Inilah Cerita Sukses Perjuangan Jamur Kuping Di Pekarangan
Usaha jamur kuping – Kisah sukses kali ini tiba dari petani jamur berjulukan Setyo Utomo. Petani jamur kuping berumur 74 tahun ini ialah salah satu pola pengusaha yang menerjang batasan usia, bahwa usia tidak membatasi seseorang untuk tetap terus berkarya dalam menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual. Pedoman hidup inilah yang hingga ketika ini dipakai oleh mbah Setyo dalam mengarungi kerasnya kehidupan. Segala macam pekerjaan pernah ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Mulai dari pembuat cobek, penambang pasir hingga menciptakan kerikil nisan pernah dilakoni oleh mbah Setyo.
Disaat umur ia semakin bertambah dan kondisi badan yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk meneruskan pekerjaan “berat” tersebut, maka kini kakek dengan 11 orang cucu tersebut beralih untuk menekuni budidaya perjuangan jamur kuping di pekarangan rumah beliau. Dibantu dengan istri dan anaknya, mbah Setyo kini mempunyai sekitar 3.500 lebih baglog jamur kuping dan 3 buah rumah jamur (kumbung) dalam menjalankan bisnisnya.
Untuk memulai perjuangan jamur menyerupai mbah Setyo, Anda sanggup memulainya dengan membaca artikel kami wacana teknik budidaya jamur kuping dengan media serbuk gergaji.
Rumah ia terletak di kampung Genengsari Cangkringan Kabupaten Sleman. Menurut mbah Setyo melaksanakan perjuangan jamur kuping tidaklah sulit. Beliau mengaku perawatan dalam perjuangan jamur kuping ini tidak serumit yang Anda kira dan perawatannya pun sangatlah mudah. Mbah Setyo menyampaikan bahwa ia hanya melaksanakan perawatan dalam cara budidaya jamur kuping yang berupa penyiraman secara rutin dan diubahsuaikan dengan kondisi dari suhu. Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa masa panen jamur kuping yang tidak sesering masa panen jamur tiram memudahkannya dalam melaksanakan proses pemasaran dari produk perjuangan jamur kuping yang di budidayakannya.
Mbah Setyo juga bercerita awal mula ia melaksanakan perjuangan jamur kuping ialah dengan menyiapkan modal sebesar 6,5 juta pada ketika itu. 1,5 juta ia gunakan untuk membangun rumah jamur atau kumbung, sedangkan 5 juta dipakai oleh mbah setyo untuk membeli baglog dengan jumlah sebanyak 3.500 buah.
Di desa daerah tinggal mbah Setyo memang dikenal sebagai desa penghasil jamur kuping dan ia menyampaikan bahwa itu ialah salah satu keuntungannya. Dengan banyaknya petani jamur ia tidak mengalami atau merasa kesulitan dalam mendapat materi baku untuk media tanam jamur (baglog) dan peralatan dalam melaksanakan perjuangan jamur kuping. Beliau berujar bahwa di kampungnya ada 4 lokasi pembuatan media tanam atau baglog dan kurang lebih ada 12 petani jamur kuping yang masih eksis hingga sekarang. “Dengan banyaknya petani jamur di kampung tersebut akan memudahkan satu sama lainnya untuk saling membantu dan lebih gampang untuk saling berkordinasi kalau terjadi apa – apa.” tambah mbah Setyo.
Atas dasar saling membutuhkan dan saling menjaga itulah ketika ini di desa tersebut berdiri satu paguyuban untuk memayungi seluruh petani jamur yang ada di desa. Menurut mbah Setyo dengan adanya paguyuban tersebut, ia merasa lebih gampang untuk mendapat derma modal perjuangan serta lebih memudahkan dalam proses pemasaran hasil produksi budidaya jamur kupingnya. “Intinya dengan adanya forum paguyuban tersebut lebih memudahkan perjuangan jamur kuping para petani jamur di sini” tambah beliau.
Selama mbah Setyo melaksanakan perjuangan jamur kuping ini, ia belum sama sekali menemukan hambatan atau hambatan yang mengganggu dalam proses budidaya jamur kupingnya. Untuk gagal panen belum pernah terjadi akan tetapi musuh terbesar bagi budidaya jamurnya ialah hama dan penyakit yang menyerang sehingga menghipnotis hasil panen yang dihasilkan. Hama flora jamur kuping yang sering menyerang ialah tungau atau crepes. Saat crepes sudah menyerang flora perjuangan jamur kuping Anda maka sanggup dipastikan bahwa jamur tidak akan tumbuh maksimal.
Tips dari mbah Setyo supaya kumbung perjuangan jamur kuping Anda terhindar dari serangan hama penyakit ialah Anda diharuskan senantiasa menjaga kebersihan dari kumbung, selain itu segeralah untuk membuang baglog yang sudah terjangkit hama penyakit supaya tidak menular ke baglog lainnya. Tips lain dari ia untuk mencegah serangan hama dan penyakit ialah dengan menyemprotkan obat pembasmi hama dengan memakai takaran dan hukum yang berlaku pada kemasannya. Hindari penggunaan obat pembasmi secara berlebihan. “Dengan merawat budidaya jamur kuping Anda secara maksimal maka hasil panen yang akan diperoleh akan maksimal juga” kata mbah Setyo.
Masih berdasarkan beliau, satu buah baglog jamur kuping rata – rata menghasilkan dalam masa 6 kali panen dengan kapasitas yang berbeda – beda. Dalam 1.000 baglog jamur tiram panen pertama sanggup menghasilkan panen kurang lebih 1 kwintal jamur kuping dalam kondisi basah. Sedangkan untuk panen selanjutnya jumlah produksi akan mengalami penurunan seiring dengan semakin berkurangnya nutrisi pada baglog. Mbah Setyo selama ini mengaku menjual hasil perjuangan jamur kupingnya dengan kisaran harga Rp 6.000 – Rp 7.500 /kg dalam kondisi basah. Menurut ia sama saja harga yang ditawarkan dalam menjual jamur dalam keadaan berair ataupun kering. Beliau lebih sering menjual jamur kuping hasil budidayanya dalam keadaan basah.
Semakin tingginya tingkat konsumsi dan semakin dibarengi banyaknya petani jamur kuping mengakibatkan kekhawatiran sendiri bagi mbah Setyo. Hal ini tidak terlepas dengan harga yang akan cenderung turun ketika stok jamur di pasaran melimpah. Untuk mengatasi hal tersebut ia ketika ini fokus untuk menghasilkan kualitas jamur kuping terbaik dan menyerahkan kepada pasar untuk menentukan mana kualitas yang pantas untuk dibeli dan mana yang tidak.
Ngomong – ngomong wacana pemasaran jamur, selain memasarkan lewat cara konvensional Anda juga sanggup memasarkannya melalui media online. Ingin tahu caranya? Baca artikel kami berikut ini: Pemasaran Usaha Budidadaya Jamur Melalui Media Online
sumber gambar: indojamur,paktani,jamurorganikjepara
Sumber https://www.infoagribisnis.com
0 Response to "Inilah Cerita Sukses Perjuangan Jamur Kuping Di Pekarangan"
Posting Komentar