Budidaya Flora Tembakau
Penanaman
Penanaman, untuk jenis tembakau demam isu kemarau (VO) ditanam antara Maret-Juni, dan tembakau demam isu penghujan (NO) ditanaman antara Agustus-September. Jarak tanam sangat tergantung pada keadaan tanah dan jenis tembakau yang ditanam, Untuk tembakau NO jarak tanamnya 90 x 45 cm dan tembakau NO jarak tanamannya 90 -100 cm x 70 cm (Anonim, 2011). Lubang tanam diadaptasi dengan jarak tanam dibentuk dengan kedalaman 10-15 cm basahi terlebih dahulu tanahnya supaya bibit sanggup bangun dengan tegak. Benamkan bibit sedalam akar leher, waktu tanam lebih baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari (Maulidiana, 2008).
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada pertanaman tembakau mencakup penyiraman, penyulaman, pembumbunan, pemupukan, pemangkasan, dan pemetikan (Anonim, 2011):
Pengairan
Tembakau demam isu kemarau (VO) membutuhkan air secukupnya (sekitar 100 mm perbulan) selama pertumbuhannya (3 bulan), namun pada ketika panen tidak dikehendaki hujan sama sekali, supaya dihasilkan mutu yang baik. Tembakau demam isu penghujan (NO) membutuhkan air secukupnya (90 mm perbulan) pada ketika panen. Hal ini supaya diperoleh mutu yang baik (daun tipis, rata, lebar, lentur dan berwarna cerah). Peramalan iklim (saat tanam dan panen) perlu dilakukan guna meminimalisir kegagalan penanaman.
Pada bibit tembakau, penyiraman dilakukan tiap hari (pagi dan sore) hingga tumbuhan cukup kuat. Pengairan diberikan secukupnya pada tanaman. Pada ketika tembakau berumur 7-25 hari dilakukan penyiraman dengan frekuensi 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-30 hari frekuensi penyiraman 4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari sehabis tanam pertumbuhan akan sangat cepat oleh karea itu diharapkan penyiraman 5 liter per tumbuhan setiap 3 hari. Setela tumbuhan berumur 65 hari hingga panen, tidak diharapkan penyiraman lagi kecuali cuaca sangat kering (Warintek, 2007).
Penyulaman
Penyulamam dilakukan sehabis seminggu ditanam. Bibit yang kurang baik sanggup diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit gres yang berumur sama. Pembumbunan tanah pada guludan, untuk merangsang perakaran yang baik.
Penyiangan
Penyiangan sanggup dilakukan setiap 3 minggu. Dapat dilakukan memakai tangan dengan cara mencabut gulmanya atau dengan memakai herbisida.
Pemupukan
Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan anorganik (N, P dan K). Dosis pupuk yang diterapkan sangat bermacam-macam tergantung pada tanah, teknologi, jenis tembakau dan kemampuan pendanaan. Beberapa pola takaran pupuk yang diterapkan untuk tumbuhan tembakau sebagai berikut (Anonim, 2010).
Tembakau Virginia PT. BAT Klaten : 76,5 kg N/ha, 82,5 kg P2O5/ha dan 217 kg K2O/ha.
Tembakau Cerutu Vorstenlanden PT. Perkebunan Nusantara X Klaten : 400 kg SP36/ha, 550 KNO3/ha, 700 kg CaS/ha. Pupuk tersebut diberikan 3 kali (starter, pemupukan I dan pemupukan II) dalam bentuk cair. Pupuk Starter terdiri dari SP36 dan KNO3 masing-masing dengan takaran 400 dan 200 kg/ha. Pemupukan I terdiri dari CaS dan CaCO3 masing-masing dengan takaran 350 dan 200 kg/ha serta pemupukan II 350 CaS/ha dan 150 KNO3/ha. Konsentrasi SP36 dalam larutan yaitu 0,25 kg/ha, KNO3 pada starter 0,125 kg/liter CaS dan KNO3 pada pemupukan I masing-masing 0,22 dan 0,125 kg/liter, sedang untuk pemupukan II 0,22 kg/liter CaS dan 0,09 kg/liter KNO3.
Pemangkasan
Pemangkasan hanya dilakukan pada jenis tembakau VO, dilakukan begitu kuncup bungan mulai keluar (80 %) dan dilakukan dengan tangan dengan cara dipetik. Pada tumbuhan tembakau dikenal 2 macam pemangkasan yaitu : topping (pangkas pucuk) dan suckering atau pembuangan tunas samping (wiwil). Pangkas pucuk maupun wiwil pada tumbuhan tembakau bertujuan untuk menghentikan pengangkutan materi masakan ke mahkota bunga atau kekuncup tunas sehingga hasil fotosintesis sanggup terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok dan kualitasnya yang tinggi. Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan secara manual. Pangkasan pucuk dilakukan pada ketika button stage atau ketika daun berjumlah 20 helai di atas daun bibit. Pangkasan wiwil dilakukan 3 hingga 5 hari sekali pada ketika panjang tunas samping sekitar 7 cm. Wiwil dilakukan hingga panen berakhir. Pangkasan wiwil ketika ini sudah sanggup dilakukan dengan materi kimia (sucrisida) Hyline 715. Penggunaan sucrisida memperlihatkan hasil yang lebih baik (Anonim, 2010).
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
Penanaman, untuk jenis tembakau demam isu kemarau (VO) ditanam antara Maret-Juni, dan tembakau demam isu penghujan (NO) ditanaman antara Agustus-September. Jarak tanam sangat tergantung pada keadaan tanah dan jenis tembakau yang ditanam, Untuk tembakau NO jarak tanamnya 90 x 45 cm dan tembakau NO jarak tanamannya 90 -100 cm x 70 cm (Anonim, 2011). Lubang tanam diadaptasi dengan jarak tanam dibentuk dengan kedalaman 10-15 cm basahi terlebih dahulu tanahnya supaya bibit sanggup bangun dengan tegak. Benamkan bibit sedalam akar leher, waktu tanam lebih baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari (Maulidiana, 2008).
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada pertanaman tembakau mencakup penyiraman, penyulaman, pembumbunan, pemupukan, pemangkasan, dan pemetikan (Anonim, 2011):
Pengairan
Tembakau demam isu kemarau (VO) membutuhkan air secukupnya (sekitar 100 mm perbulan) selama pertumbuhannya (3 bulan), namun pada ketika panen tidak dikehendaki hujan sama sekali, supaya dihasilkan mutu yang baik. Tembakau demam isu penghujan (NO) membutuhkan air secukupnya (90 mm perbulan) pada ketika panen. Hal ini supaya diperoleh mutu yang baik (daun tipis, rata, lebar, lentur dan berwarna cerah). Peramalan iklim (saat tanam dan panen) perlu dilakukan guna meminimalisir kegagalan penanaman.
Pada bibit tembakau, penyiraman dilakukan tiap hari (pagi dan sore) hingga tumbuhan cukup kuat. Pengairan diberikan secukupnya pada tanaman. Pada ketika tembakau berumur 7-25 hari dilakukan penyiraman dengan frekuensi 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-30 hari frekuensi penyiraman 4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari sehabis tanam pertumbuhan akan sangat cepat oleh karea itu diharapkan penyiraman 5 liter per tumbuhan setiap 3 hari. Setela tumbuhan berumur 65 hari hingga panen, tidak diharapkan penyiraman lagi kecuali cuaca sangat kering (Warintek, 2007).
Penyulaman
Penyulamam dilakukan sehabis seminggu ditanam. Bibit yang kurang baik sanggup diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit gres yang berumur sama. Pembumbunan tanah pada guludan, untuk merangsang perakaran yang baik.
Penyiangan
Penyiangan sanggup dilakukan setiap 3 minggu. Dapat dilakukan memakai tangan dengan cara mencabut gulmanya atau dengan memakai herbisida.
Pemupukan
Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan anorganik (N, P dan K). Dosis pupuk yang diterapkan sangat bermacam-macam tergantung pada tanah, teknologi, jenis tembakau dan kemampuan pendanaan. Beberapa pola takaran pupuk yang diterapkan untuk tumbuhan tembakau sebagai berikut (Anonim, 2010).
Tembakau Virginia PT. BAT Klaten : 76,5 kg N/ha, 82,5 kg P2O5/ha dan 217 kg K2O/ha.
Tembakau Cerutu Vorstenlanden PT. Perkebunan Nusantara X Klaten : 400 kg SP36/ha, 550 KNO3/ha, 700 kg CaS/ha. Pupuk tersebut diberikan 3 kali (starter, pemupukan I dan pemupukan II) dalam bentuk cair. Pupuk Starter terdiri dari SP36 dan KNO3 masing-masing dengan takaran 400 dan 200 kg/ha. Pemupukan I terdiri dari CaS dan CaCO3 masing-masing dengan takaran 350 dan 200 kg/ha serta pemupukan II 350 CaS/ha dan 150 KNO3/ha. Konsentrasi SP36 dalam larutan yaitu 0,25 kg/ha, KNO3 pada starter 0,125 kg/liter CaS dan KNO3 pada pemupukan I masing-masing 0,22 dan 0,125 kg/liter, sedang untuk pemupukan II 0,22 kg/liter CaS dan 0,09 kg/liter KNO3.
Pemangkasan
Pemangkasan hanya dilakukan pada jenis tembakau VO, dilakukan begitu kuncup bungan mulai keluar (80 %) dan dilakukan dengan tangan dengan cara dipetik. Pada tumbuhan tembakau dikenal 2 macam pemangkasan yaitu : topping (pangkas pucuk) dan suckering atau pembuangan tunas samping (wiwil). Pangkas pucuk maupun wiwil pada tumbuhan tembakau bertujuan untuk menghentikan pengangkutan materi masakan ke mahkota bunga atau kekuncup tunas sehingga hasil fotosintesis sanggup terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok dan kualitasnya yang tinggi. Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan secara manual. Pangkasan pucuk dilakukan pada ketika button stage atau ketika daun berjumlah 20 helai di atas daun bibit. Pangkasan wiwil dilakukan 3 hingga 5 hari sekali pada ketika panjang tunas samping sekitar 7 cm. Wiwil dilakukan hingga panen berakhir. Pangkasan wiwil ketika ini sudah sanggup dilakukan dengan materi kimia (sucrisida) Hyline 715. Penggunaan sucrisida memperlihatkan hasil yang lebih baik (Anonim, 2010).
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
0 Response to "Budidaya Flora Tembakau"
Posting Komentar