tetapkan.
Jika insan bisa menjalankan semua itu, maka sunnatullah yang menjadikan insan sebagai pemimpin di muka bumi dijalankan dengan baik. Terutama insan yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Namun, dilihat dari keadaan bumi kini tampaknya insan tidak menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah dengan baik. Dapat dilihat dan dirasakan bahwa dari masa kemasa bumi ini mengalami perubahan yang kebanyakan lebih mengarah kepada kerusakan, dimana semakin banyak terjadi tragedi alam, peperangan dan lain sebagainya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran “Telah nampak kerusakan di darat dan di bahari disebabkan lantaran perbuatan tangan manusia, supaya Allah mencicipi kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, biar mereka kembali (ke jalan yang benar)(QS. Ar Rum : 41).
Sebagaimana firman Allah di atas, bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan oleh insan itu sendiri. Manusia yang telah melampaui batas dan tidak mematuhi perintah Allah sehingga Allah menunjukkan peringatan kepada insan supaya kembali ke jalan yang benar. Dalam hal ini sanggup disimpulkan bahwa agama merupakan satu-satunya cara penyelesaian segala permasalahan yang terjadi. Semua itu tertuang didalam Al-Quran, oleh lantaran itu dalam memahami Al-Quran kita dituntut supaya mempunyai ilmu pengetahuan yang banyak/luas mengenai alam sekitar kita, barulah kita bisa mengaplikasikan apa yang ada di dalam Al-Quran tesebut.
Perubahan Iklim memengaruhi banyak sekali aspek kehidupan baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Dalam mamahami apa yang dimaksud dengan perubahan iklim serta apa penyebab dan dampak dari perubahan iklim sering di singgung istilah-istilah pemanasan global, emisi gas rumah beling (GRK), konsumsi energi atau materi bakar dan sebagainya. Untuk itu rumusan dilema yang diangkat dalam makalah ini ialah terkait dengan itu semua.
1.      Apa itu pemanasan global?
2.      Kenapa bisa terjadi pemanasan global? apa penyebab dan dampaknya?
3.      Apa hubungannya pemanasan global dengan perubahan iklim?
4.      Apa saja yang telah terjadi jawaban dari pemanasan global dan perubahan iklim?
5.      Bagaimana kiprah insan sebagai khalifah di bumi dalam mengatasi perubahan iklim?
6.      Apa upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir perubahan iklim?




BAB II

PEMBAHASAN

Pemanasan global secara sederhana sanggup diartikan sebagai insiden meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi (atmosfer, daratan dan laut). Peningkatan tersebut terjadi dari tahun ke tahun, berdasarkan laporan terbaru dari NASA/GISS (2015), bahwa suhu global terus mengalami kenaikan sebesar 0,68oC hingga tahun 2014 (Gambar 1). Selama kurang lebih 10.000 tahun bumi mempunyai suhu yang relatif stabil namun kini sanggup kita rasakan perubahan peningkatan suhu yang sangat signifikan bahkan hanya dalam beberapa dekade saja. Anomali suhu atau juga dikenal dengan penyimpangan suhu ini jauh di atas rata-rata suhu bumi pada kala ke-20. Dilaporkan oleh Hance (2015) bahwa pada tahun 2014 ialah tahun terpanas dalam beberapa milenium terakhir. (Hairiah, Rahayu, Suprayogo, & Prayogo, 2016)
Gambar 1.


Rata-rata perubahan suhu bumi tahunan berdasarkan data pengamatan tahun 1880-2014 (NASA/GISS, 2015)

Para ilmuan menegaskan bahwa pemanasan global terjadi jawaban dari perbuatan manusia. Manusia kurang memikirkan dampak yang ditimbulkan dari aktivitas-aktivitasnya terhadap lingkungan dan keseimbangan ekosistem yang ada di bumi. Aktivitas insan mirip penggunaan materi bakar fosil, penggunaan peralatan rumah tangga yang tidak ramah lingkungan, acara industri dan lain sebagainya. Tentu saja yang akan mencicipi dampak dari itu semua ialah insan juga.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Ar Rum ayat 41 :
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١ 
Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di bahari disebabkan lantaran perbuatan tangan manusi, supaya Allah mencicipi kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, biar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar Rum : 41).
Hasrat insan untuk meningkatkan tarap hidup mendorong insan mengeksploitasi sumber daya alam secara belebihan, sehingga merusak lingkungan dan menimbulkan tragedi alam.
Bumi di selubungi oleh lapisan gas tebal yang berada di atmosfer. Gas tersebut dikenal dengan istilah gas rumah kaca. Gas rumah beling ini tepatnya berada pada lapisan troposfer dengan ketinggian antara 6,2 – 15 km di atas permuakaan bumi dan terdiri dari banyak sekali gas, tiga gas utama yaitu karbon dioksida (CO2), Methana (CH4) dan dinitrogen oksida (N2O). Cara kerjanya mirip mirip rumah beling dimana gelombang panas yang seharusnya dipantulkan oleh bumi keluar angkasa terhalang dan dikembalikan lagi ke bumi oleh gas rumah beling sehingga suhu bumi terus mengalami kenaikan.
Gas-gas tersebut dalam jumlah tertentu tolong-menolong sangat bermanfaat khususnya untuk menunjang kehidupan di bumi lantaran berfungsi untuk menjaga bumi supaya tetap hangat dan layak untuk ditinggali. Namun sebaliknya ketika jumlahnya berlebih dan terus meningkat akan menimbulkan suhu bumi semakin panas yang berdampak pada kerusakan ekosistem alam dan mengancam kehidupan di bumi.
Hal ini semakin terasa ketika dimulainya masa revolusi industri sekitar awal tahun 1800-an. Dimana pada masa tersebut insan banyak menggunakan materi bakar fosil dalam jumlah besar mirip minyak bumi dan kerikil bara. Hal ini tentu menimbulkan meningkatnya kadar senyawa CO2  di atmosfir hasil dari pembakaran materi bakar fosil tersebut. Kenaikan kadar CO2 tersebut terus terjadi hingga dikala ini sehingga suhu bumi terus mengalami kenaikan dan menimbulkan perubahan iklim.
Ozon pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Jerman berjulukan Christian Friedrich Schonbein tahun 1840. Ozon merupakan molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang diberi lambang O3. Ozon berada pada lapisan teratas yang dikenal dengan nama stratosfer, dengan ketinggian sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi.
Lapisan ozon merupakan kepingan penting yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet (UV) yang dipancarkan oleh matahari. Lapisan ozon menyerap radiasi UV-B yang sanggup merusak hampir semua kehidupan, sebelum ia hingga ke permukaan bumi.
Indikasi rusaknya lapisan ozon pertama kali ditemukan sekitar tiga setengah dekade kemudian oleh tim peneliti dari Inggris, British Antarctic Survey (BAS), di Benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil pantauan menyimpulkan bahwa kerusakan ozon di lapisan stratosfer menjadi semakin parah. Semakin besarnya lobang ozon di tempat Kutub Bumi akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan.
Lapisan ozon sanggup dirusak oleh senyawa yang berjulukan chlorofluorcarbon (CFC). Seperti halnya karbon dioksida, CFC juga merupakan gas rumah beling dan berpotensi pada pemanasan global jauh lebih tinggi dibanding karbondioksida. Sehingga akumulasi CFC di atmosfer mempercepat laju pemanasan global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad-abat. Sehingga bantuan CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan perubahan iklim akan berlangsung sangat usang (Andy & dkk, 2007).
Emisi gas rumah beling yang semakin meningkat dikarenakan oleh banyak sekali acara insan diantaranya :
a.       Sektor Kehutanan
Hutan yang merupakan paru-paru dunia jumlahnya semakin berkurang jawaban kegiatan alih fungsi lahan. Hal ini mengakibatkan karbon dioksida yang seharusnya di manfaatkan oleh tumbuhan jumlahnya semakin meningkat, sementara kemampuan hutan dalam mengubah senyawa tersebut menjadi oksigen semakin berkurang. Bahkan seringkali kegiatan tersebut dilakukan dengan cara memperabukan hutan. Hal ini akan menambah jumlah gas rumah terutama gas CO2 dan CH4. Selain itu penebangan hutan secara liar dan berlebihan tanpa melaksanakan reboisasi menambah permasalahan yang sedang dihadapi.
b.      Sektor Industri
Kegiatan industri dikala ini sangat bergantung pada penggunaan materi bakar fosil. Dimana dari pembakaran tersebut dihasilkan gas CO2 yang dilepaskan ke atmosfer. Selain itu sektor industri juga menghasilkan limbah yang berbahaya dan sanggup merusak lingkungan.
c.       Penggunaan Transfortasi
Jumlah penggunaan alat tranfortasi dari tahun ke tahun semakin bertambah, terutama di negara berkembang dikarenakan masih minimnya transfortasi masal. Kepadatan kemudian lintas pun kerap kali terjadi sehingga meningkatkan emisi gas buang mirip CO2, CH4 dan N2O hasil dari pembakaran materi bakar minyak pada kendaraan.
d.      Peralatan Rumah Tangga Yang Tidak Ramah Lingkungan
Penggunaan alat-alat rumah tangga yang tidak ramah lingkungan mirip alat elektronik yang menggunakan energi listrik yang besar, dan peralatan yang menghasilkan senyawa berbahaya mirip Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofluorocarbons (HCFC). Senyawa tersebut sanggup merusak lapisan ozon di atmosfer dan banyak dihasilkan dari penggunaan alat mirip AC, lemari es dan alat pendingin lainnya.
e.       Pertanian
Pemupukan lahan pertanian biasanya dilakukan dengan menambahkan pupuk nitrogen berupa urea dan pemberian kapur yang bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Namun apabila jumlah nitrogen yang diberikan tidak terjangkau oleh akar tumbuhan dalam keadaan tahan berair akan melepaskan gas N2O ke udara.
Selain itu penanaman padi sawah menghasilkan gas CH4 terbesar dari pada kegiatan lainnya dikarenakan adanya penggenangan. Sebagian besar gas yang dihasilkan dialirkan melalui susukan aerenchima dari akar padi, merupakan sumber energi bagi bakteria metanotrop. Besarnya emisi GHG dari kegiatan ini ialah 60% berasal dari pembakaran, pelepasan gas N2O dari kegiatan pemupukan dan CO2 dari proses respirasi tumbuhan dan dekomposisi (pelapukan).(Hairiah, Rahayu, Suprayogo, & Prayogo, 2016)
f.       Peternakan
Peternakan menyumbang emisi gas CH4 yaitu melalui pernapasan dan sendawa binatang terutama sapi. Dan gas N2O lewat produksi kotoran dan urin yang tidak dikelola dengan benar.(Hairiah et al., 2016)
g.      Limbah Rumah Tangga
Semakin meningkatnya jumlah penduduk semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Tumpukan sampah baik organik ataupun anorganik dalam proses pelapukannya akan menghasilkan gas CO2 dan CH4 yang dilepaskan ke udara. Setiap satu ton sampah padat akan menghasilkan sekitar 50 kg gas Methana.
Pemanasan global (global warming) memengaruhi banyak sekali aspek kehidupan, baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Beberapa dampak yang terjadi jawaban dari pemanasan global yaitu :
a.       Suhu bumi bertambah sekitar 4oC sementara curah hujan menurun 20-40% yang menimbulkan kekeringan meningkat sekitar 20% sepanjang tahun. hal ini berdampak pada sektor pertanian dimana jumlah produksi binatang ternak, gandum dan biji-bijian sebagai materi pangan menjadi berkurang, hal ini berdampak juga pada kegiatan ekspor maupun impor sehingga perekonomian pun ikut terancam.
b.      Mencairnya es di kutub utara dan selatan bumi. Kondisi ini akan menimbulkan naiknya permukaan air bahari yang sanggup menimbulkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam. Pemukiman dan segala aktifitas masyarakat yang berada di daerah pesisir terancam. Tidak hanya itu, dengan meningkatnya permukaan air bahari maka maka kapasitas air sungai akan menurun lantaran tercemar oleh air asin dan menimbulkan rusaknya pepohonan di hutan yang akan berlanjut pada peningkatan CO2 di atmosfer dan berdampak berpengaruh terjadinya pemanasan global .
c.       Berkurangnya keanekaragaman hayati. Kekeringan yang terjadi dan meningkatnya suhu udara di bumi menimbulkan sejumlah spesies tidak sanggup bertahan hidup mirip beruang kutub dan anjing bahari yang mempunyai habitat di tempat hirau taacuh ber-es  akibat es di kutub mencair lantaran suhu semakin hangat. Dan masih banyak lagi tumbuhan dan fauna yang terancam punah lantaran tidak bisa bertahan.
d.      Fenomena cuaca ekstrim jawaban dari pemanasan global semakin sering terjadi. Perubahan iklim mengakibatkan iklim sulit diprediksi dan membuat para petani kesulitan memilih animo tanam lantaran hal tersebut. Akibat dari animo tanam yang sulit diprediksi dan juga animo penghujan yang tidak menentu maka animo pruduksi panen pun demikian. Ini berakibat pada menurunnya produksi pertanian sebagai penyedian pangan bagi kehidupan manusia.

Dalam 100 tahun terakhir suhu rata-rata bumi telah menghangat sekitar 0,76­­­oC. Yang sebagian besar pemanasan terjadi dalam 20 tahun terakhir. Peristiwa kenaikan suhu ini berdampak besar bagi iklim global.
Di Indonesia perubahan iklim ditunjukan oleh empat hal, yaitu :
1.      Peningkatan suhu rata-rata per tahunnya sekitar 0,3oC
2.      Curah hujan tahunan cenderung menurun sekitar 2-3%
3.      Berubahnya rata-rata curah hujan, di wilayah kepingan selatan Indonesia cenderung menurun dan di kepingan utara cenderung meningkat
4.      Terjadinya pergeseran animo (penghujan dan kemarau). Pada animo hujan di wilayah selatan Indonesia semakin basah, sedangkan di wilayah utara semakin kering pada animo kemarau (Broer & Faqih, 2004)
Pemanasan global mengakibatkan terjadinya insiden perubahan iklim dunia yang berakibat pada rusaknya ekosistem alam dan mengancam kehidupan di bumi.
Berbagai acara yang dilakukan insan banyak yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Para ilmuan menyatakan bahwa suhu lautan menjadi lebih hangat sejak tahun 1970 dan meyakini bahwa insiden ini disebabkan oleh gas rumah kaca. Kejadian ini berdampak besar bagi kehidupan biota laut, mirip terjadi di kepingan utara Samudra Atlantik dimana binatang hewan mirip ikan, plankton, dan burung bahari telah berpindah mendekati kutub untuk menghindari panas. Di daerah Laut Mediterania banyak spesies binatang bahari yang mati sementara ikan air hangat menyerbu tempat ini. Hal ini tentu sangat berdampak kepada para nelayan yang mencari penghasilan dari menangkap ikan di laut. Wilayah mirip Mediterania, Afrika Tengah dan yang lainnya yang bergantung kepada bahari untuk memenuhi kebutuhan pangan akan mencicipi dampaknya lantaran ikan mereka tidak ada atau berpindah.
Tidak hanya kehidupan di bahari yang mencicipi pemanasan global ini. Kehidupan di darat juga mencicipi dampak dari pemanasan global. Seperti halnya binatang hewan darat yang berada di tempat Eropa, Amerika Utara, Chili dan Malaysia dan di tempat lain telah berpindah dengan rata-rata 17 km ke arah utara atau selatan bumi serta 11 km daerah yang lebih tinggi untuk menghindari panas.
Pemanasan global juga merusak ekosistem bahari mirip terumbu karang. Terumbu karang di dunia banyak mengalami keputihan dan mati. Terumbu yang merupakan rumah bagi 4000 spesies ikan dan merugikan 500 juta orang di dunia yang mengandalkan ekosistem terumbu karang  dengan kerugian sebesar 5 miliar US Dollar per tahun.
Bumi ini ialah sebuah amanah Allah SWT kepada insan sebagai khalifah. Allah membuat insan dalam bentuk yang tepat sebagai mana firman-Nya dalam Al-Quran surat At Tin ayat 4 :
 لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ ٤
Artinya: “sesungguhnya Kami telah membuat insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya”(QS. At Tin : 4).
Tidak hanya kesempurnaan dalam bentuk fisik tetapi insan juga dikaruniai dengan logika dan pikiran serta nafsu sehingga insan bisa berkehendak di muka bumi dan memanfaatkan sumber daya alam yang telah diciptakan oleh Allah.
Sebagaimana peranannya sebagai khalifah di bumi, insan harus bisa menjaga bumi yang merupkan tempat tinggal mereka. Namun lantaran ketamakan dan keserakahan manusia, bumi mengalami perubahan yang condong kepada kerusahan. Sifat dan tindakan insan yang melampaui batas, jauh dari ketaatan akan perintah tuhannya menimbulkan banyak sekali tragedi di bumi yang diakibatkan dari perubahan iklim dan pemanasan global.
Jika dilihat, krisis yang terjadi di alam ini sangat berafiliasi erat dengan krisis spiritual insan itu sendiri, dimana kekuatan spiritual mencerminkan akan sifat, sikap, sikap dan tindakan yang dilakukan oleh manusia. Allah SWT membuat alam semesta ini dengan begitu sangat baik dan semua ciptaan-Nya berada dalam keseimbangan serta menjadikan bumi ini sedemikian rupa hingga gampang bagi insan mencari rezeki-Nya, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Mulk.
ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ طِبَاقٗاۖ مَّا تَرَىٰ فِي خَلۡقِ ٱلرَّحۡمَٰنِ مِن تَفَٰوُتٖۖ فَٱرۡجِعِ ٱلۡبَصَرَ هَل تَرَىٰ مِن فُطُورٖ ٣
Artinya: “(Allah) Yang telah membuat tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kau lihat sesuatu yang tidak seimbang”(QS. Al Mulk : 3).
هُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ ذَلُولٗا فَٱمۡشُواْ فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُواْ مِن رِّزۡقِهِۦۖ وَإِلَيۡهِ ٱلنُّشُورُ ١٥
Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu gampang bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kau (kembali setelah) dibangkitkan”(QS. Al Mulk : 15).
Dalam konferensi The International Islamic Climate Change Shymposium yang berlangsung di Istanbul, Turki (2015).  Para cendikiawan islam dari banyak sekali negara menegaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi dikala ini ialah jawaban perbuatan manusia. Oleh lantaran itu diserukan kepada seluruh umat islam di dunia untuk ikut berperan dalam mengurangi emisi gas rumah beling dan berkomitmen kepada pemanfaatan sember energi terbarukan.
Sebagai kepingan dari warga bumi, umat islam sudah seharusnya berperan aktif dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim sebagaimana yang diamanahkan oleh Allah dengan menerapkan nilai-nilai keislaman sebagai bentuk takwa kepada Allah SWT.
Negara-negara dengan secara umum dikuasai penduduknya beragama islam banyak yang merupakan negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia dan juga pemilik hutan terluas yang jumlahnya terus mengalami penurunan (deforestasi). Deklarasi tersebut menegaskan supaya negara-negara penghasil minyak tersebut menjadi yang terdepan dalam upaya mengurangi emisi gas yang menimbulkan kerusakan lingkungan. Dalam deklarasi tersebut dibahas juga mengenai model bisnis yang berkelanjutan. Komitmen dari setiap negara penghasil minyak tersebut diuji apakah mereka akan membuat langkah-langkah untuk melaksanakan divestasi terhadap industri materi bakar fosil. (UNEP, 2015)
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
Artinya: “Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).
Dalam firman Allah di atas diterangkankan bahwa jin dan insan diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Semua tindakan yang dilakukan oleh insan haruslah diniatkan untuk ibadah dan tentunya semua itu harus sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.
Peran insan sebagai khalifah di bumi Allah yaitu mempunyai kiprah untuk menjaga, mengatur dan melestarikan serta memanfaatkan apa saja yang ada di bumi mirip hewan, tumbuhan dan sumber daya yang lain sebagaimana mestinya sesuai dengan apa yang telah Allah tentukan.
Dalam islam ada bagitu banyak kata-kata mutiara perihal menjaga kebersihan salah satunya yaitu kebersihan sebagian dari keyakinan yang mempunyai makna yang begitu luas perihal kewajiban kita dalam menjaga kebersihan. Selain itu ada salah satu hadist yang menyatakan bahwa:
“Sesengguhnya Allah Ta’ala ialah baik dan menyayangi kebaikan, higienis dan menyayangi kebersihan, mulia dan menyayangi kemuliaan, gemar memberi dan menyayangi kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kau ibarat orang Yahudi (HR. Tirmidzi)" (Almath, 2015).
Selain mensucikan diri insan harus menjaga kebersihan, mulai dari kebersihan badan, rumah, lingkungan dan bumi secara menyeluruh sebagai tempat tinggalnya sebagai bentuk taqwa kita kepada Allah SWT.
Allah SWT juga tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan mirip firman-Nya dalam surat Al Israa ayat 27:
إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا ٢٧
Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu ialah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu ialah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al Israa : 27).
Berkaitan dengan warta pemanasan global dikala ini yang di sebabkan oleh perbuatan insan yang kurang mencerminkan nilai-nilai keislaman mirip tidak menjaga kebersihan dan melaksanakan pemborosan berupa mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan sehingga menimbulkan tragedi dan menimpa insan itu sendiri.
Upaya kita dalam meminimalisir permasalahan perubahan iklim ini bisa dimulai dari diri kita sendiri dengan menanamkan nilai-nilai keislaman dalam setiap perbuatan mirip menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, menghemat penggunaan energi mirip mematikan lampu bila tidak digunakan, menggunakan kendaraan umum atau yang ramah lingkungan, menggunakan peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan dan berenergi rendah dan tidak melaksanakan pemborosan energi.
Menanggapi warta perubahan iklim dalam konferensi The International Islamic Climate Change Shymposium yang berlangsung di Istanbul, Turki (2015) menegaskan supaya setiap negara khususnya negara negara islam penghasil minyak bumi melaksanakan upaya menguragi emisi gas rumah beling dengan tidak bergantung pada minyak bumi dan beralih memanfaatkan sumber energi yang renewable.
Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, kini telah banyak dikembangkan teknologi pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di alam yang sanggup diperbaharui atau melimpah sebagai pengganti sumber energi materi bakar fossil yang sifatnya terbatas di alam.
a)      Solar Power
Panel surya merupakan alat yang mengbah cahaya metahari menjadi energi listrik.  Energi yang dipancarkan oleh matahari 7% merupakan sinar ultraviulet, 47% cahaya tampak dan 46%  sinar inframerah. Energi yang terkandung sekitar 1,4 kW/m2. Dan setiap tahun sekitar 1500 juta TWh dari energi matahari yang mencapai bumi.
b)      Ocean Wave and Tidal Power
Semua bahari mengandung energi berupa gelombang permukaan yang bisa dimanfaatkan oleh perangkat konversi energi gelombang.
c)      Geothermal Power
Sumber daya geothermal sanggup di definisikansecara sederhana sebagai reservoir di dalam bumi dimana panas sanggup di ekstraksi secara hemat dan dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik atau industri lain yang sesuai, aplikasi pertanian atau domestik dalam waktu dekat.
d)      Wind Power
Setiap tahun, sekitar 1,7 juta TWh energi dihasilkan dari angin. Angka tersebut jauh lebih tinggi bahkan bisa jadi hanya sebagian kecil energi angin yang di manfaatkan. Mengambil sebagian catatan asumsi tahun 1991 menempatkan potensial tenaga angin yang sanggup di realisasikan sebesar 53.000 TWh per tahun. Salah satu faktor pembatas utama dalam mengeksploitasi daya angin darat ialah penggunaan lahan yang bersaing. Mengambil sebagian catatan asumsi tahun 1991 menempatkan potensial tenaga angin yang sanggup di realisasikan sebesar 53.000 TWh per tahun.
e)      Hydropower
Teknologi pemanfaatan air untuk membangkitkan energi listrik dikenal dengan Hydroelectric Power atau Hydropower. Cara kerjanya yaitu memanfaatkan arus air untuk memutar turbin. Turbin berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi energi mekanik, poros turbin mengubah generator yang kemidian mengubah energi mekani menjadi energi listrik.
f)       Power From Waste
Pemanfaatan sampah untuk diubah menjadi energi listrik tampaknya menjadi solusi untuk mengurangi sampah yang jumlahnya semakin meningkat sejalan dengan pertambhan popolasi penduduk. Sampah yang sulit terurai di alam ini menimbulkan banyak sekali masalah. Jenis sampah yang tidak bis di daur ulang sanggup di bakar  di dalam tungku incinerator. Energi panas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk memanaskan air dan menghasilkan uap yang dipakai untuk memutar turbin listrik dan dihasikan energi listrik (Breeze et al., 2009).
Bumi ini diciptakan sedemikian rupa oleh Allah supaya gampang untuk insan dalam menjalankan kehidupannya di bumi. Maka dari itu sudah seharusnya insan menjaga dan melestarikan bumi supaya menjadi tempat yang kondusif dan nyaman sebagai tempat tinggal.



BAB III

PENUTUP

Perubahan iklim yang terjadi merupakan jawaban dari perbuatan insan yang secara berlebihan mengeksploitasi sumber daya alam dan kurang memikirkan dampak yang ditimbulkan. Allah SWT membuat alam semesta dan seluruh isinya dengan begitu baik dan berada dalam keseimbangan dan Allah menjadikan insan khalifah di muka bumi untuk beribadah dan memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya serta menjaga kelestarian bumi sebagai tempat tinggalnya.
Allah menurunkan kitab suci Rosul sebagai pedoman bagi insan dalam menjalani kehidupan di bumi. Seperti halnya Al Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk seluruh umat insan di bumi sebagai pembaharuan dari kitab-kitab terdahulu. Di dalam Al Alquran terkandung banyak sekali ilmu pengetahuan mengenai alam semesta, untuk itu dalam memahami kandungan dari Al Alquran kita perlu mempunyai pengetahuan yang sangat luas perihal alam semesta sebelum kita bisa mengaplikasikanya. Alam semesta di sini merupakan keseluruhan ciptaan Allah SWT yang diciptakan bukan sia-sia melainkan mempunyai tujuan dan keuntungannya masing-masing.
Allah membuat insan dengan logika dan pikiran supaya insan bisa berpikir dan berkehendak di bumi. Dan kita sebagai insan boleh saja membuat kemajuan di bumi namun dengan cara mirip yang telah Allah tetapkan. Karena sesungguhnya dampak dari kerusakan yang ditimbulkan akan dirasakan sendiri oleh manusia.
Oleh lantaran itu perlu adanya janji dari seluruh umat insan untuk bergerak bersama melestarikan bumi lantaran ini merupakan kewajiban bersama. (Baharuddin, 2016) Jika insan bisa menjalankan semua itu, maka sunnatullah yang menjadikan insan sebagai pemimpin di muka bumi dijalankan dengan baik. Terutama insan yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Dampak kerusakan lingkungan akan terus terjadi dan tidak pernah putus selama belum ada tindakan untuk mengantisipasinya. Untuk itu kita perlu mengkaji sains dengan lebih serius dan memadukannya dengan agama, artinya sesuai dengan apa yang terkandung di dalam Al-Quran dan Hadits. Karena pada hakikat yang tolong-menolong sains merupakan sebuah kebenaran dan Al-Quran memerlukan pemikiran-pemikiran saintis untuk bisa dipahami dan diaplikasikan. Agama merupakan satu satunya cara untuk merubah sifat dan sikap manusia.


Sumber http://teori-perbab.blogspot.com

0 Response to "Islam Dan Penanganan Perubahan Iklim Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Tpb) Ke – 13 Penanganan Perubahan Iklim"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel