iklan banner

5 Tips Mempunyai Rumah Bagi Generasi Millennial, Bekerjsama Tidak Sulit

Tingginya harga rumah menciptakan banyak generasi milennial patah arang soal mempunyai rumah sendiri. Banyak yang pesimis generasi anak muda ini bisa punya rumah. Kami tidak setuju. Ada banyak cara biar generasi millennial ini punya kawasan tinggal. Banyak jalan menuju Roma.

Beberapa waktu lalu, kami membaca artikel di sebuah media online yang menyoroti kesulitan generasi ketika ini mempunyai kawasan tinggal. Ada banyak alasan, namun yang menyolok yaitu tingginya kenaikkan harga tanah di kota besar, ibarat Jakarta, yang menciptakan harga rumah menjadi selangit.

Harian Jakarta Post menulis “Millenials see owning a house as mission impossible”.

Artikel ini menceritakan bahwa generasi muda kini pesimis impian mempunyai rumah sendiri alasannya tingginya harga rumah, mahalnya bunga kredit KPR dan sulitnya mencari pekerjaan dengan penghasilan yang layak.

Tentu saja, keadaan ini memprihatinkan. Bagaimanapun rumah yaitu kebutuhan pokok yang setiap orang niscaya ingin memilikinya.

Tips Memiliki Rumah

Apa langkah yang bisa dilakukan generasi millennial mewujudkan harapan punya rumah ?

Kami sarankan 5 hal yang bisa dilakukan.

#1 Menabung Otomatis Untuk DP

Ini langkah yang mungkin sebagian orang sudah pernah mendengarnya. Jangan bosan ya.

Menurut banyak penelitian, kesulitan utama mempunyai rumah yaitu tidak mempunyai dana untuk membayar uang muka yang merupakan prasyarat kredit KPR. Sementara itu, hampir tidak mungkin mengambil rumah bila tidak lewat kredit ke bank.

Karena itu, mau tidak mau, uang muka harus dikumpulkan bila ingin punya rumah. Bagaimana cara mengumpulkan DP ?

Langkah paling basic yaitu menabung dari penghasilan. Namun, banyak yang tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, sehingga sulit mengumpulkan uang muka.

Menurut survey Acorns (2015), kami kutip dari Jakarta Post, bahwa hampir separuh anak muda menghabiskan uang mereka lebih banyak untuk nongkrong di kedai kopi dibandingkan menabung untuk pensiun.

Cara yang paling efektif yaitu menabung ketika gres terima gaji. Jangan tunda hingga tamat bulan, namun ketika honor masuk rekening, eksklusif disisihkan untuk uang muka.

Salah satunya, mereka bisa memanfaatkan fitur Reksadana Auto-Invest, yaitu memotong rekening secara otomatis dalam jumlah dan waktu tertentu setiap bulan untuk diinvestasikan di instrumen Reksadana yang sudah dipilih diawal. Dengan menciptakan prosesnya otomatis, Anda akan dengan sendirinya menabung secara regular.

Dibandingkan menabung uang muka di tabungan, Reksadana menyediakan instrumen yang mengatakan return lebih tinggi dengan tingkat keamanan yang baik. Contohnya yaitu Reksadana Pasar Uang.

Namun, kami sangat tidak menyarankan menabung uang muka di instrumen berikut ini:

  • Reksadana Saham atau Campuran alasannya meskipun potensi return tinggi, tetapi tingginya resiko menciptakan kedua instrumen ini tidak cocok dengan sifat DP yang dikumpulkan dalam jangka pendek.
  • Apalagi di Asuransi Investasi (Unit Link). Sangat tidak disarankan alasannya besarnya potongan biaya dalam asuransi jenis ini.

#2 Beli Apartemen Dekat Akses Transportasi

Rumah tapak terang tidak murah di Jakarta dan sekitarnya. Tingginya harga tanah otomatis menciptakan harga rumah ikut terkerek naik.

Kalau ingin punya rumah dengan harga terjangkau, lokasinya jauh sekali di pinggiran kota. Orang bilang, lokasinya di ujung berung.

Solusinya, Anda bisa membeli apartemen dahulu. Keuntungan membeli apartemen adalah: (1) harga lebih terjangkau dibandingkan rumah tapak; (2) lokasi apartemen umumnya cukup strategis.

Kami pernah melaksanakan survey ke beberapa apartemen yang harganya cukup terjangkau. Di kisaran harga 200 juta sd 300 juta.

Lokasinya memang cukup jauh dari sentra kota. Namun, apartemen ini bersahabat dengan transportasi publik, ibarat KRL atau TransJakarta.

Saat ini, beberapa pengembang dan Pemerintah Daerah menyebarkan TOD (transit oriented development) yang mengintegrasikan properti dengan jaringan transportasi publik, ibarat KRL, MRT, LRT dan TransJakarta. Ini bisa menjadi sasaran buat millennial.

Lakukanlah survei mengunjungi sarana transportasi yang sedang getol dibangun. Kemungkinan besar di sekitar kawasan itu terdapat apartemen yang sedang ikut dibangun.

Baca juga: Nyaman Bertransaksi, Nikmati Hasilnya!

#3 Program Cicilan DP

Kesulitan para first jober, pekerja pemula, yaitu tidak mempunyai uang muka.

Salah satu solusinya yaitu ikut jadwal cicilan DP. Anda mencicil uang muka selama jangka waktu tertentu.

Program ini diinisiasi oleh developer.

Contohnya, pengembang mengatakan waktu selama 22 bulan bagi calon pembeli untuk mencicil uang muka yang dihitung berdasarkan harga beli yang sudah ditentukan di awal.

Calon pembeli mencicil DP ke pengembang. Setelah uang muka lunasi, barulah calon pembeli mengajukan kredit ke bank.

Harga sudah disepakati diawal. Karena itu, ketika nanti lunas beberapa bulan kemudian, harga beli tidak akan berubah dari yang sudah disepakati.

Meskipun jadwal ini cukup membantu, namun beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, yaitu:

  • Harga beli dengan cicilan DP lebih tinggi dibandingkan tanpa cicilan DP. Ini alasannya pengembang ‘kehilangan’ waktu menunggu Anda menuntaskan uang muka.
  • Jika ditengah jalan, Anda gagal menuntaskan cicilan DP atau jadinya pengajuan kredit tidak disetujui bank, maka cicilan yang sudah dibayarkan akan hangus.

#4 Ambil KPR Tenor Paling Panjang

Masalah generasi millineal yaitu DP kecil dan kemampuan mencicil donasi juga kecil. So, harus bagaimana ?

Bagi yang masih muda dan gres masuk bekerja, mereka mempunyai fleksibilitas tenor KPR. Bisa mengambil kredit dalam jangka waktu panjang (sepanjang mungkin…).

Bank umumnya menetapkan masa diatas usia pensiun 55 tahun sebagai batasan dihentikan mencicil kredit lagi. Artinya, para pekerja muda punya kesempatan mengambil masa donasi yang maksimal.

Saat ini, bank yang paling usang memberi donasi KPR yaitu dalam jangka waktu 25 tahun. Anda yang masih berusia dibawah 30 tahun bisa memanfaatkan masa tenor sepanjang itu.

Kenapa tenor menjadi penting ? Karena tenor yang panjang menurunkan jumlah cicilan per bulan.

Meskipun menyetor uang muka kecil, namun Anda masih bisa mendapat kredit alasannya jumlah cicilan yang kecil akhir masa donasi yang panjang.

Bukankah dengan cicilan yang semakin panjang, beban bunga yang peminjam harus bayarkan makin bengkak. Alih – alih bisa lebih besar bunga dibandingkan hutang pokok alasannya lamanya masa pinjaman.

Itu betul soal jumlah bunga yang membesar seiring masa pinjaman.

Namun, Anda perlu ingat bahwa nilai tanah dan bangunan typically di Jabodetabek meningkat setiap tahun dengan peningkatan rata-rata diatas suku bunga KPR.

Artinya, berdasarkan banyak financial planner, tidak duduk masalah berhutang pada asset yang nilainya terus meningkat alasannya ujungnya Anda akan untung akhir kenaikkan nilai asset yang lebih besar dari bunga kredit yang harus dibayar.

#5 Kerja di Perusahaan Dengan Fasilitas KPR

Ini cara yang tidak gampang tetapi tidak mustahil. Beberapa perusahaan mengatakan subsidi bunga KPR kepada karyawannya.

Yang kami tahu dan pernah mengalaminya sendiri yaitu perbankan. Bank menunjukkan kemudahan subsidi bunga KPR yang sangat menarik bagi karyawan mereka.

Karena itu, ketika mulai bekerja, generasi millennial sebaiknya tidak hanya fokus pada honor semata tetapi juga kemudahan donasi dengan subsidi bunga.

ingginya harga rumah menciptakan banyak generasi milennial patah arang soal mempunyai rumah sen 5 Tips Memiliki Rumah Bagi Generasi Millennial, Sebenarnya Tidak Sulit

Kesimpulan

Rumah yaitu kebutuhan primer. Semua membutuhkan kawasan tinggal yang layak dan affordable.

Sedih mendengar pesimisme bahwa generasi millennial tidak bisa mempunyai kawasan tinggal yang layak. Sebenarnya ada banyak cara bisa mempunyai rumah yang bisa mulai dijalankan oleh generasi anak muda ini.

Semoga Membantu !


Sumber https://duwitmu.com

0 Response to "5 Tips Mempunyai Rumah Bagi Generasi Millennial, Bekerjsama Tidak Sulit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel