iklan banner

Prospek Dan Efek Industri Batubara Sehabis Film Sexy Killers

Bisnis batubara sedang di sorot tajam. Munculnya film dokumenter berjudul “Sexy Killers” yang di produksi oleh production house Watchdoc Image menjadi bisnis batubara sedang menjadi perhatian khalayak. Bahkan beberapa perusahaan batubara yang disebut pada film tersebut, saham di Bursa Efek eksklusif terjun bebas.


Kita tidak perlu usut lebih jauh mengenai isi film tersebut. SolusiUKM rasa, Anda sudah menonton film besutan Watchdoc tersebut. Kita akan bahas bagaimana prospek bisnis batubara sesudah kehadiran film Sexy Killers.


Kehadiran film besutan Watchdoc tampaknya menjadi tantangan terbesar perusahaan batubara di Indonesia. Tahun 2019 yang gres memasuki quartal kedua menjadi pukulan yang amat tajam terhadap industri batubara. Sexy Killers menceritakan dampak industry batubara dari hulu sampai hilir.


Padahal di 2019 ini, harga batubara di pasar internasional terus terperosok tajam. Meskipun batubara masih menjadi salah satu sumber energi yang belum tergantikan. Apakah dengan kehadiran film Sexy Killers akan mempengaruhi perusahaan batubara di Indonesia?


Batubara Sumber Utama Energi


Di Indonesia, batubara dipakai menjadi sumber utama energi dalam negeri. Baik itu listrik, dan juga industri manufaktur memakai batubara dalam proses produksi.


Film Sexy Killers, sudah terlihat jikalau pengguna terbesar batubara yaitu PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Setiap PLTU itu membutuhkan ratusan ton batubara setiap harinya. Dan memang itu menjadi salah satu sumber energi yang paling murah.


Hingga ketika ini memang belum ada sumber energi terbarukan yang sanggup menggantikan batubara sebagai sumber energi. Namun di sisi lain, batubara mempunyai dampak pada lingkungan yang cukup parah, jikalau proses penambangan batubara tidak dilakukan dengan benar dan baik.


Prospek Batubara Indonesia


Prospek bisnis batubara di 2019 masih akan sama menyerupai tahun lalu. Hal ini dikatakan oleh Ketua Indonesia Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menyerupai yang dikutip dari Kontan.co.id. Apa lagi ada beberapa hal di luar film Sexy Killers yang menjadi alasan prediksi tersebut.


Pertama di tahun 2019 ada pembatasan produksi batubara semoga pasokan batubara tetap terjaga dan menghindari kelebihan supply. Sehingga ada pengurangan produksi batubara di tahun 2019. Namun ada yang menyampaikan jikalau prospek batubara di Indonesia tampak suram.


Kenapa suram? Prediksi data Refinitiv, impor batubara ke negara-negara Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan ada penurunan sekitar 5 juta ton. Disebabkan oleh undangan pemerintah negara-negara tersebut untuk produksi batubara domestik lebih besar lagi. Sehingga tidak memanfaatkan impor.


Dampak Industri Batubara Setelah Film Sexy Killers


Banyak yang bertanya-tanya dengan hal ini. Bagaimana dampak industri batubara sesudah tayangnya film Sexy Killers yang sangat menyorot industri batubara. Pada film tersebut, terlihat bahwa banyak perusahaan batubara yang menyampingkan dampak lingkungan di lokasi penambangan.


 Watchdoc Image menjadi bisnis batubara sedang menjadi perhatian khalayak Prospek dan Dampak Industri Batubara Setelah Film Sexy Killers


Selain itu, pada Sexy Killers itu juga disebutkan siapa saja pemilik-pemilik perusahaan batubara yang tidak peduli terhadap dampak lingkungan. Tentunya ini akan berdampak cukup besar terhadap industri batubara dalam negeri yang sedang suram ketika ini.


Padahal di tahun 2018 batubara menjadi komoditas yang menyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 50 triliun.


Namun berdasarkan Hendra Sinadia, Sekertaris Jenderal Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), warta negatif mengenai pertambangan batubara belum menganggu ekspor batubara. Bahkan ia menyampaikan pasarnya masih cukup terbuka lebar.


Tetapi ia tidak sanggup menjamin nasib batubara di masa yang akan datang. Ia menganggap jikalau warta negatif terus di galakan, bukan mustahil batubara akan senasib dengan kelapa sawit. “Tekanan pada negara-negara penghasil batubara makin tinggi. Kedepan ini akan sangat kuat terhadap PLTU,” terangnya menyerupai yang dikutip dari Kumparan.com.


Batubara ketika ini masih menjadi komoditas utama ekspor Indonesia, mencapai 15% dari nilai total ekspor dalam negeri. Batubara juga menjadi sumber utama PLTU di Indonesia yang mencapai 60 persen listrik di Indonesia berasal dari pembangkit berbahan bakar batubara.


Kesimpulan


Dampak lingkungan menjadi salah satu warta yang di sorot dalam film Sexy Killers. Belum lagi banyak korban jiwa berjatuhan akhir dari lubang-lubang bekas galian yang tidak di urus dengan baik serta banyaknya warga sekitar PLTU yang mengalami sakit akhir menghirup abu PLTU.


Pertambangan batubara memang menjadi salah satu warta menarik di April 2019. Karena cukup banyak pengusaha besar di Indonesia yang terlibat, termasuk para elit politik yang erat dengan jajaran kekuasaan.


Bisnis batubara menjadi salah satu bisnis yang cukup digeluti oleh pengusaha di Indonesia. Hampir semua pengusaha besar di Indonesia mempunyai perusahaan batubara. Memang, dampak lingkungan dari pertambangan batubara cukup besar. Seperti yang di ceritakan dalam Sexy Killers tersebut.


Selain itu, batubara juga menjadi salah satu sumber energi yang belum ada penggantinya hingag ketika ini. Sehingga hampir 60% sumber listrik di Indonesia berasal dari PLTU-PLTU yang berbahan bakar batubara. Serta menjadi komoditas utama ekspor Indonesia.


Tentunya hal itu harus menjadi salah satu warta yang harus di perhatikan oleh pemerintah untuk menemukan sumber energi lain yang sanggup menghasilkan dan sanggup menjadi salah satu sumber energi yang ramah lingkungan.


Disini tugas pengusaha sangat penting. Mulai dari pengusaha Indonesia sangat penting. Mereka harus sanggup menemukan sumber energi lain pengganti batubara yang lebih ramah lingkungan. Sehingga sanggup menggantikan batubara.



Sumber http://solusiukm.com

0 Response to "Prospek Dan Efek Industri Batubara Sehabis Film Sexy Killers"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel