iklan banner

Pengomposan Limbah Organik

PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK PERTANIAN UNTUK MENGHASILKAN
PUPUK ORGANIK YANG SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN

Upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah yang berkelanjutan dengan diantaranya sanggup  dilakukan dengan memakai distributor pupuk organik yang akhir-akhir ini sedang digemari. Dalam hal ini Limbah organik pertanian merupakan sumber pupuk organik yang penting bagi tanah-tanah pertanian kita. Limbah organik pertanian yang dikenal di sekitar kita sanggup berupa sisa-sisa tanaman, kotoran binatang ternak, sisa pakan, media bekas budidaya jamur,sampah kebun dan sebagainya.Bahan-bahan organik merupakan pupuk organik penting bagi masyarakat guna memperbaiki kondisi tanah. Namun pemakaian materi organik sebagai pupuk organik sampaumur ini juga harus memperhatikan banyak sekali hal supaya tidak merugikan bagi lingkungan.
Kata-kata kunci: Pengomposan-Limbah Organik Pertanian-Pupuk Organik-Ramah
Lingkungan

Limbah Organik Pertanian
Limbah organik pertanian yang dikenal di sekitar kita sanggup berupa sisa-sisa tanaman,kotoran binatang ternak, sisa pakan, media bekas budidaya jamur, sampah kebun dan sebagainya. Bahan-bahan organik tersebut apabila dipakai sebagai pupuk untuk memperbaiki kondisi tanah oleh petani sering dikelompokkan dalam istilah pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Jenis-jenis materi organik yang berasal dari limbah pertanian tersebut mempunyai ciri-ciri yang spesifik baik dilihat dari aspek fisik, khemik maupun biologik. Berhubung sifatnya tidak sama maka pengaruhnya terhadap lingkungan tanah jikalau dijadikan sebagai materi pupuk atau (amendments) tentu berbeda. Meskipun karakteristiknya 3 tidak sama namun secara umum penggunaan materi organik memperlihatkan banyak sekali keuntungan.
Bahan organik ialah sumber nitrogen (90-95%) pada tanah-tanah yang tidak dipupuk. Disamping itu. materi organik sanggup menjadi sumber utama fosfor dan belerang yang tersedia ketika humus tersedia dalam tanah (2% atau lebih). Melalui ativitas mikro organisme,bahan organik mensuplai secara eksklusif atau tidak eksklusif semen-semen pembentuk agregat tanah; khususnya rantai gula panjang yang dikenal dengan polisakarida. Bahan organik juga menyumbang pada pertukaran kapasitas kation kira-kira 30-70% dari seluruh KTK. Meskipun materi organik banyak memperlihatkan keuntungan, tetapi pemakaiannya di lapangan juga harus memperhatikan kondisi setiap jenis materi organik yang berasal dari banyak sekali macam limbah organik pertanian. Apalagi bahwa penggunaan pupuk organik yang tidak sempurna juga bisa mencemari lingkungan. 
Pengomposan
Pengomposan ialah salah satu metode yang telah usang dipakai untuk mengelola limbah organik padat terutama yang berasal dari acara pertanian dengan target utama menghasilkan pupuk organik berupa kompos. Seiring dengan makin besarnya jumlah penduduk, macam limbah organik yang dihasilkannya juga cukup banyak, demikian pula macamnya juga beragam. Pengomposan dianggap sanggup dengan gampang menyesuaikan diri dengan kondisi material organik yang berbeda-beda tersebut. Meskipun demikian pemilihan teknologi
1. Pengomposan sanggup mengolah banyak sekali fraksi materi organik berupa sampah, sanggup mengendalikan bau sampah hijauan, sampah organik perkotaan atau sampah industri (Storm, 1985).
2. Pengomposan juga sangat efisien sebagai metode pengolahan lumpur produksi statiunpemurnian air yang jumlahnya dari hari ke hari kian banyak dan telah menimbulkanproblem sendiri bagi penduduk perkotaan sampaumur ini. Perubahan lumpur tersebut menjadi materi yang stabil dan berkurangnya volume merupakan perkara yang (Nakasaki et al.,1985).
3. Pengomposan memungkinkan untuk mengolah kotoran binatang yang menghasilkan bahanbahan humik dan unsur-unsur biologis yang jikalau dipakai pada tanah-tanah pertanian sanggup menghindarkan dari kerusakan tanah dan tumbuhan dibanding dengan disebar secara eksklusif (Beffa et al., 1994).
4. Pengomposan ialah proses pemanasan aerobik yang selama fase thermofil temperaturnya meningkat sampai pada suatu titik temperatur yang cukup untuk menyehatkan bahan-yang sedang dikomposkan sehingga diperoleh produksi yang meyakinkan (Beffa et al., 1996).
5. Pengomposan tidak hanya sebuah cara untuk mengurangi produksi sampah insan dan mendaur ulang unsur hara, tetapi juga menghasilkan kompos yang sangat mempunyai kegunaan untuk mengkonservasi sumberdaya tanah yang pada dikala yang bersamaan juga untuk media pertumbuhan (Klamer dan Bath, 2000).
6. Penanganan limbah organik padat makin usang makin sulit dan sangat mahal terutama pada lingkungan dimana populasinya sangat padat. Pada jadinya pengomposan mempunyai tujuan ekonomis. Sehingga tak boleh dilupakan untuk menyebutkan bahwa pengomposan ialah sebuah cara pengolahan termudah untuk melaksanakannya dan sangat efisien (Smars et al., 2001) .
Kompos, pupuk organik sehat dan ramah lingkungan
Penambahan materi organik segar ke tanah sebaiknya dihindari alasannya ia menghasilkan perubahan-perubahan ekosistem bersamaan dengan berkembangnya tanaman. Jika materi organik gres terdegradasi sebagian maka degradasi tersebut akan dilanjutkan oleh mikroflora tanah yang menghasilkan produk-produk intermedier yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman.
Penambahan kompos pada tanah sanggup memodifikasi sifat-sifat fisik, kimia dan
biologik dalam jangka panjang. Gobat et al. (1998) memperlihatkan daftar modifikasi yang  di perankan kompos :
a. Kapasitas retensi air dan ketersediaannya bagi tumbuhan meningkat demikian pulastabilitas struktur
b. Melalui humik dalam kompos kapasitas tukar kation juga meningkat. Tanah bisa mengikat mineral tanah lebih banyak yang mendorong ketersedaan mineral bagi akar dan menghindari hilangnya ion-ion
c. Kompos matang merupakan medium komunitas mikroorganisme mesofil yang penting dan beraneka ragam. Hal ini akan meningkatkan acara enzim yang signifikan
d. Pada waktu mikroorgnisme tanah melaksanakan mineralisasi, kompos membebaskan CO2. Konsentrasu CO2 meningkat tidak hanya pada lapisan atmosfir tanah tetapi juga pada selimut udara di atas tanah dan hal ini menguntungkan bagi aktifitas fotosintesa tumbuhan tingakat rendah.
e. Penggunaan kompos memperbaiki kualtas tumbuhan budidaya lantaran adanya peraikan pada tanah, yang tentunya menguntungkan bagi tanaman
f. Pada umumnya kompos menyumbang menekan parasit-parasit tanah yang merangsang berkembanganya acara organisme antagonis (kompetisi, sekresi antibiotik,  hyperparasitisme)
g. Kompos tidak membunuh patogen tetapi tetapi pebngendalian melalui persaingan banyak sekali mikroorganisme yang menguntungkan yang berkembang dan aktif (Ozores-Hampton et al., 1994).
Kita juga sanggup melihat peranan kompos terhadap porositas tanah, kemampuannya mengadsorbsi bahan-bahan toksik dan pestisida, nutrisi organik tanaman.Tanah juga lmerupakan lingkungan yang komplek dan hidup dimana terjadi interaksi diantara elemenelemen antara tumbuhan dan tanah atau di tanah itu sendiri (Mustin, 1987).
Penambahan materi organik segar ke tanah sebaiknya dihindari alasannya ia menghasilkan perubahan-perubahan ekosistem bersamaan dengan berkembangnya tanaman. Jika materi organik gres terdegradasi sebagian maka degradasi tersebut akan dilanjutkan oleh mikroflora tanah yang menghasilkan produk-produk intermedier yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Sebaliknya rasio C/N dari materi organik yang terlalu tinggi akan memunculkan fenomena kelaparan nitrogen (Bernal et al., 1998).



















Daftar Pustaka
Beffa, T., Blanc, M., Lyon, P.-F., Vogt, G., Marchiani, M.., Lott Fischer, J. and Aragno, M.,
1996. Isolation of Thermus strains from hot compost (60-80°C). Applied and
Environmental Microbiology 62 : 1723-1727

Bernal, M.P., Sanchez-Monedero, M.A., Paredes C., Roig, A., 1998. Carbon mineralization
from organik wastes at different composting stages during their incubation with soil. Agriculture Ecosystem and Environment 69: 175-189

Bernal, M.P., Sanchez-Monedero, M.A., Paredes C., Roig, A., 1998. Carbon mineralization
from organik wastes at different composting stages during their incubation with soil. Agriculture Ecosystem and Environment 69: 175-189

Bertoldi, M. de, Vallini, G. & Pera, A., 1983. The biology of composting: a review. Waste
Management & Research 1: 157-176

Chen, Sh.H., 1994. Survey on municipal domestic wastes composting technology in mainland China. Chin. J. Environ. Sci., 15 (1): 53-56.

Dalzell, H.W. Biddllestone;K;R. Gray and K. Thurairajan.1987. Soil Management: Compost production and Use in Tropical and Subtropical Environments. FAO-UN,Rome.

Gaur,A.C. 1982. A Manual of Rural Composting. Project Field Document No 15.



Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.

Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com

0 Response to "Pengomposan Limbah Organik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel