Makalah Budidaya Flora Kakao
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan. Dengan tempat tumbuhnya di hutan hujan tropis, tumbuhan kakao telah menjadi cuilan dari kebudayaan masyarakat selama 2000 tahun. Nama latin tumbuhan kakao yakni Theobroma Cacao yang berarti makanan untuk Tuhan.
Masyarakat Aztec dan Mayans di Amerika Tengah telah membudidayakan tumbuhan kakao semenjak lama, yaitu sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerikalah yang pertama kali membuat minuman dari serbuk coklat yang dicampur dengan air dan kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan rempah-rempah lainnya. Minuman ini merupakan minuman Istimewa yang biasanya dipersembahkan untuk pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.
Masyarakat Mayan memakai biji kakao sebagai mata uang (sebagai alat pembayaran). Pada kurun ke-16 sesuai riwayat orang Spanyol seekor kelinci seharga 10 buah kakao dan seekor anak keledai seharga 50 buah kakao.
Masyarakat Spanyol berguru wacana kakao dari masyarakat Indian Aztec pada tahun 1500-an dan mereka kembali ke Eropa dengan membawa makanan gres yang menarik hati ini. Di Spanyo, kakao yakni minuman yang dipersembahkan hanya untuk raja. Mereka meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa gula dan madu. Secara perlahan tetapi niscaya kakao berkembang ke kerajaan-kerajaan di Eropa dan pada kurun ke-17 kakao menjadi persembahan khusus untuk masyarakat kelas atas.
1.2 Klasifikasi Tanaman Kakao
Kerajaan/Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
BAB II
SYARAT TUMBUH
2.1 Syarat Pertumbuhan
2.1.1 Iklim
1). Curah hujan.
Curah hujan pertnaman kakao di Indonesia berkisar antara 1800 – 3000 mm pertahun dan merata sepajang tahun.
Tanaman kakao masih bisa hidup pada ekspresi dominan kering yang berlangsung 2 bulan.
2). Kelembapan udara
Kelembapan udara relatif yang dikehendaki tumbuhan kakao yakni 80 – 90 %
3). Angin
Angin kencang sanggup menjadikan kerusakan mekanis pada tumbuhan kakao serta menurunkan kelembapan relatif udara .
Pengaruh angin kering pada pertanaman kakao di akrab pantai menjadikan matinya jaringan sel daun pada cuilan tepi.
4). Intensitas cahaya
Intensitas cahaya matahari diatur dengan adanya pohon pelindung. Intensitas cahaya matahari akan mengatur perbungaan tumbuhan kakao.
5). Suhu
Suhu yang dikehendaki berkisar antara 24o C dan 28o C tiap harinya. Suhu di atas 30o C dibawah naungan sering menimbulkan terlalu banyak pertumbuhan vegetatif.
2.1.2 Media Tanam
Tanaman coklat menghendaki tanah dengan sifat – sifat berikut :
Praktis meresap air.
Drajat kemiringan 0 – 40 %
Kedalaman efektif minimal 90 cm.
Tidak mempunyai lapisan padas yang dangkal.
pH 5 – 7
Mengandung banyak humus.
2.1.3 Ketinggian Tempat
Tanaman coklat akan baik tumbuhnya di tempat yang mempunyai ketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut. Dapat pulah dibudidayakan hingga ketinggian tempat 800 m dari permukaan laut.
2.2 Pembibitan
2.2.1 Bibit coklat
Bibit coklat bisa diperoleh dengan 2 cara yaitu :
1) Melalui perbanyakan generatif ( biji ).
2) Melalui perbanyakan vegetatif ( okulasi, enten, atau stek ).
2.2.2 Persemaian
1) Persemaian pendahuluan
Persemaian pendahuluan berfungsi untuk mengecambahkan biji sebelum dipindahkan ke persemaian pemeliharaan.
Persemaian pendahuluan sanggup dibentuk dari peti yang berisi pasir steril/serbuk gergaji steril (yang sudah direbus) atau karung goni steril. Biji – biji yang dikecambahkan disusun rapat ,tetapi jangan hingga bersentuhan.
2) Persemaian pemeliharaan
Persemaian pemeliharaan yakni tempat menampung dan memelihara kecambah dari persemaian pendahuluan.
Bentuk persemaian pemeliharaan :
Bentuk keranjang / plastic
Keranjang / plastic ini mempunyai ukuran tinggi 35 – 40 cm dengan garis tengah 15 cm dan di misi tanah, pasir, kompos, pupuk kandang, dengan perbandingan 4 : 1 : 1 : 1 .
Kadang – kadang adonan ini sedikit diberi kapur.
Setiap keranjang / plastic diisi satu kecambah dengan membenamkan sedalam jari telunjuk , kemudian ditutup dengan tanah.
Keranjang / plastik yang sudah diberi tumbuhan disusun diatas rak dengan jarak 40 cm, tinggi rak 25 cm dari atas tanah dan dibentuk tempat yang teduh atau dibentuk larikan – larikan pohon petai cina dan turi yang mempunyai jarak tanam 3 – 4 m. Selain itu perlu di beri atap setinggi 2 m yang dibentuk dari daun kelapa, alaang – alang dsb.Atap ini berangsur – angsur dikurangi.
Perawatan persemaian pemeliharaan dalam keranjang / plastik mencakup :
1. Menyiram minimal 1 kali sehari.
2. Setiap 10 hari diberipupuk urea 1,4 gr. untuk tiap keranjang / plastik.
3. Pemberantasan hama.
Penyakit yang sering menyerang pada pembibitan yakni GLOESPORIUM. Pemberantasan dilakukan dengan Dithane m-45 dengan takaran 0,1 – 0,2 % rotasi 2 minggu.
2.3 Pengolahan Media Tanam
2.3.1 Persiapan
Lahan perkebunan coklat/kakao sanggup berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tumbuhan perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibentuk teras-teras semoga tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibentuk teras individu.
2.3.2 Pembukaan Lahan
Cara penyiapan lahan sanggup dengan cara pencucian selektif dan pencucian total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tumbuhan kakao dan pohon naungan sanggup tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, terusan drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai terusan primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.
2.3.3 Pengapuran
Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa kerikil kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
2.3.4 Pemupukan
Pemupukan sebelum bibit ditanam sanggup dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) ahad sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos.
2.4 Teknik Penanaman
2.4.1 Hubungan Tanaman Dan Jarak Tanam
Hubungan tanam yang biasa digunakan untuk tumbuhan coklat yakni kekerabatan segi empat dengan jarak tanam 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m .
Kadang – kadang digunakan juga kekerabatan pagar yaitu dengan jarak antara barisan tanam 4 m dan jarak tanam di dalam barisan 2 m. jarak tanam 4 m x 2 m ini menawarkan hasil lebih tinggi di bandingkan jarak tanam 4 m x 4 m dengan kekerabatan segi empat.
2.4.2 Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibentuk beberapa bulan sebelum masa tanam. Ukuran lubang tanam yakni 60 x 60 x 60 cm.
Pemupukan lubang tanam dilakukan dengan menawarkan pupuk agrophos 0,3 kg perlubang tumbuhan dan dilakukan 2 ahad sebelum masa tanam. Kemudian lubang tersebut ditutup kembali.
2.4.3 Menanam Pohon Pelindung
Tanaman coklat dikebun memerlukan pelindung sementara dan pelindung tetap. Pelindung sementara akan menawarkan proteksi secukupnya pada waktu bibit ditanamkan. Sedang pelindung tetap akan menawarkan proteksi kepada coklat dengan intensitas sedang.
Perlindugan sementara terdiri atas :
1) Theprosia candida
Theprosia candda ditanam 2 ahad sebelum penanaman bibit coklat dikebun.Biji – bijinya disebar berdasarkan barisan sejajar dengan barisan lubang tanam dengan jarak 1 m dari lubankg tersebut.
2) Flamengia congesta
Flamengia congesta disebar 6 bulan sebelum penanaman coklat dikebun. Penyebarannya berupa barisan sejajar dengan lubang tanam dengan jarak 2,5 dari lubang. Sebelum disebar biji – biji dicampur dengan pupuk agrophos dengan perbandingan 1 : 1 sesudah 3 tahun flamengia sp ini dibongkar.
3) Perlindungan atap atau daun – daun yaitu jika pelindung berupa tumbuhan hidup tidak diadakan.
Perlindungan tetap terdiri atas banyak sekali jenis tumbuhan contohnya :
1) Albizzia yang ditanam dalam bentuk stump tinggi berumur 1 tahun. Penanamannya dilakukan 2 ahad sebelum coklat ditanam dengan jarak tanam 4 m x 4 m.
2) Leucaena sp.yang ditanam dari bibit yang telah disemai 6 bulan sebelumnya dengan waktu penanaman bersamaan dengan flamengia sp. Jarak tanam Leucaena sp.adalah 3,5 m x 5 m. pada umur Leucaena 1 tahun dilakukan okulasi dengan L. glauca digunakan sebagai batang bawah, sedang L.glabrata sebagai batang atas.
2.4.4 Cara Penanaman
Lubang tanam dibuka kembali sebesar tanah putaran atau besarnya keranjang / plastik dari bibit sebelum penanaman dilakukan.
Sebelum bibit ditanam, bagi bibit keranjang atau kantong plastik, kranjang atau plastiknya harus dilepas terlebih dahulu dengan cara :
Mula – mula ganjal keranjang / kantong plastik digunting.
Lalu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam yang dibentuk sebesar tanah putaran dengan telapak tangan sebagai penumpu ganjal bibit.
Kemudian dinding keranjang atau kantong plastik digunting dari atas kebawah.
Sesudah itu keranjang atau plastik ditarik keluar.
Setelah bibit di tanam sedalam leher akar maka tanah disekitar bibit dipadatkan serta permukaannya dibentuk meninggi menuju leher akar.
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN
3.1 Pemeliharaan Tanaman
3.1.1 Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman sanggup dilakukan hingga tumbuhan berumur 10 tahun.
3.1.2 Penyiangan
Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tumbuhan pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling kondusif yakni dengan cara mencabut tumbuhan pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma yakni untuk mencegah persaingan dalam absorpsi air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tumbuhan cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan memakai cangkul, koret/dicabut dengan tangan. .
3.1.3 Pemangkasan
Tujuan pemangkasan yakni untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tumbuhan dan untuk memacu produksi.
a) Pemangkasan bentuk1. Fase muda. Dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan)2. Fase remaja. Dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan)
b) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menimbulkan tumbuhan terlalu rimbun.
c) Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tumbuhan semoga mempunyai kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
3.1.4 Pemupukan
Dosis pemupukan tumbuhan yang belum berproduksi (gram/tanaman):
a) Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.
b) Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
c) Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon
d) Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
e) Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tumbuhan berproduksi (gram/tanaman):a) Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b) Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c) > 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di awal ekspresi dominan hujan dan simpulan ekspresi dominan hujan.
3.1.5 Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua yakni usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif ibarat Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).
3.1.6 Penyerbukan Buatan
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan sanggup dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
3.1.7 Rehabilitasi Tanaman Dewasa
Tanaman remaja yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tumbuhan baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tumbuhan remaja dan sambung samping tumbuhan dewasa. Cara yang kedua lebih unggul alasannya yakni peremajaan sanggup dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan sanggup dibuka sesudah 3-4 minggu.
3.2 Penyiraman
Penyiraman tumbuhan cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menimbulkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tumbuhan muda terutama tumbuhan yang tak diberi pohon pelindung.
BAB IV
HAMA DAN PENYAKIT
4.1 Hama
4.1.1 Penggerek cabang (Zeuzera coffeae)
Bagian yang diserang yakni cabang berdiameter 3-5 cm.
Gejala: cabang mati atau gampang patah.
Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauveria bassiana.
4.1.2 Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)
Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga.
Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm. Pengendalian: membuang cuilan yang terserang. Predator: belalang sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP.
4.1.3 Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.)
Bagian yang diserang yakni buah kakao.
Gejala: daging buah busuk.
Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di cuilan bawah.
4.1.4 Kutu putih (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang yakni tunas, bunga, calon buah.
Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal.
Pengendalian: gunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril.
4.1.5 Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.)
Bagian yang diserang yakni daun dan tunas.
Gejala: tumbuhan gundul dan ajal pucuk.
Pengendalian: dengan benalu Exoresta uadrimaculata, Tricholyga psychidarum . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide.
4.1.6 Kutu jengkal (Hyposidra talaca.)
Bagian yang diserang yakni daun (muda dan tua).
Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja.
Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%).
4.2 Penyakit
4.2.1 Busuk buah hitam
Penyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang diserang yakni buah.
Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat yakni buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan materi aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida materi aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu.
4.2.2 Kanker batang
Penyebab: Phytopthora pal-mivora. Bagian yang diserang yakni batang.
Gejala: bercak berair berwarna bau tanah pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras.
Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan materi aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida materi aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah cuilan yang sakit dan mengolesinya dengan ter/fungisida.
4.2.3 Busuk buah diplodia
Penyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah.
Gejala: bercak kekakaoan pada buah, kemudian buah menghitam menyeluruh . Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan materi aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%.
4.2.4 Vascular Steak Dieback (VSD)
Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian yang diserang yakni daun, ranting/cabang.
Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback).
Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan.
4.2.5 Bercak daun, mati ranting dan bau buah
Penyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang yakni daun, ranting, buah.
Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering).
Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5% dengan interval 10 hari.
4.2.6 Busuk buah monilia
Penyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang buah muda.
Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras.
Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan materi aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4 minggu.
4.2.7 Penyakit akar
Penyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang diserang yakni akar.
Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tumbuhan terserang, pemusnahan tumbuhan sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan materi aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp.
BAB V
PANEN DAN PASCA PANEN
5.1 Panen
5.1.1 Ciri dan Umur Panen
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan sesudah fase pembuahan hingga menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen yakni warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning bau tanah pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, sesudah masak alur buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah sesudah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) sesudah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang sempurna masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.
5.1.2 Cara Panen
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan hingga melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah sempurna dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut semoga tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik sanggup memetik buah kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.
5.1.3 Periode Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah alasannya yakni bunga tidak sanggup tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
5.1.4 Prakiraan Produksi
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun yakni 1.000 kg biji kakao kering.
5.2 Pascapanen
5.2.1 Pengumpulan
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan memakai kayu bundar yang keras.
5.2.2 Penyortiran/pengelompokkan
Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji.
5.2.3 Penyimpanan
Biji kakao berair diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan cuilan bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) semoga suhu naik hingga 50 derajat C.
5.2.4 Pengemasan dan Pengangkutan
Biji-biji cokelat yang sudah kering sanggup dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan memakai truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan. Dengan tempat tumbuhnya di hutan hujan tropis, tumbuhan kakao telah menjadi cuilan dari kebudayaan masyarakat selama 2000 tahun. Nama latin tumbuhan kakao yakni Theobroma Cacao yang berarti makanan untuk Tuhan.
Masyarakat Aztec dan Mayans di Amerika Tengah telah membudidayakan tumbuhan kakao semenjak lama, yaitu sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerikalah yang pertama kali membuat minuman dari serbuk coklat yang dicampur dengan air dan kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan rempah-rempah lainnya. Minuman ini merupakan minuman Istimewa yang biasanya dipersembahkan untuk pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.
Masyarakat Mayan memakai biji kakao sebagai mata uang (sebagai alat pembayaran). Pada kurun ke-16 sesuai riwayat orang Spanyol seekor kelinci seharga 10 buah kakao dan seekor anak keledai seharga 50 buah kakao.
Masyarakat Spanyol berguru wacana kakao dari masyarakat Indian Aztec pada tahun 1500-an dan mereka kembali ke Eropa dengan membawa makanan gres yang menarik hati ini. Di Spanyo, kakao yakni minuman yang dipersembahkan hanya untuk raja. Mereka meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa gula dan madu. Secara perlahan tetapi niscaya kakao berkembang ke kerajaan-kerajaan di Eropa dan pada kurun ke-17 kakao menjadi persembahan khusus untuk masyarakat kelas atas.
1.2 Klasifikasi Tanaman Kakao
Kerajaan/Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
BAB II
SYARAT TUMBUH
2.1 Syarat Pertumbuhan
2.1.1 Iklim
1). Curah hujan.
Curah hujan pertnaman kakao di Indonesia berkisar antara 1800 – 3000 mm pertahun dan merata sepajang tahun.
Tanaman kakao masih bisa hidup pada ekspresi dominan kering yang berlangsung 2 bulan.
2). Kelembapan udara
Kelembapan udara relatif yang dikehendaki tumbuhan kakao yakni 80 – 90 %
3). Angin
Angin kencang sanggup menjadikan kerusakan mekanis pada tumbuhan kakao serta menurunkan kelembapan relatif udara .
Pengaruh angin kering pada pertanaman kakao di akrab pantai menjadikan matinya jaringan sel daun pada cuilan tepi.
4). Intensitas cahaya
Intensitas cahaya matahari diatur dengan adanya pohon pelindung. Intensitas cahaya matahari akan mengatur perbungaan tumbuhan kakao.
5). Suhu
Suhu yang dikehendaki berkisar antara 24o C dan 28o C tiap harinya. Suhu di atas 30o C dibawah naungan sering menimbulkan terlalu banyak pertumbuhan vegetatif.
2.1.2 Media Tanam
Tanaman coklat menghendaki tanah dengan sifat – sifat berikut :
Praktis meresap air.
Drajat kemiringan 0 – 40 %
Kedalaman efektif minimal 90 cm.
Tidak mempunyai lapisan padas yang dangkal.
pH 5 – 7
Mengandung banyak humus.
2.1.3 Ketinggian Tempat
Tanaman coklat akan baik tumbuhnya di tempat yang mempunyai ketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut. Dapat pulah dibudidayakan hingga ketinggian tempat 800 m dari permukaan laut.
2.2 Pembibitan
2.2.1 Bibit coklat
Bibit coklat bisa diperoleh dengan 2 cara yaitu :
1) Melalui perbanyakan generatif ( biji ).
2) Melalui perbanyakan vegetatif ( okulasi, enten, atau stek ).
2.2.2 Persemaian
1) Persemaian pendahuluan
Persemaian pendahuluan berfungsi untuk mengecambahkan biji sebelum dipindahkan ke persemaian pemeliharaan.
Persemaian pendahuluan sanggup dibentuk dari peti yang berisi pasir steril/serbuk gergaji steril (yang sudah direbus) atau karung goni steril. Biji – biji yang dikecambahkan disusun rapat ,tetapi jangan hingga bersentuhan.
2) Persemaian pemeliharaan
Persemaian pemeliharaan yakni tempat menampung dan memelihara kecambah dari persemaian pendahuluan.
Bentuk persemaian pemeliharaan :
Bentuk keranjang / plastic
Keranjang / plastic ini mempunyai ukuran tinggi 35 – 40 cm dengan garis tengah 15 cm dan di misi tanah, pasir, kompos, pupuk kandang, dengan perbandingan 4 : 1 : 1 : 1 .
Kadang – kadang adonan ini sedikit diberi kapur.
Setiap keranjang / plastic diisi satu kecambah dengan membenamkan sedalam jari telunjuk , kemudian ditutup dengan tanah.
Keranjang / plastik yang sudah diberi tumbuhan disusun diatas rak dengan jarak 40 cm, tinggi rak 25 cm dari atas tanah dan dibentuk tempat yang teduh atau dibentuk larikan – larikan pohon petai cina dan turi yang mempunyai jarak tanam 3 – 4 m. Selain itu perlu di beri atap setinggi 2 m yang dibentuk dari daun kelapa, alaang – alang dsb.Atap ini berangsur – angsur dikurangi.
Perawatan persemaian pemeliharaan dalam keranjang / plastik mencakup :
1. Menyiram minimal 1 kali sehari.
2. Setiap 10 hari diberipupuk urea 1,4 gr. untuk tiap keranjang / plastik.
3. Pemberantasan hama.
Penyakit yang sering menyerang pada pembibitan yakni GLOESPORIUM. Pemberantasan dilakukan dengan Dithane m-45 dengan takaran 0,1 – 0,2 % rotasi 2 minggu.
2.3 Pengolahan Media Tanam
2.3.1 Persiapan
Lahan perkebunan coklat/kakao sanggup berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tumbuhan perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibentuk teras-teras semoga tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibentuk teras individu.
2.3.2 Pembukaan Lahan
Cara penyiapan lahan sanggup dengan cara pencucian selektif dan pencucian total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tumbuhan kakao dan pohon naungan sanggup tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, terusan drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai terusan primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.
2.3.3 Pengapuran
Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa kerikil kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
2.3.4 Pemupukan
Pemupukan sebelum bibit ditanam sanggup dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) ahad sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos.
2.4 Teknik Penanaman
2.4.1 Hubungan Tanaman Dan Jarak Tanam
Hubungan tanam yang biasa digunakan untuk tumbuhan coklat yakni kekerabatan segi empat dengan jarak tanam 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m .
Kadang – kadang digunakan juga kekerabatan pagar yaitu dengan jarak antara barisan tanam 4 m dan jarak tanam di dalam barisan 2 m. jarak tanam 4 m x 2 m ini menawarkan hasil lebih tinggi di bandingkan jarak tanam 4 m x 4 m dengan kekerabatan segi empat.
2.4.2 Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibentuk beberapa bulan sebelum masa tanam. Ukuran lubang tanam yakni 60 x 60 x 60 cm.
Pemupukan lubang tanam dilakukan dengan menawarkan pupuk agrophos 0,3 kg perlubang tumbuhan dan dilakukan 2 ahad sebelum masa tanam. Kemudian lubang tersebut ditutup kembali.
2.4.3 Menanam Pohon Pelindung
Tanaman coklat dikebun memerlukan pelindung sementara dan pelindung tetap. Pelindung sementara akan menawarkan proteksi secukupnya pada waktu bibit ditanamkan. Sedang pelindung tetap akan menawarkan proteksi kepada coklat dengan intensitas sedang.
Perlindugan sementara terdiri atas :
1) Theprosia candida
Theprosia candda ditanam 2 ahad sebelum penanaman bibit coklat dikebun.Biji – bijinya disebar berdasarkan barisan sejajar dengan barisan lubang tanam dengan jarak 1 m dari lubankg tersebut.
2) Flamengia congesta
Flamengia congesta disebar 6 bulan sebelum penanaman coklat dikebun. Penyebarannya berupa barisan sejajar dengan lubang tanam dengan jarak 2,5 dari lubang. Sebelum disebar biji – biji dicampur dengan pupuk agrophos dengan perbandingan 1 : 1 sesudah 3 tahun flamengia sp ini dibongkar.
3) Perlindungan atap atau daun – daun yaitu jika pelindung berupa tumbuhan hidup tidak diadakan.
Perlindungan tetap terdiri atas banyak sekali jenis tumbuhan contohnya :
1) Albizzia yang ditanam dalam bentuk stump tinggi berumur 1 tahun. Penanamannya dilakukan 2 ahad sebelum coklat ditanam dengan jarak tanam 4 m x 4 m.
2) Leucaena sp.yang ditanam dari bibit yang telah disemai 6 bulan sebelumnya dengan waktu penanaman bersamaan dengan flamengia sp. Jarak tanam Leucaena sp.adalah 3,5 m x 5 m. pada umur Leucaena 1 tahun dilakukan okulasi dengan L. glauca digunakan sebagai batang bawah, sedang L.glabrata sebagai batang atas.
2.4.4 Cara Penanaman
Lubang tanam dibuka kembali sebesar tanah putaran atau besarnya keranjang / plastik dari bibit sebelum penanaman dilakukan.
Sebelum bibit ditanam, bagi bibit keranjang atau kantong plastik, kranjang atau plastiknya harus dilepas terlebih dahulu dengan cara :
Mula – mula ganjal keranjang / kantong plastik digunting.
Lalu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam yang dibentuk sebesar tanah putaran dengan telapak tangan sebagai penumpu ganjal bibit.
Kemudian dinding keranjang atau kantong plastik digunting dari atas kebawah.
Sesudah itu keranjang atau plastik ditarik keluar.
Setelah bibit di tanam sedalam leher akar maka tanah disekitar bibit dipadatkan serta permukaannya dibentuk meninggi menuju leher akar.
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN
3.1 Pemeliharaan Tanaman
3.1.1 Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman sanggup dilakukan hingga tumbuhan berumur 10 tahun.
3.1.2 Penyiangan
Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tumbuhan pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling kondusif yakni dengan cara mencabut tumbuhan pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma yakni untuk mencegah persaingan dalam absorpsi air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tumbuhan cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan memakai cangkul, koret/dicabut dengan tangan. .
3.1.3 Pemangkasan
Tujuan pemangkasan yakni untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tumbuhan dan untuk memacu produksi.
a) Pemangkasan bentuk1. Fase muda. Dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan)2. Fase remaja. Dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan)
b) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menimbulkan tumbuhan terlalu rimbun.
c) Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tumbuhan semoga mempunyai kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
3.1.4 Pemupukan
Dosis pemupukan tumbuhan yang belum berproduksi (gram/tanaman):
a) Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.
b) Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
c) Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon
d) Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
e) Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tumbuhan berproduksi (gram/tanaman):a) Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b) Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c) > 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di awal ekspresi dominan hujan dan simpulan ekspresi dominan hujan.
3.1.5 Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua yakni usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif ibarat Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).
3.1.6 Penyerbukan Buatan
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan sanggup dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
3.1.7 Rehabilitasi Tanaman Dewasa
Tanaman remaja yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tumbuhan baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tumbuhan remaja dan sambung samping tumbuhan dewasa. Cara yang kedua lebih unggul alasannya yakni peremajaan sanggup dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan sanggup dibuka sesudah 3-4 minggu.
3.2 Penyiraman
Penyiraman tumbuhan cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menimbulkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tumbuhan muda terutama tumbuhan yang tak diberi pohon pelindung.
BAB IV
HAMA DAN PENYAKIT
4.1 Hama
4.1.1 Penggerek cabang (Zeuzera coffeae)
Bagian yang diserang yakni cabang berdiameter 3-5 cm.
Gejala: cabang mati atau gampang patah.
Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauveria bassiana.
4.1.2 Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)
Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga.
Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm. Pengendalian: membuang cuilan yang terserang. Predator: belalang sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP.
4.1.3 Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.)
Bagian yang diserang yakni buah kakao.
Gejala: daging buah busuk.
Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di cuilan bawah.
4.1.4 Kutu putih (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang yakni tunas, bunga, calon buah.
Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal.
Pengendalian: gunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril.
4.1.5 Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.)
Bagian yang diserang yakni daun dan tunas.
Gejala: tumbuhan gundul dan ajal pucuk.
Pengendalian: dengan benalu Exoresta uadrimaculata, Tricholyga psychidarum . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide.
4.1.6 Kutu jengkal (Hyposidra talaca.)
Bagian yang diserang yakni daun (muda dan tua).
Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja.
Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%).
4.2 Penyakit
4.2.1 Busuk buah hitam
Penyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang diserang yakni buah.
Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat yakni buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan materi aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida materi aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu.
4.2.2 Kanker batang
Penyebab: Phytopthora pal-mivora. Bagian yang diserang yakni batang.
Gejala: bercak berair berwarna bau tanah pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras.
Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan materi aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida materi aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah cuilan yang sakit dan mengolesinya dengan ter/fungisida.
4.2.3 Busuk buah diplodia
Penyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah.
Gejala: bercak kekakaoan pada buah, kemudian buah menghitam menyeluruh . Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan materi aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%.
4.2.4 Vascular Steak Dieback (VSD)
Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian yang diserang yakni daun, ranting/cabang.
Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback).
Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan.
4.2.5 Bercak daun, mati ranting dan bau buah
Penyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang yakni daun, ranting, buah.
Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering).
Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5% dengan interval 10 hari.
4.2.6 Busuk buah monilia
Penyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang buah muda.
Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras.
Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan materi aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4 minggu.
4.2.7 Penyakit akar
Penyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang diserang yakni akar.
Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tumbuhan terserang, pemusnahan tumbuhan sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan materi aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp.
BAB V
PANEN DAN PASCA PANEN
5.1 Panen
5.1.1 Ciri dan Umur Panen
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan sesudah fase pembuahan hingga menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen yakni warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning bau tanah pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, sesudah masak alur buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah sesudah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) sesudah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang sempurna masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.
5.1.2 Cara Panen
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan hingga melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah sempurna dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut semoga tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik sanggup memetik buah kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.
5.1.3 Periode Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah alasannya yakni bunga tidak sanggup tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
5.1.4 Prakiraan Produksi
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun yakni 1.000 kg biji kakao kering.
5.2 Pascapanen
5.2.1 Pengumpulan
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan memakai kayu bundar yang keras.
5.2.2 Penyortiran/pengelompokkan
Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji.
5.2.3 Penyimpanan
Biji kakao berair diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan cuilan bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) semoga suhu naik hingga 50 derajat C.
5.2.4 Pengemasan dan Pengangkutan
Biji-biji cokelat yang sudah kering sanggup dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan memakai truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
0 Response to "Makalah Budidaya Flora Kakao"
Posting Komentar