iklan banner

Pengertian Wawancara Dan Kriteria Penyusunan Pertanyaan

Menurut SEJIWA Foundation bullying diartikan sebagai tindakan penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang sehingga korban merasa tertekan, stress berat dan tak berdaya. Selanjutnya definisi mengenai bullying berdasarkan Rigby dalam Astuti (2008: 3) ialah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan dalam aksi, menimbulkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara eksklusif oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang. Riauskina, dkk (2005: 1-13) mendefinisikan bullying sebagai sikap bernafsu yang dilakukan berulang-ulang oleh sekelompok individu yang mempunyai kekuasaan, terhadap individu lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Kemudian Menurut Tattum dan Tattum dalam Rigby (2002: 27), bullying ialah sikap yang disengaja, sadar impian untuk menyakiti orang lain dan menempatkannya di bawah tekanan.

Berdasarkan uraian di atas maka sanggup disimpulkan bahwa bullying ialah suatu tindakan yang bertujuan dan disengaja untuk menindas dan menyakiti baik secara verbal, non-verbal dan psikis kepada pihak yang lemah dari pihak yang berpengaruh secara berulang-ulang.

Bentuk Bullying
Menurut Wiyani (2012: 27) disebutkan bahwa terdapat empat bentuk bullying, yaitu:
1.      Lisan, contohnya memberi julukan, menggoda, mengejek, menghina, mengancam.
  1. Fisik, contohnya memukul, menendang, menyelengkat.
  2. Sosial, contohnya mengabaikan, tidak mengajak berteman, memberi isyarat yang tidak sopan.
  3. Psikologis, contohnya membuatkan desas-desus, ‘dirty looks’ (pandangan yang mengatakan rasa tidak senang, kebencian atau kemarahan), menyembunyikan atau merusak barang, pesan jahat lewat SMS dan email, penggunaan ponsel kamera yang tidak patut.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa bentuk-bentuk bullying yang biasa dilakukan ialah secara lisan, fisik sosial dan psikologis.

Teori Perilaku Bullying
Wiyani (2012: 14) menyebutkan bahwa sebuah sikap sanggup dikatakan sebagai tindakan bullying apabila:
1.      Ada perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban, dimana terdapat seseorang yang lebih mayoritas dari segi fisik maupun mentalnya dibandingkan dengan orang yang merasa dirinya lemah atau dianggap lemah oleh orang lain.
2.      Ada niat untuk menjadikan penderitaan atau rasa sakit, para pelaku bullying yang mempunyai perasaan acuh, masbodoh atau tidak mempunyai kepedulian terhadap penderitaan orang lain akan melaksanakan tindakan apa saja termasuk tindakan menyakiti temannya biar kekuatan yang ia miliki sanggup diakui oleh korban maupun orang-orang disekitarnya.
3.      Perilaku itu dilakukan berulang kali, sehabis melaksanakan tindakan bullying kepada korbannya sekali duakali, para pelaku mencicipi kenikmatan batin tersendiri yang mana akan menjadikan rasa puas dan besar hati terhadap kekuatan yang dimiliki serta tindakan apa yang sudah ia lakukan kepada orang lain yang lebih lemah. Sehingga untuk terus sanggup mencicipi kebanggan tersebut, pelaku bullying akan terus melaksanakan tindakan agresifnya berulangkali.
Berdasarkan pemaparan di atas maka sanggup disimpulkan bahwa aspek sikap bullying ialah dikarenakan adanya perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban, adanya niat untuk menjadikan penderitaan dan rasa sakit serta dilakukan berulang kali.

Ciri Pelaku dan Korban Bullying
Menurut Coloroso (2004: 55-56) siswa yang mempunyai kecenderungan sebagai pelaku bullying umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) suka mendominasi anak lain, (b) suka memanfaatkan anak lain untuk mendapat apa yang diinginkan, (c) sulit melihat situasi dari titik pandang anak lain. Sedangkan siswa yang akan dijadikan atau menjadi korban bullying berdasarkan Coloroso (2004: 95-97) biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) anak gres di lingkungan itu, (b) anak termuda atau paling kecil di sekolah, (c) anak yang pernah mengalami stress berat sehingga sering menghindar alasannya ialah rasa takut.



Sumber http://dominique122.blogspot.com

0 Response to "Pengertian Wawancara Dan Kriteria Penyusunan Pertanyaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel