iklan banner

Pembibitan Teh

Pembibitan teh merupakan proses awal untuk mendapat hasil yang maksimal. Bibit tumbuhan teh sanggup kita peroleh di tumbuhan perkebunan pemerintah atau dari petani teh. Tetapi sanggup juga kita bibitkan sendiri dengan cara membiarkan tumbuhan teh hidup dengan rimbun tanpa dipoyong, nantinya akan mengeluarkan biji yang sanggup kita ambil untuk pembibitan.
Biji-biji teh harus disortir sebelum dijadikan bibit, biasanya biji yang buruk ibarat biji bekas diserang kepik biji dengan ciri permukaan biji berbintik-bintik dengan warna coklat muda, dan keadaan biji yang telah lapuk atau bau sebab diserang jamur atau sebab bekas luka-luka.
Sebelum tahun 1985, di Pagilaran dilakukan pembibitan tumbuhan teh (Camelia sinensis) secara generatif. Pembibitan generatif yaitu perkembangbiakan tumbuhan dengan peleburan gamet jantan dan betina. Karena dalam prosesnya terjadi kombinasi gen, maka tumbuhan teh hasil perbanyakan generatif menjadi tidak seragam. Tanaman unggul belum tentu menghasilkan tumbuhan teh gres bersifat unggul. Setelah tahun 1985, yaitu dengan adanya teknologi dalam perbanyakan tanaman, maka tumbuhan teh muai dibudidayakan dan diperbanyak secara vegetatif (tanpa pelebran sel gamet), sehingga sifat anakan tumbuhan teh sama dengan induknya.
Perbanyak teh secara generative maupun secara vegetative. Pada perbanyakan secara generative dipakai materi tanam asal biji, sedangkan perbanyakan secara vegetative dipakai materi tumbuhan asal setek berupa klon. Biji yang baik ditandai dengan beberapa ciri, antara lain:
a)    Kulit biji berwarna hitam dan mengkilap.
b)    Berisi penuh, dengan isi biji berwarna putih.
c)     Mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada air, sehingga apabila dimasukkan kedalam air akan tenggelam.

d)    Mempunyai bentuk dan ukuran yang normal.
e)     Tidak terjangkit penyakit, cendawan ataupun kepik biji.
Biji yang dipungut untuk dijadikan benih ialah biji yang telah jatuh ke tanah, dikumpulkan secara teratur setiap hari, benih yang dipakai ialah benih yang baik. Sebaiknya biji segera disemai sebab daya kecambah biji teh cepat menurun dan biji teh gampang menjadi busuk.
1.    Penyemaian biji
Persiapan lahan untuk persemaian harus dilaksanakan 6 bulan sebelum penyemaian benih. Tanah dibersihkan dan dicangkul sedalam 30 cm, ke-mudian dibentuk bedengan. Diantara bedengan dibentuk kanal drainase untuk membuang kelebihan air. Bedengan diberi atap naungan miring timur-barat dengan sudut kemiringan 300. Pengecambahan biji dimaksudkan untuk memperoleh biji yang tumbuh seragam dan serempak sehingga memudahkan pemindahannya ke persemaian bibit atau ke kantong plastik.
2.    Pemeliharaan dipersemaian bibit asal biji
Untuk memperoleh bibit yang baik, yang tumbuh subur dan sehat serta terhindar dari gangguan hama dan penyakit, bibit dipersemaian harus dijaga dengan baik.
Pemeliharaan bibit terdiri atas:
1.      Penyiraman
2.      Penyulaman
3.      Penyiangan
4.      Pemupukan
5.      Pengendalian hama dan penyakit
6.      Pengaturan naungan
3.      Pemindahan bibit ke lapangan
Setelah bibit berumur dua tahun, benih yang mempunyai ukuran lebih besar dari pensil, sanggup dibongkar untuk dipindahkan ke kebun.

Cara pembongkaran bibit ialah sebagai berikut:
a.    Dua ahad sebelum bibit dibongkar, batang dipotong setinggi 15-20 cm dari permukaan tanah.
b.    Bibit dibongkar dengan cara mencangkul tanah disekitar bibit sedalam 60 cm, selanjutnya dicabut dengan hati-hati, akar tunggang dan akar se-rabut yang terlalu panjang sanggup dipotong.
c.    Bibit ini disebut bibit stump, yang sebaiknya ditanam segera pada hari itu juga di kebun yang telah dipersiapkan.
d.    Bibit yang ukuran batangnya lebih kecil dari pensil sebaiknya tidak di-gunakan.

Perbanyakan Tanaman Teh Secara Stek
Pertanaman teh diarahkan pada cara memperoleh produksi yang tinggi dan mantap, sehingga perusahaan perkebunan teh menjadi lebih efisien. Hal ini sulit dicapai apabila dipakai materi tanam asal biji. Karena biji merupakan hasil per-silangan yang sanggup menimbulkan perubahan sifat pada keturunannya.
Pembibitan memakai stek merupakan cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah yang banyak, dan jenis klon yang di-tentukan sanggup dipastikan sifat keunggulannya sama dengan induknya. Untuk memperoleh hasil pembibitan setek berupa setek bibit yang baik, dibutuhkan adanya perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan yang baik dan sempurna waktu.
Dalam pembibitan tumbuhan teh, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu:
a)    Pemilihan Lokasi Lokasi yang dipilih ialah berdrainase baik dan erat dengan kebun yang akan ditanam, supaya lebih gampang melaksanakan pengangkutan Membuat naungan. Naungan kolektif dibentuk dengan tinggi 2 meter di tas tanah, sedangkan luas bangunannya tergantung pada kebutuhan bibit atau luasan tanam.
b)    Persiapan media tanam Top soil dan sub soil secara terpisah diayak dengan ayakan kawat beriameter 0.5-1 cm, supaya bebas sisa kotoransampah, atau batu. Kemudian campur media dengan pupuk sesuai dengan takaran anjuran. Jika pH tanah masam perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Kemudian isi ke dalam polybag 1/3 sub soil dan 2/3 top soil.

Tahap Pembibitan
1.Perencanaan Pembibitan :
Pembibitan dibentuk dengan cara menghitung mundur dari masa tanam hingga tumbuhan dipindahkan ke lapangan yang diadaptasi dengan isu terkini hujan. Pembibitan dimulai pada 8-12 bulan sebelum pindah tanam dan pemangkasan induk dilakukan 5 bulan sebelum stek ditanam.
2.Pembuatan bangunan:
Bangunan pembibitan merupakan daerah naungan kolektif bibit, sekaligus mempunyai kegunaan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang mengenai bibit sekitar 25-30%. Bangunan penyimpan bibit ini terbuat dari bambu dengan ketinggian 1,5-2 meter, jarak antar tiang 3m x 3m atau 3m x 4m, atapnya terbuat dari anyaman bambu, ilalang, fishnet, pelepah daun kelapa, dan daun paku. atap bangunan naungan lebih dibentuk dari materi organik yang berasal dari alam sebab tidak ada residu yang disisakan dari proses pembibitan ini. bahanorganik sanggup diolah menjadi kompos, sementara kalau memakai materi sintetis perlu diadakan penanggulangan sampah khusus.
3.Penanaman Stek
o    media tanam tersusun atas tanah topsoil dan subsoil. Topsoil sekitar 2/3 kepingan (di kepingan dasar polybag) dan subsoil sekitar 1/3 kepingan polybag (diatas topsoil). Tujuannya ialah supaya nutrisi tanah topsoil yang subur tidak hilang dikala penyiraman, dan sanggup juga mengurangi pertumbuhan gulma sebab gulma akan hidup di subsoil yang kurang subur.
o    pH tanah yang ideal untuk pembibitan teh yaitu sekitar 4,5-5,5.
o    untuk mengendalikan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) ibarat jamur, basil dan nematoda, media tanam harus difumigasi terlebih dahulu. hal ini terutama akan besar lengan berkuasa pada akar tumbuhan teh.
o    sehari sebelum ditanam, polybag disiram dengan air tergantung kekeringan tanahnya. Standarnya 10 liter untuk 200 polybag.
o    sebelum ditanam, tangkai setek dicelupkan ke dalam larutan fungisida  (Dhitane 0,2%) selama 1 menit untuk melindungi setek dari gangguan jamur selama penyungkupan.
o    setek ditancapkan ke media tanam dengan kemiringan 60 derajat dan kedalaman sekitar 2-3 cm, tanah disamping setek dipijit dengan dua jari supaya batang setek kokoh dan menyatu dengan tanah.
o    bibit yang telah disusun kemudian disemprot dengan Dhitan M-45 0,1% memakai knapsack sprayer.
o    tanaman/ setek tumbuhan teh disungkup dengan plastik polythen sheet untuk mengurangi penguapan di awal pertumbuhan.tanaman teh yang telah disungkup tidaj boleh dibuka selama 3-4 bulan, kecuali bila tanahnya mulai kering atau ada gangguan hama penyakit. Kalaupun sungkup dibuka, segera tutup kembali supaya kelembaban dalam sungkup tidak hilang.
         
Pembuatan Naugan Bibit Tanaman Teh
Pembuatan naungan pembibitan
•    Ukuran naungan pembibitan ialah 20 x 25 m dengan tinggi 2,5 m, tergantung pada kebutuhan
•    Setengah bedengan terbuat dari bilik dan kepingan atasnya ditutup jarang atau ibarat gedeg rumah yang terbuat dari pelepah kelapa sawit. Sementara tiang terbuat dari bambu
•    Pasang reng bambu di kepingan atas bangunan ini dan tutup dengan gedeg yang terbuat dari pelepah kelapa saeit sehingga cahaya matahari yang masuk sekitar 25% pada 3-4 bulan pertama.
•    Lebar bedengan 90-100 cm, tinggi 15 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan. Dalam satu bedengan sanggup menampung 300-500 tanaman.
•    Rangka sungkup terbuat plastik bewarna putih dengan tinggi lengkungan 70-80 cm, dengan panjang sungkup 6-7 m, sungkup lebih pendek lebih baik. Sungkup berfungsi menjaga kelembaban bibit tumbuhan teh supaya tidak terjadi penguapan, jangan hingga udara masuk supaya terhindar dari hama dan penyakit dan keadaan lingkungan.
•    Ketika disungkup 2-3 kalau terdapat embun maka sudah baik untuk pembibitan.
           Bibit yang sudah disungkup kemudian dilatih, atau memasuki proses aklimatisasi dimana bibit akan diberi cahaya matahari yang berangsur-angsur mendekati intensitas yang tinggi. Pada usia 5 bulan sungkup dibuka pada tahapan banyak tumbuhan yang tidak berhasil, keberhasilannya sangat kecil untuk itu dibutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya, sebab tidak semua orang sanggup melaksanakan teknik ini.
    Pembibitan dilakukan selama 12 bulan ( 1 tahun ), bibit tumbuhan teh sanggup dipindahkan kelapangan bibit juga harus disortir. Secara visual bibit yang sudah siap dipindahkan kelapangan ialah sebagai berikut :
-       Daun sudah mencapai 4-5 helai
-       Tinggi bibit 20-30 cm
-       Batang terlihat baik dan tumbuh optimal ( seragam )
Bibit sudah siap untuk dibawah kelapangan kemudian ditanam. Jarak tanam yang dipakai ialah 60 x 140 x 100 cm.

OLEH :
NURSIA (G111 11 906)
NUR AFNI (G111 11 368)
REIN DENIS HUTAPEA (G111 11 361)
Jurusan Budidaya Pertanian Fak.Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar


Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com

0 Response to "Pembibitan Teh"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel