Makalah Sifat Fisik Pada Buah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan-bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu dibutuhkan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran materi hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Dalam dunia industri penanganan hasil pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam proses pasca panen penanganan ini sanggup dilakukan dengan teknik grading atau sortase sehingga dibutuhkan pengetahuan perihal karakteristik materi tersebut, selain itu dalam penanganan hasil pertanian dibutuhkan juga beberapa alat dan mesin yang sanggup mempermudah proses penanganan. Mesin-mesin yang akan di buat menurut karakteristik dari materi itu sendiri khususnya memperhatikan karakteristik hasil pertanian dari sisi bentuk.
Konsumen tertentu mempunyai penerimaan tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, dibutuhkan pengetahuan perihal karakteristik etika sifat teknik materi hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Oleh alasannya itulah kami melaksanakan praktikum mengenai karakteristik fisik materi hasil pertanian untuk penjabaran standar bentuk dan ukuran produk hasil pertanian.
B.RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sifat fisik hasil pertanian.?
Metode untuk mengetahui sifat fisik pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
Tiap-tiap buah dan sayur mempunyai sifat fisik yang berbeda. Perbedaan tingkat kematangan juga mengakibatkan berbedanya sifat fisik dan kimia. Sifat fisik buah dan sayur sangat penting dalam sortasi dan pengkelasan (grading). Seringkali sortasi dan pengkelasan mutu buah dan sayur biasanya di menetapkan secara objektif dan kuantitatif.
Sifat fisik buah dan sayur yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari, sifat-sifat fisis ini diamati secara subjektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif dengan memakai timbangan. Sedangkan uji coba kimia sanggup dilakukan terhadap pH, total asam, padatan terlarut (soluble solid) dan vitamin C.
Pada pematangan buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan fisik dan kimia yang mencakup perubahan-perubahan:
1.Turgor sel yang berperan pada pengempukan buah dengan menurunnya protopektorin dan meningkatnya pektin.
2.Karbohidrat, yang tingkat perubahannya dibedakan antara buah-buahan dengan kandungan pati tinggi, buah-buahan dengan kandungan pati rendah, sayuran dengan kandungan pati tinggi, dan sayuran dengan kandungan pati rendah.
3.Gula sederhana yang mencakup glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
4.Protein, yang pada pematangan berkaitan dengan proses respirasi, yang mana pencegahan sintesis protein sanggup menghambat prosesklimakterik.
5.Pigmen, terutama pada pigmen klorofil, antosianin dan karotenoid.
6 Senyawa lainnya:
a. turunan fenol, ibarat tanin yang memberi rasa sepat pada buah
b. asam organik dan kaitannya dengan buah klimakterik dan non klimakterik
Perubahan turgor disebabkan lantaran komposisi dinding sel berubah biasanya “firmness” dari buah menjelma lunak apabila buah menjadi masak, secara kimiawi, susunan dinding sel ialah sangat komplek. Tetapi pada umumnya dinding sel terdiri dari selulosa, hemiselulosa, zat pektin dan lignin.
Selulosa ialah glukosa yang membentuk polimer panjang dan linear. Dipandang dari sifat kimianya, selulosa sangat berbeda dengan pati. Secara kimia hemiselulosa sama dengan selulosa, hanya pada selulosa polimer dari gula-gulanya sangat heterogen (Anonim, 2002)
Beberapa buah-buahan mengalami keempukan sehabis panen, bahwasanya mengapa hal tersebut harus mengalami hal ibarat itu. Salah satunya ialah pada penyimpanan selama empat bulan sanggup mengakibatkan buah apel menjadi empuk, sedangkan perubahan selulosa tidak terlalu besar, tetapi hemisalulosa dan protopektin berubahnya besar sekali. Peranan kedua ini sangat penting dalam pengempukkan buah. Kesimpulannya ialah pektin yang tidak larut (protopektin) menurun jumlahnya, dan pektin yang “hilang” tersebut nampaknya dirubah menjadi pektin yang sanggup larut,terbukti dengan meningkatnya pektin (winarno, 2002)
Penyebab dari menurunnya nilai gizi pada buah ini sanggup disebabkan lantaran banyak sekali hal. Salah satu penyebabnya ialah para petani kini ini lebih suka menentukan bibit tumbuhan yang sanggup menunjukkan hasil yang banyak, dibanding hasil yang sedikit tetapi dengan mutu yang lebih baik.(Anonim, 2002)
FAKTOR MEMPENGARUHI PEMATANGAN BUAH
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pematangan Buah-buahan dan Sayuran Respirasi atau pernafasan ialah suatu proses pertukaran gas yang melibatkan proses metabolisme perombakan senyawa makromolekul (karbohidrat, protein, lemak) menjadi CO2, air dan sejumlah energi. Dikenal adanya proses klimakterik yang berkaitan dengan pematangan buah, sehingga dibedakan buah-buahan klimakterik dan buah-buahan nonklimakterik. Beberapa faktor yang mensugesti respirasi dikelompokkan ke dalam faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Yang mensugesti pematangan buah-buahan dan sayuran ialah kelayuan. Kelayuan merupakan proses normal pada tumbuhan yang terjadi lantaran mobilisasi zat-zat makanan untuk pertumbuhan biji atau buah. Beberapa hormon pada tumbuhan sanggup menghambat atau mempercepat proses kelayuan. Di samping respirasi dan kelayuan, etilen merupakan hormon tumbuhan, yang dipengaruhi oleh hormon lainnya dan cahaya. Selain pada pematangan, etilen juga besar lengan berkuasa pada percabangan, kelayuan daun, perakaran, perbungaan, dan pertunasan. Aktivitas etilen dipengaruhi oleh suhu, hormon auksin, metalo-enzim, O2 dan CO2. (Anonim, 2005)
Untuk mengetahui sifat fisik buah dan sayur cukup hanya dengan mengamati ukuran, bentuk, tekstur, struktur, warna dan penampakan, sedangkan untuk mengetahui sifat kimia ialah dengan cara menguji materi tersebut dengan materi kimia sesuai dengan kandungan buah tersebut ibarat iod 0,01 N, NaOH 0,1, dan kanji 1%, lugol, pektin dll maka akan mengalami perubahan warna yang nanti akan diketahui kandungan materi tersebut dengan lar IOD 0,01 N berubah warna menjadi biru keungu-unguan, hal ini mengambarkan bahwa didalam buah tersebut terdapat kandungan vit C., alat-alat yang digunakan sanggup berupa Refraktometer untuk mengetahui padatan terlarut, pH meter untuk menghitung kandungan pH.
Penggunanan refraktometer yaitu dengan mengambil setetes sampel yang diletakan diatas beling pengamatan jika diamati ada dua cuilan lensa yang pertama agak lebih jelas dan yang diatas agak diadaptasi dangan bonggol pengatur sampai nilai yang keluar pas ditengah-tengah tanda X yang membagi dua cuilan dengan demikian pada materi yang diamati yaitu buah mangga maka didapati padatan terlarutnya yaitu 5 brix yaitu satuan untuk mengukur padatan terlarut.
Penggunaan NaOH didalam titrasi filtrat yang asam digunakan lantaran NaOH(titrasi) haruslah yang bersifat basa. Sedangkan penggunaan indikator phenolphthalein ialah untuk menyesuaikan/ bergantung pada kuat relatif asam dan basa yang dilakukan dalam titrasi.
Perbandingan yang didapat dengan diambil dalam bentuk kesimpulan ialah semakin matang buah mangga yang damati maka semakin besar kandungan vitamin C nya hal ini dibuktikan antara kelompok lima dengan kelompok dua yang sama-sama mengambil sampel buah mangga yang hanya beda tingkat kematangannya maka kandungan vitamin C kelompok dua yang mengambil sampel mangga yang lebih matang, lebih tinggi yaitu 27,28 sedangkan kelompok lima 2,045, sedangkan nilai pH ialah kebalikannya yaitu kelompok lima lebih rendah pH nya yang berarti lebih asam yaitu bernilai 2,82 untuk kelompok lima dan 3,37 untuk kelompok dua, ini terbukti bahwa mangga yang lebih matang akan berkurang keasamannya artinya lebih elok lantaran kandungan pati dan glukosanya meningkat.
BAB III
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Pada pematangan buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan fisik dan kimia yang mencakup perubahan-perubahan:
1.Turgor sel yang berperan pada pengempukan buah dengan menurunnya protopektorin dan meningkatnya pektin.
2.Karbohidrat, yang tingkat perubahannya dibedakan antara buah-buahan dengan kandungan pati tinggi, buah-buahan dengan kandungan pati rendah, sayuran dengan kandungan pati tinggi, dan sayuran dengan kandungan pati rendah.
3.Gula sederhana yang mencakup glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
V.II Saran
Untuk kelancaran praktikum hendaknya para praktikan selalu membawa perlengkapan yang selalu digunakan dalam praktikum, alat-alat yang sedang digunakan harus dijaga dengan hati-hati lantaran sebahagian alat praktikum itu gampang rusak dan pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Pengawetan Buah-buahan Segar .http://pustaka ut.ac.id/learning php ? m = learning 2 dan id = 246 (September 2002)
Anonim. 2007.gizi buah dan sayur. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 19 januari 2007)
Anonim. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pematangan Buah-buahan danSayuran.http://mhmdfsl.blogspot.com/2005_09_01_archive.html/,http://19bee.blogspot.com/,\h
Winarno.2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura.M- Brio Press: bogor.
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan-bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu dibutuhkan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran materi hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Dalam dunia industri penanganan hasil pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam proses pasca panen penanganan ini sanggup dilakukan dengan teknik grading atau sortase sehingga dibutuhkan pengetahuan perihal karakteristik materi tersebut, selain itu dalam penanganan hasil pertanian dibutuhkan juga beberapa alat dan mesin yang sanggup mempermudah proses penanganan. Mesin-mesin yang akan di buat menurut karakteristik dari materi itu sendiri khususnya memperhatikan karakteristik hasil pertanian dari sisi bentuk.
Konsumen tertentu mempunyai penerimaan tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, dibutuhkan pengetahuan perihal karakteristik etika sifat teknik materi hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Oleh alasannya itulah kami melaksanakan praktikum mengenai karakteristik fisik materi hasil pertanian untuk penjabaran standar bentuk dan ukuran produk hasil pertanian.
B.RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sifat fisik hasil pertanian.?
Metode untuk mengetahui sifat fisik pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
Tiap-tiap buah dan sayur mempunyai sifat fisik yang berbeda. Perbedaan tingkat kematangan juga mengakibatkan berbedanya sifat fisik dan kimia. Sifat fisik buah dan sayur sangat penting dalam sortasi dan pengkelasan (grading). Seringkali sortasi dan pengkelasan mutu buah dan sayur biasanya di menetapkan secara objektif dan kuantitatif.
Sifat fisik buah dan sayur yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari, sifat-sifat fisis ini diamati secara subjektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif dengan memakai timbangan. Sedangkan uji coba kimia sanggup dilakukan terhadap pH, total asam, padatan terlarut (soluble solid) dan vitamin C.
Pada pematangan buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan fisik dan kimia yang mencakup perubahan-perubahan:
1.Turgor sel yang berperan pada pengempukan buah dengan menurunnya protopektorin dan meningkatnya pektin.
2.Karbohidrat, yang tingkat perubahannya dibedakan antara buah-buahan dengan kandungan pati tinggi, buah-buahan dengan kandungan pati rendah, sayuran dengan kandungan pati tinggi, dan sayuran dengan kandungan pati rendah.
3.Gula sederhana yang mencakup glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
4.Protein, yang pada pematangan berkaitan dengan proses respirasi, yang mana pencegahan sintesis protein sanggup menghambat prosesklimakterik.
5.Pigmen, terutama pada pigmen klorofil, antosianin dan karotenoid.
6 Senyawa lainnya:
a. turunan fenol, ibarat tanin yang memberi rasa sepat pada buah
b. asam organik dan kaitannya dengan buah klimakterik dan non klimakterik
Perubahan turgor disebabkan lantaran komposisi dinding sel berubah biasanya “firmness” dari buah menjelma lunak apabila buah menjadi masak, secara kimiawi, susunan dinding sel ialah sangat komplek. Tetapi pada umumnya dinding sel terdiri dari selulosa, hemiselulosa, zat pektin dan lignin.
Selulosa ialah glukosa yang membentuk polimer panjang dan linear. Dipandang dari sifat kimianya, selulosa sangat berbeda dengan pati. Secara kimia hemiselulosa sama dengan selulosa, hanya pada selulosa polimer dari gula-gulanya sangat heterogen (Anonim, 2002)
Beberapa buah-buahan mengalami keempukan sehabis panen, bahwasanya mengapa hal tersebut harus mengalami hal ibarat itu. Salah satunya ialah pada penyimpanan selama empat bulan sanggup mengakibatkan buah apel menjadi empuk, sedangkan perubahan selulosa tidak terlalu besar, tetapi hemisalulosa dan protopektin berubahnya besar sekali. Peranan kedua ini sangat penting dalam pengempukkan buah. Kesimpulannya ialah pektin yang tidak larut (protopektin) menurun jumlahnya, dan pektin yang “hilang” tersebut nampaknya dirubah menjadi pektin yang sanggup larut,terbukti dengan meningkatnya pektin (winarno, 2002)
Penyebab dari menurunnya nilai gizi pada buah ini sanggup disebabkan lantaran banyak sekali hal. Salah satu penyebabnya ialah para petani kini ini lebih suka menentukan bibit tumbuhan yang sanggup menunjukkan hasil yang banyak, dibanding hasil yang sedikit tetapi dengan mutu yang lebih baik.(Anonim, 2002)
FAKTOR MEMPENGARUHI PEMATANGAN BUAH
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pematangan Buah-buahan dan Sayuran Respirasi atau pernafasan ialah suatu proses pertukaran gas yang melibatkan proses metabolisme perombakan senyawa makromolekul (karbohidrat, protein, lemak) menjadi CO2, air dan sejumlah energi. Dikenal adanya proses klimakterik yang berkaitan dengan pematangan buah, sehingga dibedakan buah-buahan klimakterik dan buah-buahan nonklimakterik. Beberapa faktor yang mensugesti respirasi dikelompokkan ke dalam faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Yang mensugesti pematangan buah-buahan dan sayuran ialah kelayuan. Kelayuan merupakan proses normal pada tumbuhan yang terjadi lantaran mobilisasi zat-zat makanan untuk pertumbuhan biji atau buah. Beberapa hormon pada tumbuhan sanggup menghambat atau mempercepat proses kelayuan. Di samping respirasi dan kelayuan, etilen merupakan hormon tumbuhan, yang dipengaruhi oleh hormon lainnya dan cahaya. Selain pada pematangan, etilen juga besar lengan berkuasa pada percabangan, kelayuan daun, perakaran, perbungaan, dan pertunasan. Aktivitas etilen dipengaruhi oleh suhu, hormon auksin, metalo-enzim, O2 dan CO2. (Anonim, 2005)
Untuk mengetahui sifat fisik buah dan sayur cukup hanya dengan mengamati ukuran, bentuk, tekstur, struktur, warna dan penampakan, sedangkan untuk mengetahui sifat kimia ialah dengan cara menguji materi tersebut dengan materi kimia sesuai dengan kandungan buah tersebut ibarat iod 0,01 N, NaOH 0,1, dan kanji 1%, lugol, pektin dll maka akan mengalami perubahan warna yang nanti akan diketahui kandungan materi tersebut dengan lar IOD 0,01 N berubah warna menjadi biru keungu-unguan, hal ini mengambarkan bahwa didalam buah tersebut terdapat kandungan vit C., alat-alat yang digunakan sanggup berupa Refraktometer untuk mengetahui padatan terlarut, pH meter untuk menghitung kandungan pH.
Penggunanan refraktometer yaitu dengan mengambil setetes sampel yang diletakan diatas beling pengamatan jika diamati ada dua cuilan lensa yang pertama agak lebih jelas dan yang diatas agak diadaptasi dangan bonggol pengatur sampai nilai yang keluar pas ditengah-tengah tanda X yang membagi dua cuilan dengan demikian pada materi yang diamati yaitu buah mangga maka didapati padatan terlarutnya yaitu 5 brix yaitu satuan untuk mengukur padatan terlarut.
Penggunaan NaOH didalam titrasi filtrat yang asam digunakan lantaran NaOH(titrasi) haruslah yang bersifat basa. Sedangkan penggunaan indikator phenolphthalein ialah untuk menyesuaikan/ bergantung pada kuat relatif asam dan basa yang dilakukan dalam titrasi.
Perbandingan yang didapat dengan diambil dalam bentuk kesimpulan ialah semakin matang buah mangga yang damati maka semakin besar kandungan vitamin C nya hal ini dibuktikan antara kelompok lima dengan kelompok dua yang sama-sama mengambil sampel buah mangga yang hanya beda tingkat kematangannya maka kandungan vitamin C kelompok dua yang mengambil sampel mangga yang lebih matang, lebih tinggi yaitu 27,28 sedangkan kelompok lima 2,045, sedangkan nilai pH ialah kebalikannya yaitu kelompok lima lebih rendah pH nya yang berarti lebih asam yaitu bernilai 2,82 untuk kelompok lima dan 3,37 untuk kelompok dua, ini terbukti bahwa mangga yang lebih matang akan berkurang keasamannya artinya lebih elok lantaran kandungan pati dan glukosanya meningkat.
BAB III
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Pada pematangan buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan fisik dan kimia yang mencakup perubahan-perubahan:
1.Turgor sel yang berperan pada pengempukan buah dengan menurunnya protopektorin dan meningkatnya pektin.
2.Karbohidrat, yang tingkat perubahannya dibedakan antara buah-buahan dengan kandungan pati tinggi, buah-buahan dengan kandungan pati rendah, sayuran dengan kandungan pati tinggi, dan sayuran dengan kandungan pati rendah.
3.Gula sederhana yang mencakup glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
V.II Saran
Untuk kelancaran praktikum hendaknya para praktikan selalu membawa perlengkapan yang selalu digunakan dalam praktikum, alat-alat yang sedang digunakan harus dijaga dengan hati-hati lantaran sebahagian alat praktikum itu gampang rusak dan pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Pengawetan Buah-buahan Segar .http://pustaka ut.ac.id/learning php ? m = learning 2 dan id = 246 (September 2002)
Anonim. 2007.gizi buah dan sayur. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 19 januari 2007)
Anonim. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pematangan Buah-buahan danSayuran.http://mhmdfsl.blogspot.com/2005_09_01_archive.html/,http://19bee.blogspot.com/,\h
Winarno.2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura.M- Brio Press: bogor.
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
0 Response to "Makalah Sifat Fisik Pada Buah"
Posting Komentar