Budidaya Flora Cabai
BUDIDAYA TANAMAN CABAI
I.1 Pendahuluan
Cabai (Capsicum Annum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya kawasan Peru dan menyebar ke negara‐negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Salah satu dilema dalam peningkatan produksi dan kualitas mutu cabai yaitu adanya serangan organisme pengganggu flora (OPT) yang terjadi mulai dari pesemaian hingga pasca panen. Diantara OPT utama yang sering menjadikan kerugian pada usahatani cabai yaitu serangan penyakit dengan pathogen/ penyebabnya dari golongan virus. Serangan penyakit virus kuning pada tumbuhan cabai telah menjadikan kerugian besar bagi petani di daerah-daerah pusat cabai di Pulau Sumatera dan Jawa dalam 5 tahun terakhir ini, alasannya yaitu tanggapan serangan geminivirus tersebut menurunkan produksi cabai hingga jauh dari produksi normal, yang kemudian berdampak melonjaknya harga cabai di pasaran. Cabai (Capsicum Annum Var longum) merupakan salah satu komuditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi penting di Indonesia, alasannya yaitu buahnya selain di jadikan sayaruan dan bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikan pendapatan petani, sebagai materi baku industri, mempunyai peluang ekspor, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. luas tumbuhan dan produksi cabai Irian Jaya pada tahun 1998 yaitu 4.104 ha dengan produksi 8565 ton/ha.
I.2 Budidaya Cabai
I.2.1 Pengertian Cabai
Cabai atau cabai merah atau lombok (bahasa Jawa) yaitu buah dan flora anggota genus Capsicum. Buahnya sanggup digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat terkenal di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. (Anonim, 2012).
Klasifikasi Tanaman Cabai
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
I.2.2 Syarat tumbuh
1. Tanah
• Tanah bertekstur remah/gembur dan kaya akan materi organik
• Derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5-7,0
• Tanah tidak becek/ada genangan air
• Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan
2. Iklim
• Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
• Suhu udara 16o - 320 C
• Saat pembungaan hingga dengan dikala pemasakan buah,keadaan sinar matahari cukup (10-12 jam).
I.2.3 Teknik Budidaya
Menurut Hardiyanto (2011) teknik budidaya cabai mencakup :
1. Persemaian
• Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman yaitu 150-300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90%.
• Siapkan media semai dari tanam, pasir dan pupuk sangkar dengan perbandingan 1:1 yang dibentuk bedengan setinggi 20 cm, lebar 1 m dan panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami serta alang-alang/danu kelapa.
• Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antara aritan 5 cm dan ditutup tanah tipis kemudian disiram. Pertahankan kelembaban tanah biar tetap baik dan biji tetap tumbuh.
• Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkorekan untuk memudahkan menanam dan mencegah janjkematian pada waktu tumbuhan dipindahkan. Sebagai oker sanggup dipakai daun pisang, daun kelapa atau kantong plastik. Bibit yang telah dikoker diletakkan dibawah naungan persemaian.
• Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena matahari.
2. Pengelolaan Tanah
• Satu ahad sebelum tanam lahan sudah siap,meliputi mencangkul/bajak dan pembuatan bedengan
• Ukuran bedengan tinggi 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan letakkna dengan jarak antar bedengan 30 cm
• Berikan pemupukan mulsa dari plastik sanggup dipasang sesudah dilakukan pemupukan pupuk sangkar dan jikalau dipergunakan mulsa dari limbah tumbuhan ibarat dang-slang dan sisa-sisa tumbuhan sanggup diberikan sesudah penanaman bibit.
3. Penanaman
• Bibit sanggup dipindahkan pada umur 28-35 hari setalah semai dengan daun 5-7 helai.
• Pilih bibit yang tinggi dan besarnya seragam.tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
• Siram tumbuhan secukupnya sesudah tanam dan penyiraman berikutnya dilakukan 2 hari sekali bilatidak ada hujan.
4. Pemupukan
Pemupuakan diberikan dengan takaran dan aplikasi sebagai berikut:
• Pupuk sangkar 20 ton/ha
• Aplikasi seminggu sebelumtanam
• Urea 150 kg/ha, umur 3,6,9 ahad sesudah tanam dengan takaran 1/3 setiap aplikasi
• ZA 400 kg/ha.umur 3,6,9 ahad sesudah tumbuhan dengan takaran 1/3 setiap aplikasi
• TSP – 36 :150 kg/ha, aplikasi seminggu sebelum tanam
• KCL :100 kg/ha, umur 3,6,9 ahad setetlah tanam dengan takaran 1/3 setiap aplikasi
• Untuk lebih meningkatkan hasil sanggup diberikan pupuk suplemen cair tress dengan takaran 500 1/ha, pada umur 20, 30, 40 dan 50 hari sesudah tanam.
5. Pemeliharaan
• Lakukan penyulaman bile ada tumbuhan yang mati pada pagi/ sore hari.
• Pemasangan air sanggup dilakukan pada dikala penanaman atau sesudah tumbuhan setinggi 30 s/d 50 cm dan pribadi diikat, panjang ajir + 1,5 m.
• Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan jikalau terdapat gulma.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
• Hama dan penyakit yang wereng menyerang tumbuhan cabai yaitu hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit amis buah, bercak daun dan amis batang. Pengendaliannya hama sanggup dilakukan dengan Penyemprotan pestisida alamai ( Lihat artikel wacana pestisida alami )
7. Panen
• Jika tumbuhan cabai sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Buah cabai yang anggun untuk dipanen yaitu buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk.
• Panenlah cabe, jikalau cabai warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih belang hitam).
• Pemanenan sanggup dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus hingga tumbuhan tidak menghasilkan
• Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati - hati biar bunga, buah biar batang tidak rontok/ rusak.
I.3 Kesimpulan
a) Cabai atau cabai merah atau lombok (bahasa Jawa) yaitu buah dan flora anggota genus Capsicum. Buahnya sanggup digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan.
b) Syarat tumbuh cabai
- Tekstur tanah
- Iklim
c) Teknik Budidaya
- Persemaian
- Pengolahan tanah
- Penanaman
- Pemupukan
- Pemeliharaan
- Pengendalian hama penyakit
- Panen
Daftar Pustaka
Anonym (a).2012 tumbuhan cabai. http://huderi.wordpress.com/tag/budidaya-cabai/.
Hadiyanto, Iskandar. 2005. Bertanam Cabai. Balai Pustaka (Persero). Jakarta. 35 ha
Martodireso, sudadi dan Widada Agus Suryanto.2011. Terobosan Teknologi Pemupukan Dalam Era Pertanian Organik. Kanisius. Cetakan ke VII. Yoyakarta. 78h.
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah. Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
I.1 Pendahuluan
Cabai (Capsicum Annum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya kawasan Peru dan menyebar ke negara‐negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Salah satu dilema dalam peningkatan produksi dan kualitas mutu cabai yaitu adanya serangan organisme pengganggu flora (OPT) yang terjadi mulai dari pesemaian hingga pasca panen. Diantara OPT utama yang sering menjadikan kerugian pada usahatani cabai yaitu serangan penyakit dengan pathogen/ penyebabnya dari golongan virus. Serangan penyakit virus kuning pada tumbuhan cabai telah menjadikan kerugian besar bagi petani di daerah-daerah pusat cabai di Pulau Sumatera dan Jawa dalam 5 tahun terakhir ini, alasannya yaitu tanggapan serangan geminivirus tersebut menurunkan produksi cabai hingga jauh dari produksi normal, yang kemudian berdampak melonjaknya harga cabai di pasaran. Cabai (Capsicum Annum Var longum) merupakan salah satu komuditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi penting di Indonesia, alasannya yaitu buahnya selain di jadikan sayaruan dan bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikan pendapatan petani, sebagai materi baku industri, mempunyai peluang ekspor, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. luas tumbuhan dan produksi cabai Irian Jaya pada tahun 1998 yaitu 4.104 ha dengan produksi 8565 ton/ha.
I.2 Budidaya Cabai
I.2.1 Pengertian Cabai
Cabai atau cabai merah atau lombok (bahasa Jawa) yaitu buah dan flora anggota genus Capsicum. Buahnya sanggup digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat terkenal di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. (Anonim, 2012).
Klasifikasi Tanaman Cabai
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
I.2.2 Syarat tumbuh
1. Tanah
• Tanah bertekstur remah/gembur dan kaya akan materi organik
• Derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5-7,0
• Tanah tidak becek/ada genangan air
• Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan
2. Iklim
• Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
• Suhu udara 16o - 320 C
• Saat pembungaan hingga dengan dikala pemasakan buah,keadaan sinar matahari cukup (10-12 jam).
I.2.3 Teknik Budidaya
Menurut Hardiyanto (2011) teknik budidaya cabai mencakup :
1. Persemaian
• Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman yaitu 150-300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90%.
• Siapkan media semai dari tanam, pasir dan pupuk sangkar dengan perbandingan 1:1 yang dibentuk bedengan setinggi 20 cm, lebar 1 m dan panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami serta alang-alang/danu kelapa.
• Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antara aritan 5 cm dan ditutup tanah tipis kemudian disiram. Pertahankan kelembaban tanah biar tetap baik dan biji tetap tumbuh.
• Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkorekan untuk memudahkan menanam dan mencegah janjkematian pada waktu tumbuhan dipindahkan. Sebagai oker sanggup dipakai daun pisang, daun kelapa atau kantong plastik. Bibit yang telah dikoker diletakkan dibawah naungan persemaian.
• Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena matahari.
2. Pengelolaan Tanah
• Satu ahad sebelum tanam lahan sudah siap,meliputi mencangkul/bajak dan pembuatan bedengan
• Ukuran bedengan tinggi 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan letakkna dengan jarak antar bedengan 30 cm
• Berikan pemupukan mulsa dari plastik sanggup dipasang sesudah dilakukan pemupukan pupuk sangkar dan jikalau dipergunakan mulsa dari limbah tumbuhan ibarat dang-slang dan sisa-sisa tumbuhan sanggup diberikan sesudah penanaman bibit.
3. Penanaman
• Bibit sanggup dipindahkan pada umur 28-35 hari setalah semai dengan daun 5-7 helai.
• Pilih bibit yang tinggi dan besarnya seragam.tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
• Siram tumbuhan secukupnya sesudah tanam dan penyiraman berikutnya dilakukan 2 hari sekali bilatidak ada hujan.
4. Pemupukan
Pemupuakan diberikan dengan takaran dan aplikasi sebagai berikut:
• Pupuk sangkar 20 ton/ha
• Aplikasi seminggu sebelumtanam
• Urea 150 kg/ha, umur 3,6,9 ahad sesudah tanam dengan takaran 1/3 setiap aplikasi
• ZA 400 kg/ha.umur 3,6,9 ahad sesudah tumbuhan dengan takaran 1/3 setiap aplikasi
• TSP – 36 :150 kg/ha, aplikasi seminggu sebelum tanam
• KCL :100 kg/ha, umur 3,6,9 ahad setetlah tanam dengan takaran 1/3 setiap aplikasi
• Untuk lebih meningkatkan hasil sanggup diberikan pupuk suplemen cair tress dengan takaran 500 1/ha, pada umur 20, 30, 40 dan 50 hari sesudah tanam.
5. Pemeliharaan
• Lakukan penyulaman bile ada tumbuhan yang mati pada pagi/ sore hari.
• Pemasangan air sanggup dilakukan pada dikala penanaman atau sesudah tumbuhan setinggi 30 s/d 50 cm dan pribadi diikat, panjang ajir + 1,5 m.
• Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan jikalau terdapat gulma.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
• Hama dan penyakit yang wereng menyerang tumbuhan cabai yaitu hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit amis buah, bercak daun dan amis batang. Pengendaliannya hama sanggup dilakukan dengan Penyemprotan pestisida alamai ( Lihat artikel wacana pestisida alami )
7. Panen
• Jika tumbuhan cabai sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Buah cabai yang anggun untuk dipanen yaitu buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk.
• Panenlah cabe, jikalau cabai warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih belang hitam).
• Pemanenan sanggup dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus hingga tumbuhan tidak menghasilkan
• Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati - hati biar bunga, buah biar batang tidak rontok/ rusak.
I.3 Kesimpulan
a) Cabai atau cabai merah atau lombok (bahasa Jawa) yaitu buah dan flora anggota genus Capsicum. Buahnya sanggup digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan.
b) Syarat tumbuh cabai
- Tekstur tanah
- Iklim
c) Teknik Budidaya
- Persemaian
- Pengolahan tanah
- Penanaman
- Pemupukan
- Pemeliharaan
- Pengendalian hama penyakit
- Panen
Daftar Pustaka
Anonym (a).2012 tumbuhan cabai. http://huderi.wordpress.com/tag/budidaya-cabai/.
Hadiyanto, Iskandar. 2005. Bertanam Cabai. Balai Pustaka (Persero). Jakarta. 35 ha
Martodireso, sudadi dan Widada Agus Suryanto.2011. Terobosan Teknologi Pemupukan Dalam Era Pertanian Organik. Kanisius. Cetakan ke VII. Yoyakarta. 78h.
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah. Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
0 Response to "Budidaya Flora Cabai"
Posting Komentar