Asam Bagus Purwokerto - Jogja - Solo
Jumat pagi, 5 Agustus 2011, dinginnya minta ampun. Jaket tebal dan sarung tangan abu-abu yang saya pakai tetap aja sanggup ditembus dinginnya embun subuh pagi itu. Berkali-kali saya mengusap kedua tanganku untuk mencari kehangatan dan sempat saya menyelipkan kedua tanganku di tangan ibuku, tapi hasilnya nihil, menggigil tetep ada.
Hari ini ialah perjalananku ditemani ayahku ke Jogja, ke Y Jalan Z Jogjakarta untuk mengambil kartu X. Walau hari sebelumnya sempat terjadi insiden hilangnya tanda bukti formulir registrasi di rumahku, dimana jikalau tidak ada tanda bukti itu saya tidak sanggup mengambil kartu X di Jogja. Bingung, cemas, takut, lemas bercampur jadi satu ketika itu, saya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dan atas saran kakakku, saya disuruhnya pergi ke ke polsek terdekat untuk mengurus surat kehilangan barang. Secepat mungkin saya pun pribadi mengurusnya ke polsek terdekat dan tak hingga 10 menit surat itu selesai saya urus.
Hari ini ialah perjalananku ditemani ayahku ke Jogja, ke Y Jalan Z Jogjakarta untuk mengambil kartu X. Walau hari sebelumnya sempat terjadi insiden hilangnya tanda bukti formulir registrasi di rumahku, dimana jikalau tidak ada tanda bukti itu saya tidak sanggup mengambil kartu X di Jogja. Bingung, cemas, takut, lemas bercampur jadi satu ketika itu, saya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dan atas saran kakakku, saya disuruhnya pergi ke ke polsek terdekat untuk mengurus surat kehilangan barang. Secepat mungkin saya pun pribadi mengurusnya ke polsek terdekat dan tak hingga 10 menit surat itu selesai saya urus.
Empat jam sudah, balasannya saya hingga di depan Gedung Y. Pertama, saya mengurus surat pernyataan kehilangan formulir pendaftaran. Aku menengok ke map orang lain. Eh, foto 4x6??? Aku ngga bawa nih. Ya, Tuhan... Aku bawanya yang 3x4 doang. Dag dig dug dag dig dug. Aku terang panik, masa harus ke Purwokerto lagi. Ingin nangis waktu itu. Tapi, untung aja kata petugasnya, jikalau pakai surat kehilangan barang, ngga perlu foto 4x6. Wushhh... Kaya ada angin lewat, panik saya pribadi ilang.
Kedua, saya mengambil nomor antrian.
Ketiga, ini nih yang buat saya sebel, gres aja di depan pintu masuk ambil X, saya disuruh Pak Satpam ganti sepatu. Aku bilang saya dari luar kota Pak jadinya ngga sanggup balik. Eh, disuruh pinjam orang lain. Waduh... Gimana ini??? Eh, Meme udah pulang belum ia? Untung aja, sahabat sekolahku Meilda masih belum pulang. Walau malu, tapi keterpaksaan yang buat saya meminjam sepatunya. Yaa.. Daripada pinjam orang lain.
Pengambilan X berjalan lancar. Sepatu saya kembalikan. Sekarang tinggal cari kost-kostan untuk menginap sehari sebelum tes tanggal 21 nya. Yah, yang namanya ngga pakai kendaraan pribadi terpaksa jalan kaki siang panas gini. Eh iya, di perjalanan cari kost-kostan, saya berkenalan dengan anak Gombong namanya Ida dan anak Ngawi namanya Ikhrom. Mereka juga lokasi tesnya bareng dengan aku. Jujur aja, ya saya ngga sanggup dekat sama mereka berdua, yang satu pendiem yang satu banyaomong + bicaranya pakai logat Ngawi, mana saya sanggup nyambung. Ditambah lagi, kok sanggup ya anaknya pendiem kalem manis, ibunya banyaomong bicaranya keras banget, galak.
Lima menit perjalanannya, tapi serasa satu jam. Kost-kostan putri dengan tembok tinggi yang ditunjuk orang bengkel itu jalannya ngeri, jalannya seolah-olah ke pedalaman, berdebu, gersang, banyak pohon tumbang. Berbeda dengan kost-kostannya yang bersih, maksudku higienis itu, ngga ada barang sama sekali di kamar kost-kostan putri itu, ngga ada daerah tidur, dingklik dan lain-lain. Kecewa sih waktu pertama melihat ruangannya, tapi kata yang empunya kost-kostan, nanti akan diberi kasur lipat, muat kok untuk tiga orang.
Setelah lobi dengan yang empunya, kami setuju menginap di kost-kostannya selama sehari semalam dengan kocek sebesar A ribu.
Males nulis. Hahay. Isi-isi blog doang :P
0 Response to "Asam Bagus Purwokerto - Jogja - Solo"
Posting Komentar